Seperti hari hari biasa, Aisyah merapikan kerudung panjangnya, di depan cermin dan langsung terus bergegas ke sekolah dengan angkutan umum yang Aisyah naiki. Sesampai disekolah Aisyah dan Rina menghadap seorang guru yang berhak menentukan kelas kami nantinya.
"Jadi bu, saya enggak sekelas sama Aisyah?". Tanya Rina spontan, ketika mendengar kalau Aisyah dan Rina tidak satu kelas.
"Iya Rina, karena kelas Bahasa 3 kekurangan orang. Jadi ibu putuskan kamu pindah ke kelas Bahasa 3". Jelas guru itu.
"Bu, apa bisa sekali saja, satukan kelas saya sama Aisyah". Mohon Rina kepada guru itu
"Maaf Rina, tapi semua sudah terdata dari awal". Singkat guru itu
Aisyah terus memandangi nama nama siswa yang telah terdata sekolah siang, lalu melihat ke arah Rina. Dan sama sekali permohonan Rina tidak dikabulkan untuk terus sekelas dengan Aisyah . Akhirnya Aisyah dan Rina keluar dari ruangan itu, Rina terus merengek.
"Gimana ni syaaah, gue gak bisa ninggalin lo sendirian".
"Ya gimana lagi, mau gak mau gue harus terbiasa nyari temen". Jawab Aisyah senyum
"Tapi lo harus janji ya, kalau ada orang yang ngenganggu lo, lo harus bilang ke gue, biar tu orang gue kasih pelajaran". Pinta Rina yang terus merengek sambil memeluk Aisyah.
"Iya Rin iyaa, pasti kok". Senyum Aisyah pada makhluk lebay ini.
****
Akhirnya Aisyah harus pindah kelas dan berpisah dengan Rina. Kelas Rina lumayan jauh kali ini dengan kelas Aisyah . Aisyah pergi naik anak tangga ke kelas Aisyah yang baru. Yapp kelas Aisyah ada di lantai 2.
Para siswi siswi yang akan sekelas dengan Aisyah berbaris dengan teman teman nya masing-masing sedangkan Aisyah, jalan sendirian di belakang mereka. Rok mini yang mereka kenakan, Rambut indah yang terurai membuat laki laki di koridor ini menghadap ke arah para siswi yang akan masuk ke kelas baru ini.
Aisyah terus menunduk karena tidak satupun orang yang Aisyah kenal di kelas baru ini. Sampai akhirnya Aisyah berdiri di depan pintu kelas. Aisyah melihat meja guru yang kini ada di depan Aisyah , dan menoleh ke arah kiri. Ada seorang siswa yang kini membaca buku di atas mejanya dan sama sekali tidak melihat siswi baru yang akan masuk ke kelas nya.
Aisyah berjalan dan duduk di bangku terdepan ujung sendirian karena para teman teman yang lain sudah mempunyai teman sebangku masing-masing . Aisyah terus menunduk di bangku, sambil menulis apa yang Aisyah bisa.
"Ternyata bosan juga gak punya temen". Batin Aisyah
"Heii elo, Heiii, Heiiii". Bisingan dari seseorang membuat Aisyah menoleh ke arah sumber suara.
"Akhirnya di liat juga". Jawab pria itu
Aisyah melihat kiri dan kanan. Kemudian Aisyah melihat tatapan pria itu kearah Aisyah . Dan Aisyah menunjuk jari telunjuk ke arah dirinya, menunjukkan apa orang yang pria itu maksud adalah Aisyah .
"Iya lah elo, lo kira siapa? Nama lo siapa?". Tanya pria itu yang duduk selang satu meja dari tempat Aisyah
"Aisyah". Jawab Aisyah dengan suara kecil
"Kalau lo bingung, nanya aja ke gue. Karna gue liat lo sendiri mulu dari tadi".
Entah itu pertanyaan ataupun pernyataan. Aisyah membalas nya dengan senyuman.
"Gue ketua kelas jadi kok lo ada masalah bilang aja, panggil gue Raka ya".
Aisyah menganggukkan perkataan pria bernama Raka itu sambil tersenyum tipis.
Semakin hari Aisyah berada di kelas ini, Raka semakin terus mencari topik pembicaraan pada Aisyah. Membuat Aisyah risih dengan perlakuan istimewa ini. Ya mungkin karena sampai sekarang Aisyah belum mempunyai seorang teman. Raka anak yang baik dan juga tampan. Dia terkenal dengan wajahnya, wajar kalau siswi siswi berebut mendapatkan gelak tawa dari Raka.
****
Usai bel pelajaran akhir. Aisyah pulang dan menunggu Rina seperti biasa di depan pintu gerbang sekolah.
Nada pesan berbunyi.
Syahh. Gue gak bisa
Plg bareng lo ya. Gue
ada tambah jam ganti.
lo pulang sendiri dulu yaOke gak papa na
✊ semangatt.****
Bagaimana mungkin secepat ini
Gemuruh hati yang tak tersadar
Tatapan diam terpaku setiap hari
Membuat logika tak mampu berfikir.~Arsya
Sekumpulan gadis sekolah ini menghalangi jalan motor Arsya . Arsya terus menunggu sampai batas kesabaran nya hilang. Bagaimana bisa seluruh jalan keluar di tutup mereka dan tengah jalan di jadikan tempat candaan.(suara klakson motor).
Arsya terus menekan klakson motor sampai para siswi sekitar ini pindah posisi dan melihat ke arah Arsya . Arsya melaju motor dengan kencang sampai akhirnya Arsya harus mendadak memberhentikan motor, bukan karena ada yang terlindas atau menabrak seseorang.
Saat itu dua biji bola mata Arsya melihat satu sosok, Yang menggetarkan jiwa. Wajah lembutnya, senyum ramah yang terukir indah di bibir nya, dan rasa peduli nya terhadap sesama membuat jantung Arsya berdegup seketika tanpa ada sebuah sapaan.
Kali itu Arsya benar benar jatuh hati pada seseorang pada pandangan pertama. Gadis kelas Arsya , wanita berkerudung bernama Aisyah mampu menggoyahkan hati ini.
Arsya tersenyum di balik helm yang Arsya kenakan. Menghidupkan motor kemudian melaju kembali.
Sesampai dirumah. Arsya membuka pintu kamar Arsya . Batin Arsya terus gundah memikirkan sang berlian indah.
"Perasaan konyol macam apa ini". Tanya Arsya pada diri sendiri.
"Dia peduli, manis, dan ngejaga pandangan nya. Aikhhh.. Mana bisa gue suka cewe yang begituan".
"Dia unik banget sumpah". Satu kata tersirat dari bibir Arsya
Arsya terus bertanya dan menjawab pertanyaan itu sendiri.
"Aduhhhhh". Arsya mengacak acak rambut nya.
"Bagaimana bisa seorang Arsya menyukai gadis aneh itu?". Arsya membanting kan diri di atas kasur
"Sebenarnya dia aneh atau unik sih". Tanya Arsya lagi pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Aisyah
RomanceAkan ku cerita sebuah pengorbanan, Demi sebuah perasaan, Membaca situasi sebuah pengakuan Memupuk arti tentang kesabaran dengan sebuah alur cerita yang di tetapkan. Namaku Aisyah, akan kuceritakan sedikit kisah tentang pengorbanan seseorang demi s...