RDC 03

8 2 0
                                    

Sebelum baca, usahain vote dulu ya guys😘

Di kantin...

Chaca dan teman teman nya sedang makan di kantin, keadaan cukup hening hingga tidak Lama kemudian suasana kantin riuh.
Chaca yg baru bersekolah di SMA Taruna jadi bingung, dia dan teman teman nya menengok ke arah pintu masuk, disana berdiri tiga orang lelaki yg mana Salah satu nya sudah Chaca ketahui siapa, yg tidak lain adalah kaka nya sendiri.

"Mereka siapa?"tanya Chaca

"Mereka itu most wantednya SMA Taruna Cha. Itu yg Cowok tinggi, trus rambutnya agak ikal, hidungnya mancung namanya ka Leo, yg satunya yg di tengah itu namanya ka Andrean, nahh yg satu itu tuh Cool boy nya SMA Taruna namanya ka Rian. Ka Rian itu Pinter, trus orang tuanya pemilik sekolah. Tapi ya gitu, cueknya naudzubillah" Divya menjelaskan kepada Chaca yg asik makan baksonya.

Chaca hanya ber ohh ria mendengar penjelasan Divya, dalam hatinya berkata yaelah abang gue ternyata terkenal juga wkwk

Disaat mereka sedang sibuk makan, geng Most Wanted melewati meja makan mereka. Leo yg melihat adiknya sedang makan, berpikir untuk mengerjai adiknya tersebut.

"Ehh sayang, lagi makan ya"

"Gak, lagi berak nih" ucap Chaca kesal
"Lagian Lo ngapain sih manggil manggil sayang. Emangnya gue cewek Lo" tambah Chaca

Orang orang yg melihat kejadian itu hanya menatap cengo, Leo yg noteband nya cowok yg jarang perduli dengan wanita tiba tiba memanggil wanita tersebut dengan kata kata sayang.

Andre sudah ingin jungkir balik jika tidak mengingat untuk menjaga image nya di hadapan para wanita yg ada di kantin. Berbeda dengan Rian yg hanya mengerutkan kening menatap bingung dengan sahabatnya itu.

Clara dan Divya menatap cengo sambil membulatkan mata menyaksikannya. Sedangkan Chaca hanya menatap jengah dengan orang orang di sekitarnya.

"Becanda dek hehehe". "Btw gue boleh gabung gak sama temen temen gue? " tanya Leo.

"Gabung aja sih, Lo gue larang juga percuma" kesal Chaca

Leo dan teman teman nya pun ikut bergabung dengan geng Chaca.

"Cha kenalin nih temen temen gue, Rian sama Andre". Chaca hanya bodo amat dan tidak perduli lalu melanjutkan makannya yg tertunda.

"Yon, ini cewe siapa sih? Kok Lo kaya akrab aja sama dia?" Tanya Andre yg dari tadi sudah penasaran.

"Ini adek gue ndre namanya Natasha, tapi biasa di panggil Chaca sih"

"Anjirrrrrrr adek Lo kok cantik banget? ". "Hy cha, kenalin gue andre. Gue ganteng juga kaya raya" Andre mengenalkan dirinya dengan gaya sok imut membuat Leo dan Rian mendengus kesal.
Sedangkan teman teman Chaca hanya diam mendengarkan, bingung ingin mengatakan apa.

"Lo jangan coba coba ya Ndre deketin adek gue" peringat Leo.

"Dih, gak bisa liat teman seneng aja Lo". "Yan kenalan gih sana sama adeknya Leo"

"Males" ucap Rian malas

"Sombong banget sih Lo, sok cakep amat" Chaca jengah melihat tingkah Salah satu sahabat kaka nya itu.
Memang nya siapa juga yg mau kenalan sama cowok sombong kaya dia.

Rian hanya menaikan alisnya tanda bahwa dia bodo amat dengan kata kata Chaca yg menurutnya tidak penting.
Tapi sejujurnya dalam hatinya mengapa wanita ini sangat berani dengan nya dan tidak seperti wanita lain yg jika berbicara dengan nya menggunakan nada manja dan mencoba merayunya. Tapi tak bisa di pungkiri bahwa dirinya juga terpesona dengan kecantikan adik sahabatnya itu yg menurutnya sederhana namun tetap terlihat menawan.

Tapi tiba tiba dirinya tersedar dengan apa yg di pikirkannya, dengan cepat dia menggelengkan kepalanya.

                        ****

Suasana terik membuat Chaca mendengus kesal. Pasalnya sudah 1 jam dirinya menunggu Leo tetapi kaka nya itu belum juga mendatanginya dan mengajaknya pulang bersama.

Tiba tiba ada sebuah motor ninja merah yg berhenti di depan nya.
Chaca mengarutkan keningnya, bukannya itu Rian teman kaka nya tersebut. "Leo katanya lagi latihan basket, belum pulang".

Sudah, begitu saja. Chaca sampai ternganga karena tingkah laki laki itu. Bagaimana mungkin ada laki laki yg semenyebalkan itu yg tanpa basa basi mengajak nya pulang bersama.

Dia menghentak hentakan kakinya pertanda bahwa dirinya kesal saat ini dengan abangnya itu. 

Sudah 2jam Chaca menunggu Abangnya, dan tak Lama abangnya itu datang untuk mengajaknya pulang. Chaca sedang dalam mode marah, jadinya dia diamkan saja abangnya itu biar tau rasa.

                        ***

Di sebuah kamar, seorang lelaki sedang duduk di balkon rumahnya dan tengah memikirkan sesuatu.

Semenjak dia pergi, rasanya semuanya sangat berbeda. Tak ada lagi yg selalu mengingatkan nya makan ketika dia sedang asik dengan dunia nya sendiri, tak ada lagi yg mengkhawatirkan nya ketika dia tengah bersedih.

Semuanya terasa Abu Abu tanpa warna. Apa mungkin dia akan kembali lagi.
Jangan salahkan dirinya yg selalu bersikap dingin terhadap para wanita dan tidak berniat memulai hubungan baru, karena dirinya tidak ingin kejadian dulu terulang lagi.

Pagi ini di rumah keluarga Wijaya sedang ribut ributnya karena suara Chaca yg menggelegar karena mencari sepatu nya yg di simpan oleh abangnya itu.
Chaca tau kebiasaan Leo yg sangat usil.

"Abangggggggggg sepatu aku sebelahnya manaaa? Aku udah telat ini, cepetan kek. Jangan usil" ucap Chaca kesal karena sedari tadi Leo tidak menyahut.

"Kamu kenapa sih manggil manggil Leo? Abang kamu itu udah berangkat dari tadi"  Chaca yg celingak celinguk langsung menatap Bundanya dengan bola mata yg melotot.

"Hah udah berangkat? Kok aku gak tau? Gimana nih sepatu aku di umpetin sama bang Leo" Chaca garuk garuk kepala bingung.

Dengan berat hati Chaca pergi ke sekolahnya dengan menggunakan sepatu nya yg sudah lama.
Benar dugaan Chaca bahwa pagar sudah di tutup. Dirinya langsung berteriak dan meminta satpam membukakan gerbang tetapi tetap satpam tidak berani karena takut ketahuan kepala sekolah.

Dengan berat hati Chaca pergi ke belakang sekolah, berencana untuk memanjat tembok yg tidak terlalu tinggi.
Saat sudah masuk kedalam lingkungan sekolah, Chaca mengendap endap agar tidak ketahuan oleh guru BK yg sering piket untuk mengangkap murid murid yg memang sering terlambat seperti Chaca.

Saat sedang mengendap endap memeriksa kana kiri, ada sepasang tangan yg menepuk bahu Chaca. Dirinya terlonjak kaget.

"Ampun pak Bu saya gak telat kok, cuma tadi pager nya aja yg kecepetan di tutup" Saat Chaca ingin berbalik, tapi dirinya mendengar suara seorang Cowok dengan reflek dirinya membalikan badan.

"Ngapain?" tanya cowok itu.

"Nih lagi makan" ucap Chaca kesal
"Lo bikin kaget aja sih, gue kirain kan guru piket"

Cowok itu hanya berdehem dan kemudian melangkah pergi dan membuat Chaca melongo. Setelah berhasil membuatnya takut setengah mati, tapi Cowok itu hanya diam dan berlalu pergi pikir Chcaca.

Dengan keadaan kesal, Chaca langsung melangkah ke kelasnya dan melihat sudah ada guru yg mengajar. Chaca menelan ludah susah payah takut akan di berikan hukuman lagi dan dirinya tidak ingin kedua orang tuanya di panggil kembali.
Dengan penuh keberanian, Chaca mengetuk pintu dan seluruh perhatian siswa tertuju padanya.

"Kamu kenapa baru masuk?" tanya guru itu sambil bersedekap dada.

"Eemm anu bu saya tadi kebelet makanya lama" Chaca nyengir berasa gak punya salah tuh.

"Yaudah masuk"

Chaca langsung masuk ke kelas dan duduk di samping Divya.

"Lo beneran kebelet Cha?" Bisik Divya

Chaca cuma nyengir dengan gelengan kepalanya membuat Divya paham dan memutar bola mata nya saja. Tingkah Chaca memang patut di acungkan jempol pikirnya.

Gak tau sih feel nya dapet apa enggak. Semoga suka aja ya, aku lama gak update soalnya ada kesibukan. See u next chapter gusy😘

Rian Dan ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang