[Kanaya Pov]
Setelah kejadian tadi pagi pak Agra marah-marah di kantor, dia sama sekali ga ada panggil gue ke ruangannya. Tadi pulang kerja aja dia langsung pulang gitu aja, tanpa basa basi ke gue.
Gue berjalan ke arah terminal bus yang ga jauh banget dari kantor. Sambil melangkah berat dan menendang batu kerikil yang menghalangi jalan gue
Tin Tin
Gue menoleh untuk lihat siapa yang nge-klakson in gue barusan, ternyata mobilnya pak Agra
"Ayo naik"
"Gausah Pak saya naik bus"
"Naik, Kanaya" ucapnya dengan sedikit penekanan.
Akhirnya gue masuk mobilnya pak Agra dan dia langsung melajukan mobilnya cepat ke arah condominium.
"Kanaya, saya minta maaf soal kemarin" Ucap Pak Agra begitu kita sampai di rumahnya,
"Saya salah, ga seharusnya saya berbuat kaya gitu ke kamu" katanya, gue cuma melirik sebentar dan langsung buang muka.
Sumpah gue masih kesel!
"Nay, maaf" Ucapnya memelas
"Kenapa bapak ngelakuin itu ke saya?" tanya gue, dia mulai mendudukan dirinya di sofa dan mengajak gue untuk duduk juga.
"Saya mabuk, saat saya liat kamu saya pikir kamu Kaluna, mungkin efek alkohol makanya seperti itu"
"Kaluna?"
"Ah dia orang dari masa lalu saya"
Oh gitu. Jd gue cuma bayang-bayang aja nih?!
Tapi kenapa semalem dia panggil nama gue dan bukan si Kaluna itu?Pulang dari rumah pak Agra, gue menemukan kondisi rumah gue yang berantakan. Banyak barang berserakan dimana mana, kaya kapal pecah. Gue tau ini kelakuan siapa.
Gue liat Mama yang lagi nangis di sofa, dan langsung menghampirinya. Mama langsung peluk gue erat dan menumpahkan tangisnya lagi
"Naya, papa kamu... " Ucapnya dengan lemah
"Gapapa ma, udah jangan di pikirin nanti mama sakit lagi"
Emang brengsek lelaki yang berstatus sebagai suami mama. Gue ga anggap dia sebagai seorang ayah, dia cuma sampah yang ada di keluarga ini.
"Papa kamu kalah judi lagi. Dia nyari uang sambil marah-marah. Mama ga kuat Nay kaya gini terus"
"Sabar ya ma, kalo aja Naya sama kak Keenan punya uang, kita pasti bisa keluar dari rumah ini"
Gue harus nyari uang kemana lagi. Hasil kerja gue sebagai sekertaris dan asisten pribadi pak Agra cuma bisa buat bayar hutang judi Papa.
Dug Dug Dug
Suara ketukan pintu terdengar nyaring, gue langsung buka pintu buat liat siapa orang bego yang ngetuk rumah orang sampe berisik
Ceklek
BrukkTubuh gue terdorong sampai menabrak tembok belakang,
"Aduh"
Arghh sial, orang ini lagi
Seorang pria bertubuh tegap masuk rumah gue dengan paksa, dia adalah rentenir yang pinjemin uangnya buat judi Papa.
"Kanaya, tenggat kamu sampai akhir bulan ini. Kalau hutang papa kamu tidak di lunaskan, rumah ini jadi jaminannya" ucap si rentenir itu
"DENGER GAK?!"
"I-iya om"
"100 juta lagi, kamu sama kakak mu itu harus lunasin bulan ini juga" katanya dan langsung pergi dari rumah gue.
100 JUTA?
Duit dari mana anjir.Butuh berapa lama gue sama kak Keenan buat ngelunasin hutang itu dengan gaji kita???
Besoknya,
"Kanaya kamu dengerin saya ngomong ga sih?"
Suara pak Agra membuyarkan lamunan gue.
"Maaf kenapa pak?"
"Kamu tuh lagi mikirin apa? Saya ngomong panjang lebar kamu diem aja" tanya pak Agra, gue cuma menggeleng pelan
"Gapapa pak, tadi bapak ngomong apa?"
"Pulang nanti ikut saya ke rumah"
"Ada kerjaan kah?"
"Liat aja nanti" ucapnya, dan langsung meninggalkan gue ke ruangan nya.
Gue lagi mikirin gimana caranya dapet 100 juta sampai akhir bulan ini. Kalo ga kekumpul gimana? Gue sama Mama dan kak Keenan mau tinggal di mana kalo rumahnya di sita?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boss ✖ PCY
FanfictionSiapa sangka bos nyebelin itu bakal jadi pacar gue? start : [30062018] republish : [05092024] ©defjeffbi