~~•°Adam's Chronicle°•~~
"Gimana kabar kalian?" Seorang pria memakai setelan kemeja dan celana berwarna mustard tengah berdiri di balik mejannya. Adam Lewin, murid-muridnya memanggil ia Pak Adam. Adam adalah seorang guru sekaligus wali kelas 12 IPA 2 di SMA Harapan.Ia berasal dari keluarga serba ada. Rata-rata sepupu dan saudaranya yang lain berprofesi sebagai pilot, arsitek, dokter, dan banyak juga yang mengelola perusahaan keluarga. Namun, entah mengapa Adam sangat keukeh untuk menjadi guru dan bercengkrama dengan murid-muridnya yang kadang kala melampaui batas.
Tidak ada materi pembelajaran hari ini. Dua minggu yang lalu mereka baru saja menyelesaikan *PTS. Jadi ini adalah hari pertama mereka masuk setelah masa liburan.
"Baik, Pak," jawab sebagain besar siswa.
"Alhamdulillah baik."
"Kurang baik, Pak. Ditinggal pacar, jadi jomblo, deh," teriak siswa paling belakang yang duduk di pojok kiri kelas. Hal itu lantas mengundang tawa penghuni kelas.
"Ok, sudah-sudah!" Adam mengkondisikan kembali suana kelas yang tiba-tiba seperti pasar.
Setelah suasana senyap kembali Adam mulai berbicara, "Hari ini kita--"
"Assalamualaikum. Maaf, Pak, saya telat." Tiba-tiba seorang siswi muncul dari balik pintu. Ia tampak kelelahan, buliran keringat membasahi pelipisnya.
Adam tertegun melihat sosok itu. Kedua pasang mata mereka saling beradu tatap untuk beberapa detik. Adam membuang pandangan seraya berdehem sebelum menjawab salam, " Wa'alaikum salam warahmatullah. Silakan masuk."
Gadis itu langsung masuk dan menuju bangku kosong di sebelah Arum, tempat biasa ia duduk. Di belakang mereka ada Luna yang duduk sendiri, ia juga sahabat gadis itu dan Arum.
"Kok, lu bisa telat, sih, Frey?" tanya Arum ketika gadis itu baru saja mandaratkan duduknya di bangku.
Ia tak manjawab pertanyaan yang dilontarkan Arum. Mukanya kelihatan lesu. Apa dia belum mandi?, pikir Arum.
"Freya!" Arum mengibaskan telapaknya di depan muka gadis yang bernama Freya itu. Tampaknya ia sedang tidak sehat atau mungkin juga sedang ada masalah. Tak biasanya ia tidak fokus seperti ini.
"Eh, e-iya?" Freya terjengit, seakan nyawanya kembali lagi ke dalam raga. Ia baru saja melamun.
"Lo sakit?"
"Enggak, kok, gue sehat," jawabnya.
"Lagi ada masalah?" Arum bertanya lagi.
Freya menelan salivanya, "E-enggak." Ia kembali teringat akan suatu hal.
"Bohong lu!" Arum dapat melihat dari mata Freya, ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya itu.
"Beneran, gue gakpapa."
"Jangan bohong lu sama gue, lu gak pernah bisa bohong ke gue!" desak Arum.
Freya menunduk. Ia menghembuskan napas panjang. Arum benar, sahabatnya itu tahu jika ia menyembunyikan sesuatu. Ia bahkan tidak pandai berbohong walau untuk hal-hal kecil. Freya memang tipe cewek yang selalu jujur apa adanya. Meski ia tergolong cerdas, di mana rata-rata orang cerdas akan lebih sering berbohong untuk sebuah alasan logis. Ya, cerdas memang beda tipis dengan licik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adam's Chronicle
RomanceUPDATE SETIAP HARI SENIN-JU'MAT! Adam Lewin adalah seorang guru di sebuah SMA favorit yang telah bertunangan. Hidupnya baik-baik saja sebelum sebuah insiden kamar hotel membuatnya harus terjerumus dalam masalah rumit. Freya Zelline, murid peraih li...