02. Bertemu Kembali?

14 3 0
                                    

Enjoy!!! ❤

***

Pagi-pagi sekali Zea sudah sampai di sekolahnya.

Memang sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi Zea untuk datang ke sekolah lebih awal, selain untuk menghindari macet, tentu saja untuk menghindari keramaian murid-murid yang datang, karena Zea tidak suka itu.

Zea berjalan menuju kelasnya melewati koridor yang terlihat masih sepi, hanya ada beberapa murid yang terlihat sudah datang, mungkin bisa di hitung jari.

Hanya melewati beberapa kelas lagi untuk sampai di kelasnya, Zea bersenandung pelan sembari menundukkan kepala. Sembari berjalan pelan, menikmati koridor yang sepi. Mungkin Zea masih bersenandung jika saja orang di depannya tidak menabrak tubuhnya. Zea mundur beberapa langkah akibat dorongan yang diberikan oleh orang yang telah menabraknya.

Jujur saja, Zea akan memarahi orang yang telah  menabraknya.

Zea mengangkat kepalanya, menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya, kemudian menatap orang yang telah menabraknya. Namun, orang itu malah tertawa sembari menatap Zea.

Mungkin tadi Zea bilang akan memarahi orang yang telah menabraknya, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.

Zea menghela nafasnya ketika tau siapa orang yang telah menabraknya. Taca, teman sekelas Zea sekaligus teman sebangkunya.

"Zea maaf tadi aku buru-buru, jadi ga merhatiin jalan", Zea hanya mengangguk mengiyakan.

Zea sudah biasa jika teman sebangkunya ini melakukan hal-hal seperti ini, menabrak orang contohnya. Tidak hanya Zea, tetapi Taca juga pernah menabrak murid lain sebelumnya. Taca perempuan yang memiliki sikap yang berlebihan terhadap sesuatu yang disukainya. Memiliki sikap yang mudah berbaur dengan orang lain, tentu saja Taca kebalikan dari Zea.

"Emangnya lo buru-buru mau kemana sih? Masih pagi begini", Zea heran apa yang membuat perempuan di depannya ini terlihat begitu terburu-buru, bahkan bel masuk pun masih 30 menit lagi.

Taca kemudian menatap Zea, "Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya, sini aku bisikin biar ga ada yang denger", Zea kemudian mendekatkan telinganya ke wajah Taca. Berharap mendapatkan informasi yang mengejutkan.

Sebenarnya tidak akan ada orang yang mendengar ucapan Taca, toh sekolah pun masih sepi, tidak banyak murid di sekitar mereka. 

"Jadi aku mau ke kantin, katanya hari ini gorengan Teh Yati lagi ada promo beli 2 gratis 1", sia-sia sudah waktu Zea hanya untuk mendengar informasi semacam itu.

"Selalu deh lo, bikin gua penasaran tapi ujung-ujungnya malah informasi yang ga jelas", ujar Zea kesal. "Abisnya kapan lagi Teh Yati ngadain promo, ini pertama kalinya kantin sekolah kita ada promo, aku gamau ketinggalan", ucap Taca dengan senyum yang merekah di wajahnya.

"Kamu mau nitip ga Ze? Aku beliin deh, enak loh masih anget-anget gorengannya".

"Gue udah kenyang, jadi lo aja ya yang beli. Udah udah mendingan buruan deh lo ke kantin", Zea kemudian mendorong tubuh Taca untuk segera beranjak pergi.

"Yaudah, aku duluan ya. Dah Zea, sampai ketemu di kelas", Taca pun berlari sembari melambaikan tangan ke arah Zea. Zea yang melihat hanya tersenyum sembari geleng-geleng kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam kelasnya.

***

Suasana kelas menjadi semakin ramai ketika Faiz, si ketua kelas, memberikan info bahwa hari ini Bu Fita Guru sejarah tidak bisa masuk karena ada keperluan mendadak. Alhasil semua murid kelas XI IPA 2 bersorak kegirangan.

"Asik gue bisa tidur sampe jam istirahat", ucap Dinta lantang, dan membuat seisi kelas menatapnya.

"Eh Dinta lu gausah seneng dulu, liat nih apa yang gua bawa", ucap Faiz sembari memperlihatkan kertas yang sedari tadi ia pegang. Semuanya pun kembali menatap Faiz.

STRANGER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang