Ruang hampa tak bersuara
Hiruk pikuk tak mampu mengatasi soal rasa
Kau mendekat saat yang lain pergi
Dari setiap sisi yang terdapat di hati~Aisyah
****
Sore ini Aisyah berinisiatif pergi ke toko buku sekalian mencari kerjaan paruh waktu sepulang sekolah yang cocok untuk Aisyah. Aisyah berjalan di pinggir trotoar. Suasana sore ternyata rame ya, para keluarga menghabiskan waktu santai nya di sore hari.
"Dari tadi ngeliat liat kerjaan yang cocok untuk gue, tapi gak ada satu pun yang cocok". Batin ku kesal.
Aisyah terus melihat kiri kanan. Sampai akhirnya Aisyah menyerah, semua kerjaan memang gak ada yang cocok untuk Aisyah.
"AISYAAAAHHHHH". Teriak seseorang memanggil nama Aisyah dari jauh.
Ya, kebiasaan siapa lagi yang teriak teriak manggil nama Aisyah. Dia menghampiri Aisyah sambil ngos ngosan.
"Lo kenapa sih na?". Tanya Aisyah memegang pundak nya
"Ya gue ngejar lo lah, Lo tau gak sih. Gue ngeliat lo di seberang jalan sana, gue terus terusan manggil elo. Masak lo gak dengar sihh". Tanya nya menaikkan alis dengan wajah kecapekan.
"Gue baru dengar nya sekarang kok. Ya mana kedengar tadi, lo kira ni kuping segedek mana".
"Aelah luu, manatau lo denger suara gue, gitu aja marah lu mah". Cokeh Rina padaku. "Omong omong lu ngapain?".
"Nyari kerja". Jawab ku simple sambil melihat ke arah kanan.
"Bhahahhahaha". Gelak tawa yang di ciptakan Rina membuat ku semakin bingung. "Apee lu bilang? Lu mau kerja? Kerjaaa apaan nenggg?". Goda Rina yang terus tertawa tanpa henti.
"Ya kerja apa aja, yang penting dapat uang buat bantu bunda". Jawabku sinis
"Nih dengar, pertama lo itu gak bisa bersosialisasi, kedua muka lo jutek amattt, dan yang ketiga lo gak punya pengalaman apapunnn. Mana ada orang nerima lo, tampang lo aja suram amat, gak ada senyum senyum nyaa". Rina menyambung tertawa nya
Menjengkelkan.
Aisyah terus ditertawakan oleh makhluk astral yang kini jalan disamping Aisyah. Tamu tak diundang tiba tiba hadir dari jauh ini membuat Aisyah naik darah hari ini.
****
Tokk.. Tokk.. (Ketukan pintu kelas dari arah luar).
"Maaf pak saya telat lagi".
"Arsya, kamu lagi kamu lagi. Selalu sajaaa kamu telat, besok ada rencana telat lagi? ". Marah guru pria ini sambil menggulungkan kumis dengan jari telunjuknya.
"Yaaaa.. ada dong pak, kalau gak telat bukan Arsya namanya tapi Noh bik ijah kantin yang selalu dateng cepat amat, kadang saya bingung sendiri sama bik ijah, cepat amat yak datengnya". Jawab Arsya sambil menggaruk kepalanya
Para murid kelas kini tertawa semuaaa. Guru pria paruh baya ini menggelengkan kepalanya.
"Kamu berdiri disini sampai pelajaran selesai". Penekanan nada bicara guru pria ini.
Aisyah terus menatap pria bernama Arsya yang tengah berdiri di depan kelas. Kaki yang di angkat sebelah, kedua tangan yang di letakkan di telinga. Kemudian wajah nya terangkat, membuat matanya melihat bola mata Aisyah. Aisyah membulatkan mata Aisyah karena kaget. Dia tersenyum ke arah Aisyah. Aisyah sontak langsung menunduk.
Pelajaran pertama usai. Aisyah memasukkan buku kedalam laci meja. Tiba tiba seseorang datang dari arah belakang.
"Lo, tadi ngeliat gue ya?". Tanya nya
"En.. Enggak kok". Jawab Aisyah terbata bata sambil melihatnya.
"kalau lo ngeliat gue, bilang ke gue ya. Biar gue liat ke arah lo balik". Perkataan yang beriring senyum itu membuat kedua mata ku kembali membesar.
Seseorang itu langsung pergi dari hadapan Aisyah. Seseorang yang Aisyah kira awalnya pendiam ternyata begitu Menjengkelkan dan tidak tau sopan santun. Siapa lagi kalau bukan orang bernama Arsya ini.
"Syahh". Panggil seseorang bernama Raka. "Lo bicara apa sama Arsya?".
"Enggak bicara apa apa kok". Jawab Aisyah singkat yang tak terlalu menatap Raka.
"Kalau lo ada apa apa, bilang sama gue ya Syahh. Atau lo merasa gak nyaman sama seseorang, lo bisa juga bilang ke gue". Pinta raka pada Aisyah.
Aisyah tersenyum ke arah Raka. Ya mana mungkin Aisyah meminta tolong atau cerita apapun ke laki laki aneh ini.
****
Aisyah bergegas ke perpustakaan, mengambil buku pelajaran para siswa kelas Aisyah yang di amanah kan oleh pak zuriadin.
Aisyah membawa 34 buku cetak dengan sendiri, membawa buku itu pelan pelan dan Aisyah harus naik lagi ke kelantai dua. Menginjak tangga pertama saja membuat Aisyah menjatuhkan buku buku itu.
Drukkk.. (Suara buku jatuh).
"Makanya kalau butuh bantuan bilang ke gue, untung buku nya yang jatuh bukan elo nya kan". Suara dari seseorang yang kini tepat di depan ku sambil merapikan buku.
Aisyah terus terpaku, kepala Aisyah menunduk, mata Aisyah melihat gelang gelang yang dia kenakan.
Dia berdiri, mengangkat buku buku itu sendirian.
"Sini gue bantu". Ujar Aisyah mengambil sebagian buku yang kini ada di tangan lelaki ini semua.
Aisyah berjalan mendahului laki-laki ini. Tanpa harus memperhatikannya. Dia menyusul berdiri di samping ku.
"Lo kenapa sih ketakutan banget? Lo juga gak bisu, buktinya tadi lo bicara sama gue". Dia bertanya dengan wajah bingung sambil memperhatikan wajah Aisyah.
Aisyah tetap terus tidak menjawab apapun pertanyaan yang terlontar dari mulut laki laki ini.
"Nama gue Arsya. Kalau lo butuh apa-apa. Atau kangen gue, panggil aja nama gue, apapun itu gue siap". Godanya sambil menarik alisnya.
Tiba tiba seseorang menghadang jalan Aisyah dan Arsya.
"Apa apaan ni berduaan".
Arsya mendorong laki laki ini.
"Apaan lo ngedorong dorong gue". Sambil menarik kerah baju Arsya.
"Raka udahhhh, apa apaan sihh".
"Inii Syahh, ni orang ngegangguin lo terus, pantes gue gak enak hati, Aisyah keluar kelas tiba tiba lo ngikut dari belakang". Sambil menunjuk Arsya.
"Apa maksud lo nunjuk nunjuk gue".
"Pada ngapain sih? Mau berantam? Kalau mau berantam yaudah kalian aja, gak usah bawa bawa aku". Pergi Aisyah
Aisyah meninggalkan dua laki laki yang terus menganggunya .
Rina sudah menunggu di depan pagar sekolah. Wajah Aisyah yang keliatan kesal dapat mengecohkan Rina dan langsung bertanya. Aisyah menceritakan semua pada Rina di dalam angkutan.
"Arsya sama Raka? Syahh, lo seriusan Arsya goda elo?". Tanya Rina
"Serius naaa, terus siapa lagi coba ". Aisyah terus memasang wajah kesal.
"Eh syahh, Lo sadar gak? dalam sehari lo berurusan sama dua laki-laki?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Aisyah
RomanceAkan ku cerita sebuah pengorbanan, Demi sebuah perasaan, Membaca situasi sebuah pengakuan Memupuk arti tentang kesabaran dengan sebuah alur cerita yang di tetapkan. Namaku Aisyah, akan kuceritakan sedikit kisah tentang pengorbanan seseorang demi s...