Chapter 11🤝

175 40 7
                                    

Hari minggu ini Akash baru saja mengantarkan pulang Savira dari tempat olahraganya. Kekasihnya itu terus menelpon di pagi hari agar mau mengantarkannya. Karena kesal Savira terus menelponnya, Akash jadi mengiyakan permintaan kekasihnya itu.

"Kamu yakin ga mau mampir dulu?" tawar Savira.

"Makasih. Gue mau langsung pulang aja," tolak Akash.

"Titip salam buat mamah lo," lanjut Akash lalu membalikkan badannya menuju motor ninjanya.

Savira menganggukkan kepalanya seraya tersenyum manis pada kekasihnya itu. Kemudian, Akash menaiki motornya, memakai helm full face lalu bersiap-siap memutar gasnya.

"Akash, tunggu!!"

Akash menoleh menatap Savira heran.

"I love you," ucap Savira sebelum akhirnya pergi ke dalam rumah dengan perasaan senang.

Akash menghembuskan nafas. Savira selalu seperti itu. Akash sudah terbiasa. Cowok itu pun memutar gasnya melesat meninggalkan pekarangan rumah Savira.

"Setiap harinya rasa cinta aku makin bertambah sama kamu, Mahesvara Akash Pratama," gumam Savira sambil melihat motor Akash yang sudah menjauh hingga menghilang dari pandangannya.

"Savira, ngapain kamu diluar? Ayo masuk ke dalam!" perintah mamahnya itu.

"Eh ... Sejak kapan mamah di luar?"

"Ibu habis beli makanan di sebrang."

Savira melihat dua kantong plastik yang dibawa oleh mamahnya itu.

"Ibu beli bakso?"

Mamahnya mengangguk tersenyum seraya mengangkat dua kantong plastik itu tepat di wajah Savira.

"Yukk kita makan!"

"Biar Savira aja yang bawa, mah."

Mamahnya memberi dua kantong plastik itu ke Savira.

"Bentar ya, mah. Savira mau ambil mangkuk dulu di dapur."

Savira pergi menuju dapur lalu mengambil dua mangkuk dan dua sendok makan.

Setelah menuju dapur. Savira segera menuangkan baksonya ke dalam mangkuk.

"Tadi ibu lihat Akash nganterin kamu pulang ya?"

"Em ... iya, mah. Tadi juga Savira minta Akash suruh mampir dulu ke rumah tapi Akash nolak," ucap Savira sambil menyendokkan bakso ke mulutnya.

"Ya baguslah soalnya ibu juga cuma beli dua bungkus bakso. Kasian kalo dia gak dikasih." Mamahnya terkekeh pelan sambil menyantap bakso.

Savira hanya tersenyum tipis mendengar mamahnya mengucapkan itu.

"Oh ya mamah masih ingat sama Dilla gak?" tanya Savira tiba-tiba.

"Dilla?" Mamahnya terlihat heran.

"Iya, mah. Sahabat Savira waktu kelas sepuluh kan dulu Savira pernah ngajak dia kesini."

"Yang suka bareng nyanyi sama kamu itu?" tebak mamahnya.

Savira menganggukan kepalanya.

"Kenapa emangnya?"

"Savira mau ngajak Dilla kesini sore nanti. Savira kangen banget sama dia, mah."

Mamahnya tersenyum. "Yaudah ajak aja. Mamah juga jadi kangen sama temen waktu itu."

                            💕💕💕

Akash membuka pintu rumahnya perlahan. Menaiki tangga lalu masuk ke dalam kamarnya.

PARADILLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang