Perkenalan

7 1 0
                                    

"Memang, bangun pagi itu enak." kataku turun dari tempat tidur yang sangat berantakan, karena tidak aku bereskan selama minggu.

"CA!! Cepet lama banget sih. Hari pertama kuliah malah lama banget, nanti telat!" teriak Mamaku dari lantai 1. Hebat bukan dari lantai satu saja teriakannya seperti Godzilla yang ada di film-film.

"IYA AKU MANDI!!" balasanku kepada Mama, karena aku kesal setiap hari selalu diteriaki, memang aku sulit bangun tapi tidak segitunya kan?

"Hei, kamu mandi duluan?" suara Kakakku dari belakang sewaktu aku mau masuk kamar mandi.

"Iya, Kakak ngak dengar Mama, jadi aku duluan."

Kakakku itu memiliki wajah yang amat tampan, dia juga pintar dalam segala bidang, dan juga dia punya wawasan yang sangat tinggi. Memang, dia laki-laki yang amat sempurna, kalau aku bukan adiknya sudah ku pacar dia.

"Dik! Cepet ya! Kakak mau ngajar Dik!" kata kakak sambil mengetuk pintu.

"Iya"

Kakak memang sekarang menjadi dosen muda yang mengajar di jurusan Psikologi disalah satu kuliah ternama di Indonesia. Dia mengajar di Universitas Tiang Tinggi (UTI). Aku juga kuliah di sana dan aku hari ini ospek.

*

Selesai aku mandi aku langsung menuju kamar untuk mengganti baju.

Aku bingung harus pake baju apa? Apakah baju atasnya merah bawahnya putih. Tunggu, memang aku bendera? Tidak lebih baik atas putih dan bawah hitam.

Aku langsung mengenakan baju dan mulai menyiapkan barang-barang yang harus aku bawa untuk Kuliah terutama almamater.

"DIK!!!!" Mama teriak lagi.

"IYA AKU KEBAWAH!!"

Aku langsung kebawah dan melihat Mama yang sudah siap dengan sarapannya.

"Ca, yuk makan pagi bareng-bareng!" kata Papa yang terdengar sperti malaikat. Tidak seperti mama yang sangat bar-bar seperti dari suku pedalaman.

"OK"

Aku langsung duduk dan makan nasi goreng buatan Mama yang sangat enak, tentunya ini salah satu kelebihan Mama.

"Mana Kakakmu?"

"Mana aku tahu, tadi sih mandi."

"REZAAA!!!"

"MAMA BISA NGAK JANGAN TERIAK!!!" kataku dengan jengkelnya.

"Hey, sudah jangan berantem." sahut Papa.

"Iya aku sudah siap." kata Kakak sembari turun dari tangga.

"Wah, Kakak ganteng banget hari ini. Nikah sama aku kak, jadi Kakak enggak usah mikir jodoh lagi."

"Hei, kamu ngelantur." Kakak mengelus kepalaku dengan lembut.

"Percuma ganteng juga. Pacar aja tidak punya. Diumur kamu yang sekarang kamu seharusnya udah punya pacar, kamu udah 23 tahun cari pacar, nikah, dan punya anak. Mama udah kagak sabar punya cucu tahu."

My prince's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang