14

38 3 0
                                    

[Kanaya Pov]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Kanaya Pov]

Setelah semua kerjaan beres, gue mulai merapihkan meja kerja gue. Jam menunjukan pukul empat sore, artinya sebentar lagi waktunya pulang kerja.

Pak Agra masih belum balik ke kantor dari jam makan siang. Dia bilang ada urusan di luar kantor.

Setelah kemarin gue abis liburan bareng pak Agra, untungnya ga ada gosip kaya waktu dulu gue ke Bali. Padahal gue udah wanti-wanti takut ada paparazi yang fotoin gue sama pak Agra diam-diam.

"Kanaya, pak Agra masih belum balik?" Leo menghampiri gue sambil membawa setumpuk berkas

"Gatau nih ga ada kabar, kenapa emang?"

"Nih berkas yang harus di acc"

"Sebanyak ini?"

"Heem. Gue aja gumoh liatnya" ucap Leo, gue cuma ketawa kecil

Ting!

satu notifikasi masuk, ternyata dari pak Agra

satu notifikasi masuk, ternyata dari pak Agra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lembur orangnya" kata gue

"Siapa?"

"Pak Bos"

"Yaudah balik lah gass!"

Akhirnya gue bawa setumpuk berkas yang Leo kasih ke ruangan pak Agra, biar besok bisa langsung dia tanda tangan in.

Baru selangkah gue keluar dari ruangan pak Agra, gue ketemu sama manusia yang gantengnya ga manusiawi

"Kanaya, belum pulang kamu?"

"Eh pak Bian, ini baru mau pulang saya pak" pak Bian tersenyum, aduh meleleh gue

"Pulang bareng saya mau?"

aduh apa nih, di ajak pulang bareng cogan 🌚

"Eh gausah pak, takut ngerepotin"

"Mana ada ngerepotin, kita searah kok" katanya. Akhirnya gue mengiyakan ajakan pak Bian, Asikkk bisa irit ongkos

Gue menunggu pak Bian di lobby, sementara dia lagi ambil mobil di parkiran. Gue yakin banget, setelah gue masuk mobil pak Bian nanti, pasti ada aja cewe-cewe yang ga terima.

Ting Ting!
pak Agra chat gue lagi,

Ting Ting! pak Agra chat gue lagi,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

huft.. padahal gue udah ngebayangin bakal rebahan setelah pulang kerja nanti

"Kanaya! Ayo masuk" sapa pak Bian dari dalam mobil

"Pak maaf banget kayanya ga bisa pulang bareng, tiba-tiba saya ada urusan lain" pak Bian keliatan sedikit kecewa, tapi setelah itu dia senyum lagi

"Yaudah gapapa, next time pulang bareng saya ya?" dan gue hanya mengangguk. Setelah itu mobil pak Bian mulai menjauh dari pandangan gue.

Sekarang gue berada di apartemen pak Agra sambil membawa setumpuk berkas yang Leo bawa tadi, ternyata berat juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang gue berada di apartemen pak Agra sambil membawa setumpuk berkas yang Leo bawa tadi, ternyata berat juga.

Pak Agra masih belum pulang, dan gue di minta tunggu karna berkasnya bakal gue bawa lagi ke kantor besok.

Gue merebahkan diri di sofa. Sambil menunggu pak Agra, gue nonton drakor di handphone. Tapi lama kelamaan mata gue terasa berat. Tidur sebentar kali ya?

Gue merasakan ada tangan yang mengelus pipi, yang membuat gue terbangun dari tidur. Pemandangan pertama yang gue liat setelah gue buka mata adalah wajah senyum pak Agra

"Pak Agra?"

"Hmm, maaf ya jadi ngebangunin kamu" gue mulai duduk dan liat jam di handphone,

ANJIR JAM 8 MALAM????
berarti gue tidur selama 3 jam!

"Yaampun pak maaf, saya ketiduran"

"Gapapa kok, saya juga baru pulang" pak Agra mendudukan dirinya di samping gue, dan dia menaruh kepalanya di paha gue.

"Begini dulu ya, sebentar aja" ucapnya. Pak Agra mulai memejamkan matanya, bisa di lihat kalau dia kecapean sekarang.

Ga ada percakapan di antara kita, gue cuma sibuk mengelus rambut pak Agra, dan dia masih memejamkan matanya.

Gue memperhatikan satu persatu wajah pak Agra, mulai dari mata, hidung, lalu di bibir. Ah bibir itu terlihat begitu menggoda!

Sadar Kanaya! ga boleh khilaf!

"Kamu mau?"

Deg.

Pak Agra membuka matanya dan menatap gue,

"Mau apa?"

Pak Agra menunjuk bibirnya, dan gue langsung memalingkan wajah ke arah lain. Sial, bahkan sekarang pipi gue memerah!

Tanpa babibu, pak Agra meraih tengkuk gue dan langsung menempelkan benda kenyal itu di atas bibir gue. Ia menyesapnya perlahan dan membuat gue larut dalam permainannya,

Ah sial, lagi dan lagi gue ga bisa berkutik

Ma Boss ✖ PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang