Kulihat pantulan seseorang dalam sebuah kaca yang retak
Aku meringis nyeri, membayangkan rasa sakit yang hinggap pada ulu hati
Seolah ingin memisahkan jiwa dari jerat belenggu yang menghampiri
Kutegakkan kepalaku, mencoba menatap lebih dalam lagiIris mata itu tercekam kelam,
Wajah pucat pasi tanpa ekspresi
Lengkungan bibir tak terlihat sama sekali
Aura dingin, merasuk tak terjamah lagiNanar,
Bulu kuduk meremang,
Pantulan sosok dalam ruangan kosong itu,
Ada bagian yang hilangLAKUNA
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantas
PoetryTentang warna dalam aksara Bisakah ku untai rangakaian puisi yang berirama? Mewujudkan rima yang sama hingga baris terakhir ku patahkan pena. Mengakhiri kesah yang dalam bak samudera. Menghadirkan pilu bagi para penyampainya Dan mengunjungi suka yan...