makan.

65 18 6
                                    

Gue ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada oknum jeoni james yang berhasil bikin perut gue serasa penuh, begah, mau meledak, dan istilah-istilah hiperbola lainnya yang masih setara dengan itu semua. Walaupun sepertinya itu gak sama sekali hiperbola. Karna kenyataannya gue kaya mau muntah padahal roti bakarnya masih setengah dan martabaknya masih utuh. Sumpah, ya, pengen banget gue lempar kepala si behel. Emang dia gak tau ya kalau orang kenyang tuh otomatis malas gerak?

"cemberut terus. Dimakan tuh rotinya. Dikit lagi tau, yang."

Gue menghela napas, menetralkan rasa kesal. Udah dari satu jam yang lalu gue marah sama anak ini. Jadi kesannya gue kayak gak bersyukur banget dibeliin makanan sebanyak ini. Padahal, seharusnya dia tau kalau niat gue gak gitu. Gue Cuma mau ngingetin aja. Walaupun duit dia ngalir terus kaya air, tetep aja gak boleh boros begini.

Makanya, dengan merasa agak bersalah, gue menoleh pada jeje dan memasang wajah memelas kepunyaan gue. "je, gue kenyang. Udahan, ya, gamau lagi.."

Jeje keliatan kaget. Dia sampai meletakan potongan roti yang baru hendak digigitnya dan mengalihkan atensi ke muka gue. "heh, lo ngape?" dia beringsut mendekat. Mengusap dahi gue dan menepuk pelan kedua pipi gue. "kok udahan lo ngomelnya? Eh, tapi kenapa tadi? Kenyang? Yah, mubazir dong, yang."

"ya makanya tadi dibagi dua aja sama kak nopan!!!!" gue memekik terlalu gemas. Sebuah refleks yang kemudian gue sesali karna sepertinya itu terhitung sebagai omelan. "eh, maaf.."

Jeje menjauh dari hadapan gue. Dia kembali duduk di sofa dan meminum isi gelasnya : cola. "tch, lo kenapa, sih?" hela napasnya sampai ke rungu gue. "kalau mau marah, marah aja. jangan ditahan. Gue gamau ya lo tiba-tiba ngambek dan ngediemin gue karna mendem emosi lo sendiri,"

Gue tersentak. "g-gue gak mau marah."

Jeje menaikkan sebelah alisnya. "lo gak biasa gini, bub. Keluarin aja apa yang seharusnya lo keluarin. Lo tau kan gue gak pernah gak suka sama apa yang statusnya dari dan punya lo?"

Gue menggangguk. "tapi serius. Gue.. gak mau marah. gue mau minta maaf jadi marah-marah. dan makasih udah beliin ini semua."

Jeje terkekeh. Pandangannya kembali ia alihkan ke televisi. "kayaknya bener deh, lo emang kenyang. makanya jadi mabok gini."

Gue mendengus. Meraih bantal sofa dan melemparkannya ke arah jeje. "apaan sih!" 

•••

gemes sendiri T~T

i am you series : terikat agar tak berjarak. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang