"Bubu, lo tau gak kenapa Tisa itu manis banget ya? Apalagi kalo udah manyun gitu, bisa diabetes gue Bu gara-gara liat Tisa doang," Ares sedang sibuk membicarakan Tisa malam itu dengan Bubu-boneka nemo pemberian Tisa saat pertama kali gadis itu pindah ke samping rumahnya.
Namun kemudian sebuah suara mengintrupsinya, "Areess," panggil Mamanya dari arah meja makan. Membuat Ares mau tak mau turun untuk menemui Mamanya tersebut.
"Iyaa Maaa, bentar," jawab Ares sambil menghampiri seorang wanita setengah baya itu di meja makan.
"Ares, kamu anterin ini ke rumahnya Tisa ya, takutnya dia belum makan. Soalnya tadi Tante Mira titip Tisa ke Mama.
"Kenapa Tante Mira gak titip Tisa ke Ares aja ya, Ma?" Tanya Ares polos namun malah dihadiahi jitakan dari Mamanya.
"Kamu ini, udah buruan anterin buat Tisa. Kamu kalo mau main di sana juga sok aja, tapi jangan nginep-nginep, pamali," ucap Mama Ares memperingkatkan sambil menyerahkan tempat makan tupperware hijau itu pada Ares.
"Siap komandann!" Ares membentuk gerakan hormat pada sang Mama.
Kemudian sebuah kecupan singkat mendarat di pipi wanita setengah baya tersebut. "Ma tupperwarenya kalo aku tinggalin di rumah Tisa aku gak akan di coret dari KK kan?" Tanya Ares kemudian, tapi setelah itu dia menjawab sendiri pertanyaannya.
"Eh kalo di coret juga gpp deh, nanti aku bikin KK baru berdua aja sama Tisa," celetuknya yang mau tak mau membuat Mamanya itu geleng-geleng kepala mendengar ucapan anaknya itu.
"Udah sana, lagian mana mau si Tisa sama kamu Res, kelakuan mu aja ya allah, ampun deh Mama."
Dan setelahnya Ares langsung menuju rumah bercat abu di samping rumahnya. Dan seakan rumahnya sendiri Ares langsung saja memasuki rumah Tisa yang kebetulan tidak dikunci itu.
Untung Ares yang masuk, coba saja orang lain kan bahaya.
"Tisaaaa," panggil Ares dari ruang tengah rumah Tisa. Televisi di ruang tengah tersebut menyala dan menampilkan salah satu acara berita ringan.
Pandangan Ares berkeliling ke arah lantai dua, seakan menunggu Tisa turun dari kamarnya dan benar saja tak lama kemudian gadis dengan rambut hitam yang kini dikuncir kuda itu keluar dari kamarnya dan langsung turun menghampiri Ares.
Baju tidur berwarna biru bergambar doraemon itu membuat Tisa terlihat lucu dan mengemaskan dimatanya.
"Ares? Ngapain lo disini?" Tanya Tisa kemudian dengan nada heran.
Ares mengangkat tupperware yang tadi di bawanya sebagai jawaban, "Dari Mama, katanya takut lo belum makan," ucap Ares.
Tisa mengambil alih tempat makan tersebut. Di intipnya menu di dalam sana dan senyum langsung merekah di wajahnya. Tepat sekali Tisa memang lapar dan tempe bacem dengan ayam sewir buatan Tante Alika adalah favoritnya sejak dulu.
"Thank ya Res," ucap Tisa. Sikap cueknya berubah lebih kalem.
"You're welcome," jawab Ares dan dia kini sudah mengambil posisi di sofa ruang tengah rumah Tisa. Membuat gadis itu menautkan alisnya bingung.
"Lo gak akan pulang lagi?"
"Hmm, gue mau nemenin lo, udah gih buruan di makan. Di rumah tv di pake si Mama, gue gak bisa nonton," jawab Ares yang sudah memindahkan saluran Televisi tersebut ke acara sepak bola.
"Oh iyh, itu pintu gak lo kunci? Kalo yang masuk orang lain gimana coba? Untung gue yang masuk," ucap Ares saat Tisa sedang menuangkan makanannya ke piring.
"Lagian siapa yang mau masuk rumah gue seenaknya selain lo?"
"Hmm," Ares tampak berpikir, "Iya juga sih," lanjutnya seakan setuju.
Setelah memindahkan makanan dan minumannya Tisa menghampiri Ares dan duduk di samping Ares.
Menikmati makanannya dengan Ares yang sibuk dengan tontonannya.
"Ngapain sih nonton bola, Res?" Tanya Tisa yang mulai bosan dan memang tidak mengerti permainan itu.
"Siapa yang nonton bola Sa?"
"Ya siapa lagi kalo bukan elo, Res?"
"Lah gue mah lagi nonton Tv Sa," jawab Ares dengan polosnya.
"Bodo amat!"
Tisa akhirnya memilih tak peduli. Berhadapan dengan Ares kadang membuatnya harus ekstra sabar.
Tokekk...
Tokekk...
Tokekk...
Ares langsung membulatkan matanya mendengar suara tersebut. Dia kemudian menegguk air dari gelas di depannya padahal itu milik Tisa.
"Itu air minum gue Aresss!" Protes Tisa tak terima.
"Sa, lo miara tokek?" Tanya Ares jadi agak ngeri.
"Enggak kok, tapi emang belakangan suka ada bunyi tokek dari balik lemari," jawab Tisa santai. Tapi berbeda dengan Ares yang menegang.
"Lo kenapa lagi si Res?"
"Sa, katanya kan kalo tokek bunyi tuh ada makhluk halus loh," ucap Ares takut, ditambah suara tokek tersebut makin nyaring.
"Mitos kali Res itu mah, lagian lo percaya aja yang gituan."
"Trus ya Sa, katanya lagi kalo kalo suaranya kaya jauh itu si makhluk halusnya deket sama kita Sa," lanjut Ares mulai parno ketika suara tokek yang didengarnya mulai seperti menjauh.
"Yang gue tahu ya Res, kalo tokek itu juga katanya bisa bawa keberuntungan, jadi ya udahlah ya gak usah peduliin si tokek, biarin aja, dia gak ganggu lo juga."
Tokekk...
Tokekk...
Tokekk...
"Sa asli masa tokeknya bunyi terus sih? Lo gak ada niatan buat usir tuh tokek apa?" Tanya Ares lagi dia kini memeluk bantal kursi yang tadi ada di sampingnya.
"Gak tuh, gpp biar gak sepi, lagian lumayan kalo dijual tokek tuh mahal tau," ucap Tisa. Makanan di piringnya kini sudah tandas. Dia kemudian mengambil gelas kosong di depannya yang tadi habis karena diminum oleh Ares.
Mendengar kata 'mahal' membuat Ares seketika jadi semangat, "Seriusan Sa bisa dijual? Emang mahal kalo jual tokek?"
"Setahu gue sih ya, kalo yang beratnya sekitar 1.5 ons aja bisa 200-300 ribu, belum lagi kalo nyampe 4 ons bisa nyampe 1 juta katanya," Tisa kembali sambil membawa dua gelas dan meletakkannya di atas meja.
"Berarti kalo satu tokek 1.5 ons, ada 10 tokek aja bisa 1.5 kg? Trus kalo dijual bisa dapet sekitar 2-3 jt dong?" Tanya Ares mulai itung-itungan.
"Ya bisa jadi, kenapa sih? Tadi lo takut sekarang malah pake diitung-itung," heran Tisa.
"Ternak tokek yuk, Sa?!" Celetuk Ares seketika dan langsung membuat Tisa hampir tersedak air minumnya.
Dasar Aress, Tisa sama sekali tak habis pikir dengan jalan pikiran cowok di sampingnya itu.
---------
A/n : Gimana2? Yang ini lebih gaje dari yang sebelumnya kah?
Si Ares makin gila? WkwkJadi mitos tokek apa yang kalian pernah dengar?
~Apii
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESENA
Short StoryAres bukan anak badung, dia hanya sedikit menyebalkan dan aneh. Jangan ajak Ares bicara serius karena Ares pasti akan menanggapinya dengan guyon dan juga dia hobi menggombal. Tapi kadang dia juga memberi sedikit solusi. Ya hanya sedikit dan hanya te...