#3

3.9K 480 64
                                    

🌻🌻🌻

Kedua pemuda yang memiliki tinggi badan yang hampir sama kini sedang berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan. Mereka baru saja selesai mengikuti rutinitas belajar mereka di sekolah.

Namun sedari tadi kedua pemuda ini hanya saling terdiam. Tidak ada satu pun yang memulai percakapan diantara kedua nya.

Mereka hanya sedang larut dengan isi pikiran mereka masing-masing. Terutama Renjun, pemuda mungil ini sebenarnya sedang merasa tidak fokus selama disekolah tadi. Dan semua ini karena Renjun memikirkan pemuda yang sedang mengenggam tangan mungilnya ini.

Renjun merasa penasaran dengan apa yang Haechan bicarakan kepada Jeno saat disekolah tadi. Sungguh, Renjun penasaran. Ingin rasanya Renjun bertanya kepada Haechan.

Namun pemuda Lee ini selalu saja mengganti topik dengan cepat saat Renjun ingin bertanya kepadanya. Ugh! Renjun kesal rasanya. Haechan sudah merahasiakan sesuatu darinya.

"Renjun.", panggil Haechan

Mendengar namanya dipanggil Renjun pun menghentikan langkahnya dan menatap kedua bola mata Haechan dengan hangat.

"Ingin bermain sesuatu?", kali ini Haechan bertanya sambil mengelus dengan lembut pipi gembul Renjun.

Renjun yang diperlakukan mendadak seperti itu oleh pemuda tan ini pun seketika merona. Pipi gembulnya tiba-tiba saja menjadi merah seperti tomat.

Entah apa yang Renjun pikirkan, sehingga membuat pipi nya merona dengan cepat. Pipi gembulnya sekarang sangatlah merah.

PUK!!

"Jangan berpikir mesum.", ucap Haechan sambil memberikan sentilan sayangnya di jidat Renjun.

Tak lupa Haechan pun menertawakan sikap Renjun sekarang. Renjun dengan pipi yang memerah adalah salah satu ekspresi favorit Haechan.

Ah, semuanya adalah favorit Haechan.

Apapun ekspresi yang Renjun keluarkan, dimata pemuda yang hanya muda beberapa bulan ini, pasti akan terlihat menggemaskan dimatanya. Sungguh, Haechan menyukainya. Sangat.

"Aku tidak!!", sanggah Renjun cepat. Ingin rasanya Renjun memukul kepala Haechan dengan menggunakan tas punggungnya. Kebetulan di tas punggungnya ini terdapat banyak buku.

Ya, walaupun sebenarnya Renjun sempat memikirkan yang tidak-tidak. Hanya sekilas, tak lebih. Renjun pun dengan segera menolehkan kepalanya, tak ingin menatap Haechan. Karena sedari tadi sahabatnya ini menertawakan dirinya.

"Ayo, kita bermain ke game center.", ajak Haechan sambil tersenyum, dan lalu mempererat tangan mungil Renjun yang terasa sangat pas ditangannya.

Renjun pun kembali membawa tatapannya kepada Haechan. Ia pun juga ikut tersenyum ketika melihat senyuman Haechan yang begitu tulus kepadanya. Sehingga membuat Renjun mengganggukkan kepala nya dengan cepat, pertanda dirinya juga ingin pergi bermain ke game center.

Ah, sudah lama rasanya kedua pemuda ini tak pergi bermain kesana.

🌻🌻🌻

"Wah, Moomin.", baru saja Renjun memasuki ruangan game center, pemuda mungil ini seketika langsung berlari menuju ke sebuah mesin penjepit boneka.

Disana, dimesin itu terdapat banyak sekali boneka kesayangan Renjun, Moomin, dengan berbagai ukuran. Sehingga membuat Renjun tanpa sadar melompat-lompat kecil. Pemuda Huang ini sangat kegirangan saat melihatnya.

[HyuckRen] BEAUTIFUL TIME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang