Masih ingat dengan Bondan, Rezza, Catur dan Si Kecil Bimo. Bagaimana kabar mereka sekarang?
Inilah sequel 2, lanjutan dari cerita KUCING. Kisah asmara antara Bondan dan Rezza yang belum tuntas. Cinta BELOK BERKELOK-KELOK.
Bagaimana akhir dari hubu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Emang kenapa lu sampai kenal sama Agung. Sejak kapan?" tanya Bondan merasa prihatin.
"Dulu, Agung itu tetangga gua. Dia baek banget ke gua waktu itu. Tapi itu dulu, sebelum dia nembak gua."
"Apaaa! Dia pernah nembak lu?"
"Maksudnya, dia demen lu, gitu?" tanya Bondan sedikit memelankan laju mobilnya.
"Iya. Ternyata dia suka gua, pantesan dia baik banget. Hampir tiap hari gua diajak jalan-jalan. Ditraktir ini itu. Dibelikan baju bola yang ori, celana mahal dan juga jaket keren. Ya gua senanglah, dikasih-kasih gratisan."
"Kata temen-temen sih, dulu, pas gua baru masuk kelas 10 SMU, wajah gua gak kayak gini, Bon. Sekarang mah, kucel gak keurus. Gak ada yang perhatiin lagi semenjak ortu gua sibuk berantem mulu di rumah."
"Dulu, wajah gua masih kinclong. Putih dan mulus. Apalagi bibir gua, Bon. Merah-merah gitu, dah. Tapi itu dulu, sebelum gua jadi perokok akut kayak sekarang. Makanya Agung suka banget megang-megang gua. Gua belum ngarti, kalo dia ternyata homo."
"Dia sering banget ikut bermalam di tempat gua. Apalagi kalo sebelum minep, dia pasti ngajak dan ngajarin gua maen skateboard. Itu memang permainan impian gua sejak SD. Gua benar-benar seneng dan antusias banget. Gua mulai masuk perangkap."
"Biasanya, dia ngajak gua maennya, sore-sore, menjelang maghrib. Jam segitu kan jalanan udah lumayan lengang buat latihan. Apalagi kalo maennya ke GSG Unila, gua semangat banget. Jalur kampus di sana, lumayan keren. Banyak cewek-cewek kampus berseliweran. Cantik-cantik, lagi."
"Tapi, kadang dia ngajak maennya ke daerah Pahoman di sekitar stadion lama."
"Nah, kalo disitu, banyak cowok ganteng temen-teman dia."
"Tapi kadang gua risih. Mereka, bercandanya terlalu aneh, buat gua," ucap Ipang sambil melirik wajah Bondan yang begitu serius mendengarkannya.
"Aneh gimana, Pang. Apa mereka..."
Drreeetttt... Drrreeett... Dreett
Tiba-tiba Ponsel Bondan bergetar di saku celananya, memotong pertanyaan dan kisah Ipang, sejenak.
"Ade Bimo rewel terosnih dari tadi. Dia takut Abang ada di rumah sakit, kayak dulu."
"Tapi Abang betulan gak di rumah sakit, kan? Aku juga takut, Bang!" ucap Catur terdengar dengan suara yang mau menangis.
"Maafin Abang, De. Abang telat pulang karena ada urusan 'mendadak' sama temen Abang. Sebenarnya Abang mau nelpon tadi malam, tapi Abang takut ganggu tidur Ade."
"Nih, Abang udah hampir sampai, kok. Tunggu aja bentar. Tolong kasihkan hape Catur ke Ade Bimo, biar dia dengar sendiri suara Abang," suruh Bondan khawatir kalo Adik bungsunya itu menangis.
