08: Nostalgia

1.5K 166 18
                                    

08. Nostalgia

Awal pertemuan kita mungkin tidak seindah orang lain. Tapi bukan berarti hari-hari yang mereka jalani akan selalu indah seperti saat pertama kali bertemu.

"Eh, kaki lo masih sakit?"

"Gak juga sih."

"Btw, lo sama dia deket banget, kek orang pacaran."

"Hali?"  tanya Yaya lalu tertawa ringan. "Kan gue udah pernah bilang, gue sama dia itu kayak kakak adek, dia pernah bilang katanya pengen banget punya adek perempuan, sementara gue sih punya kakak cowok tapi meninggal pas dilahirin."

"Dia bener-bener ngejagain gue, apalagi setelah mama gue gak ada."

"Eh, Sorry sorry, Gue gak bermaksud nanya kesitu ya."

"Iya gue tau kali, santai aja."

"Boleh tanya lagi?"

"Apa?"

"Mama lo meninggal karena ngelahirin kakak lo?"

"Ya gak lah, aneh-aneh aja lo, kalo gitu gue lahirnya gimana? Di download ha?"

"Iya-iya bercanda," jawabnya seraya tertawa.  "Hali-nya kemana? Tumben sendirian?"

"Gak tau, dipanggil guru kalo gak salah, biasa anak kesayangan."

"Lo sama Hali hati-hati deh."

"Hm? Kenapa?"

"Ntar friendzone!" jawabnya lalu tertawa lagi.

"Apa banget, ya gak bakal lah."

"Mau tau apa yang lebih parah dari friendzone?"

"Apa?"

"Brotherzone."

"Dih!" Yaya reflek menempeleng kepala pemuda yang berada di sebelahnya.

Sementara tidak jauh dari tempat Yaya duduk, Halilintar sedang memperhatikannya. Awalnya Halilintar ingin menghampiri gadis itu, tapi keburu didahului oleh Taufan.

Halilintar yang sudah bosan menunggu pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Yaya. Ia segera kembali ke kelasnya karena Taufan tidak kunjung pergi dari sana.

"Hali!"

Halilintar berbalik ketika namanya dipanggil oleh seseorang. Seorang wanita yang statusnya adalah Guru baru saja keluar dari Ruang Guru. Dari sekian banyak murid yang lewat, kenapa harus dia?

"Iya Bu?"

"Kamu sekelas 'kan sama anak baru itu?" tanya Bu Lina, dan hanya dijawab anggukan oleh Halilintar.

"Tolong panggil ya, mic sekolah rusak, lagi dibenerin jadi gak bisa dipake dulu."

"Salah satu aja kan, Bu?"

"Iya, pokoknya salah satu dari mereka, kalo ketemu sama yang lain di jalan juga gapapa, kan sama aja."

Halilintar yang sebelumnya sudah mengganti niatnya untuk pergi ke belakang sekolah saja, terpaksa memutar arah menuju kelasnya. Di perbelokan, ia tidak sengaja bertemu dengan Yaya yang sepertinya ingin ke kelas juga.

"Li—"

"Lo mau ke kelas kan? Kasih tau Gempa atau Solar, dia dipanggil Bu Lina ke kantor, sekarang."

"Kok ja—"

"Yaudah sana, gue sibuk."

Halilintar mendorong pelan punggung Yaya, agar gadis itu kembali melanjutkan langkahnya. Sementara Halilintar sudah memutar arah lagi menuju tujuan sebelumnya.

Lonely|BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang