"Mari kita mulai hari ini." kataku dari tempat tidur yang siap untuk dibereskan.
"Dik, Kakak masuk ya!" kata Kakak dari depan pintu.
"Ya!"
"Gimana kemarin, seru?" katanya yang masih mengenakan baju tidur, sembari meminum kopi yang sepertinya baru diseduh.
"Dibilang seru juga enggak Kak, buat aku biasa aja."
"Oh, yaudah. Sekarang mandi gih! Atau Kakak duluan?" dia meminum kopinya.
"Boleh, aku dulu."
"Dek, nanti abis pulang kuliah, kamar bersihkan ya! Masa kamar perempuan kotor kayak gini, Oke!?" pinta Kakak.
"Iya!"
Kakak langsung keluar kamar dan menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku.
Aku langsung menuju kamar mandi.
"CA!!!!! Mandi!!" teriak si Godzilla itu.
"Iya, ini aku mau mandi!" aku jawab dengan tidak begitu keras, tidak seperti kemarin.
*
Setelah aku mandi, aku langsung ke kamarku untuk mengenakan bajuku. Untuk hari ini aku memakai baju warna pink dan untuk celana ya putih.
Dan Kakak sepertinya sudah masuk kamar mandi. Suara semburan air dari showernya sangat jelas terdengar.
Aku langsung mengambil tote bag milikku dan turun ke bawah,untuk sarapan.
Aku langsung duduk dan menyantap makanan yang sudah disediakan Mama. Menu hari ini roti dengan slay kacang saja.
"Gimana? Udah lihat kuliah kamu Ca?" kata Papa sambil membalikkan kertan koran.
"Ya, kampus ku besar juga dan banyak gedungnya, aku takut tersesat."
"Namanya juga Maba nanti juga terbiasa Ca."
"Iya."
"Dik, di sana banyak cowok ganteng gak?" kata Mama dari dapur.
"Banyak Ma!" kataku bersinar-sinar.
"Pepet terus Dik, jangan kasih kendor ya!"
"Sip, laksanakan."
Kalau untuk hal seperti ini aku tidak bisa menolak.
"Masih kuliah aja udah mikirin kayak gitu kamu!" kata Kakak sambil mengenakan dasi.
"Biarin Za, biar adikmu punya pacar. Nanti kayak kamu nanti jomblo terlalu lama." celetuk Mama.
"Tapi kan, lebih baik dia fokus sama kuliah dulu Ma."
"Iya tidak Pa?" lanjut Kakak bertanya kepada Papa.
"Kalau menurut Papa, tidak masalah pacaran atau tidak. Yang penting Ca bisa ngatur waktu, karena urusan hati itu juga penting loh."
"Ah, Papa belain Mama terus." Kakak merajuk.
"Ngak apa kok Kak, aku juga ngak ada rencana mau pacaran."
"Bagus Dik." Kakak mengelus kepalaku.
Aku hanya tersenyum saat Kakak mengelus kepalaku, karena aku sangat suka saat dia melakukan itu. Rasanya menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My prince's
RomanceKetika seorang wanita ingin dicintai, tapi penuh dengan perjuangan untuk sampai kesana, dan malah mengetahui luka lama dan rahasia orang itu.