Tak terasa beberapa hari telah berlalu tepat hari ini tengah memasuki ulangan.
Walaupun telah belajar dengan tekun tentu saja aku pasti merasa deg-deg an. Memang selalu seperti itu aku akan merasa tidak yakin dengan diriku sendiri.
Hm, tentang hubunganku dan kak Yohan kami memilih untuk berteman. Lagipula aku sudah tidak memiliki rasa apapun terhadapnya lagi.
Rasa itu telah berubah sejak berjalannya waktu. Kini aku menetapkan hatiku untuk satu laki-laki dengan kepribadian yang tak dapat di tebak.
Kak Yohan memang sangat baik, walaupun kemarin lalu aku menolaknya yang mengajakku kembali seperti dulu lagi. Dan itu juga terdengar tidak mungkin.
Masih menunggu bel aku dan Guanlin tengah duduk berdampingan di lab. Dia sedang menjelaskan tentang beberapa materi yang tak kumengerti.
Caranya menjelaskam sangat simple dan mudah dimengerti sangat berbeda dengan cara guru-guru lain menjelaskan. Kini aku yakin Guanlin memang sepintar itu.
"Guan, kamu nanti pas ujian sekelas sama siapa?" tanyaku seraya membereskan alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas.
Dia menoleh sejenak "Mungkin nanti sama Jaemin dan kak Jisoo. Aku juga kan sekelas sama mereka" aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu nanti jangan duduk sama cowok. Duduk sama Shuhua aja dia kan temen kamu" terangnya membuatku tersenyum jahil.
"Ah enggak deh Shuhua kan bego jadi aku mau sama Eunwoo ajalah" candaku dan Guanlin melotot seketiaka dengan sangat menggemaskan.
Aku tertawa kecil "Ya enggalah Guan! Kita kan dibagiin!" seruku refleks. Aku merasa gemas dengan oknum bernama Lai Guanlin ini.
Dia menepuk jidatnya "Oh iya aku lupa" Guanlin berujar "Semangat yah!"
Aku tersenyum sumringah "Kamu juga. Jangan nyontek sama Jaemin dia rada sesat. Kalau duduk sama kak Jisoo boleh lah ngintip dikit" dan terkekeh pelan.
Guanlin menyipitikan matanya "Aku tidak akan mencontek! Lagipula aku juga sudah belajar dengan giat. Perbuatan itu tidak-
"Iya, iya, iya, iya" selaku. Aku tau betul Guanlin akan menceramahiku lagi mengatakan jika aku tidak boleh mencontek saat ulangan. Lagipula untuk apa? Aku kan pintar!
Menghembuskan napas pasrah Guanlin dan aku berjalan beriringan keluar dari lab. Seperti biasa seluruh pasang mata akan menatap ke arah kami berdua dengan beragam tatapan.
Aku menghentikan langkahku ketika melihat Shuhua berjalan sendirian menuju ruangan yang akan kelas kami pakai.
Guanlin juga menghentikan langkah "Kenapa berhenti?" aku menoleh mendongak menatap wajahnya.
"Kelas kita beda arah. Aku sebelah sana kamu sebelah sana" aku menunjuk dua arah koridor yang berlawanan arah "Aku duluan yah mau ikut Shu"
Aku berlari pelan seraya melambaikan tangan pada Guanlin dan tak sedikit pasang mata yang menatap interaksi kami dan juga berbisik-bisik.
Aku berjalan menghampiri Shuhua dan menepuk pelan bahu gadis itu "Shu, gak bareng Saku- eh lo kenapa? Lo pucet Shu" aku menatap dengan khawatit.
Terlihat jelas ada kantung mata di bawah mata cantiknya dan dia juga terlihat lesu dan tak bersemangat.
Dia membuang napas kesal "Semalem belajar sampai larut dan jadinya kurang tidur deh" dia merengut sebal.
Aku mengangkat kedua alis "Lo udah sarapan kan? Kalau enggak mumpung nih gue bawa roti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight In Every Season
Fanfiction"Hubungan yang bagaikan antara sang fajar dan sang senja serta cinta yang akan selalu ada walaupun musim telah berlalu" I love you in every season