Dua

7 4 0
                                    

"Jangan mau selalu bersamaku karena jika aku pergi kau akan kehilangan dan mungkin kau tidak akan terbiasa dengan kata 'kehilangan' "

_________________________

Ardi yang datang dari kantor segera menghampiri anaknya yang merintih kesakitan. Melihat luka dilutut anaknya Ardi segera menyakan kepada Tasya.

"ada apa ini?" Tanya Ardi tegas.

"tadi pas Nala naik sepeda Nala jatu pah," Jawab Nara.

"kan papa udah bilang tungguin papa pulang kantor nanti papa yang ngajarin." Kata Ardi denga mengelus surai Nara. "trus siapa yang ngajarin?" Lanjut Ardi bertanya.

"aku pah." Jawab Ara dengan suaranya yang dipelangkan sambil menunduk.

"oh jadi kamu yang bikin anak saya jatuh." Kata Ardi dengan suara yang meninggi.

"mas udah ini bukan salah Ara." Kata Tasya dengan mengelus lengan suaminya.

"nggak bisa dia udah bikin anak saya terluka jadi kamu ikut saya kamu juga akan saya buat terluka." Tegasnya dengan menuntun Ara dengan kasar membawanya kegudang.

"tunggu disini dan jangan kemana-mana." Perintah Ardi kemudian berlalu dari gudang.

Tasya terus saja mengejar suaminya agar memberi maaf kepada Ara tapi usahanya sia-sia.

"mas aku mohon Ara masih kecil dia juga nggak salah mas." Kata Tasya yang mulai terisak.

"nggak bisa, Awas." Ujar Ardi dengan menyentak kasar tangan Tasya yang berada dibahunya. Ardi segera kembali kegudang setelah apa yang ia mau didapatkan.

Ardi kini berdiri dihadapan Ara yang meringkuk dengan sorot mata yang menajam.

"BANGUN." Teriak Ardi dan segera dipatuhi Ara.

Ardi mencambuk Ara tanpa ampun seperti manusia tidak mempunyai hati. Ia tidak memerdulikan tangisan pilu dan teriakan Ara. Ia mengunci gudang agar Tasya maupun Nara tidak mencegahnya.

"AMPUN PAH SAKIT HIKSS." Teriak Ara disahuti suara cambukan dari Ardi.

"PAH UDAH KASIAN ARA PAH." Teriak Tasya sambil menggedor-gedor pintu.

"tidak ada kata ampun untukmu yang sudah membuat anakku terluka," Kata Ardi. Ia memang ayah yang tidak mempunyai hati.

"PAH NALA MOHON JANGAN CAMBUK KAK ALA BUKAN KAK ALA YANG BUAT NALA JATU TAPI NALA SENDILI YANG JATUH. KALO PAPA NGGAK TULUTIN NALA, NALA BAKAL MOGOK MAKAN." Teriak Nara dan dipatuhi oleh Ardi.

Segeralah Ardi menghentikan kegiatannya lalu beralih mencengkram rahang Ara. Ara yang masih berumur 11 tahun hanya mampu menangis sesegukan diperlakukan seperti ini oleh Ardi.

"kamu saya hukum tidur disini selama dua hari dan jangan minta makan." Ujar Ardi dengan menghempaskan kasar rahang Ara.
Segeralah Ardi keluar disambut oleh Tasya, Nara dan dua pembantunya.

My WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang