"rumah baru, sekolah baru dan kehidupan baru. Takdir baruku baru dimulai".
____________________
Sesampai dirumah Marvel, Stevan segera berjalan dimana orang-orang melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Ia segera menghampiri Marvel yang duduk disamping jenazah sang ayah.
"vel yang sabar yah gue turut berduka cita atas berpulangnya om Heru". Ucap Stevan dengan menepuk pundak Marvel.
Stevan terus menemani Marvel sampai Heru diantar keperistirahatan terakhirnya. Steleh semua berdo'a, satu persatu meninggalkan pemakaman dan hanya tersisa Marvel, Steva dan Laras ibunya Marvel.
"mas kenapa kamu cepet banget perginya, siapa yang bakal jagain aku mas, jagain Marvel trus perusahaan kamu gimana?". Isak Laras dengan memeluk nisan Heru.
"awas aja siapapun yang bikin bokap gue seperti ini akan menanggung akibatnya". Batin Marvel.
"Vel pulang yuk udah panas ajak gih nyokab lo". Ajak Stevan diangguki Marvel.
"mah kita pulang yah besok kita kesini lagi ok?". Ajak Marvel dengan halus.
Lasar menggeleng keras. "enggak mama nggak mau ninggalin papa kasian papa sendirian pasti papa takut". Cicit Laras dengan surara melirih.
"mah papa bakal sedih kalo mama terus-terusn nangis papa juga bakalan nangis loh. Besok kita kesini lagi kok". Bujuk Marvel dan langsung diangguki Laras.
Mereka bertiga berjalan beriringan keluar dari area pemakaman dengan Laras dirangkul Marvel dan Marvel dirangkul Stevan.
Setelah ketiganya memasuki mobil, supir keluarga Denandra segera melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kediaman keluarga Denandra.
Selang beberapa menit, mobil yang mereka tumpangi memasuki palataran rumah Marvel dan ketiganya bergegas turun satu persatu. Marvel segara membawa sang ibu kedalam kamarnya sedangkan Stevan menunggu Marvel diruang keluarga. Tak lama menunggu, Marvel pun datang dan duduk tepat disamping Stevan.
"gimana ceritanya bokap lo bisa kecelakaan?". Tanya Stevan setelah Marvel duduk disampingnya.
"gue juga nggak tau pasti, tapi menurut keterangan yang didapat polisi tadi, mobil bokap gue dengan mobil yang tertabrak dengan bokap gue sama-sama keluar jalur". Jelas Marvel diangguki Stevan.
"korbannya bokap lo doang?". Tanya Stevan lagi.
"katanya sih ada tiga korban termasuk bokap gue dan satunya lagi selamat rapi nggak tau kemana dia diamankan". Ujar Marvel.
"berarti mereka sama-sama bersalah dan seharusnya dia harus dimintai keterangan". Titah Stevan dibalas angkatan bahu Marvel. "maybe". Ucap Marvel seadanya.
"gue bakal bantuin lo cari tu pelaku". Tegas Stevan diangguki Marvel.
"eh lo nginep yah". Pinta Marvel.
"ok sip gue bakal hubungin nyokab dulu". Kata Stevan dibalas anggukan Marvel.
Setelah telepon tersambung, segeralah Stevan menberitahu maminya kalau ia akan menginap untuk menemani Marvel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wound
Teen Fiction~ Anggara Dwi Natra ~ Sama seperti yang lain, ayah adalah cinta pertama anak perempuannya akupun seperti itu, tapi kasi sayang seorang ayah mungkin hanya halusinasi ku saja. ~ Marvelio Smith Denandra ~ Teman, aku menganggapmu teman bahkan saudara y...