Spell - Five

149 22 22
                                    



"She wears a mask, and her face grows to fit it." — George Orwell

Sayup-sayup seperti suara pertengkaran terdengar di telinga Selena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sayup-sayup seperti suara pertengkaran terdengar di telinga Selena. Gadis itu terbangun dan ternyata hari sudah pagi, terdengar kicauan suara burung dari jendela kamarnya di lantai dua. Ngomong-ngomong soal kamar, gadis itu kini berada di sebuah kamar yang diingatnya adalah salah satu kamar yang ada di rumah Alarick, kamar yang akan ditempatinya jika tidak sedang berada di Academy.

Selena duduk di pinggir ranjangnya, "Aduh..." Ia merintih, seluruh badannya terasa sakit seperti baru saja lari marathon satu jam lamanya tanpa henti. Sendi-sendinya agak sulit digerakan. Dengan susah payah ia bangkit dari ranjang dan keluar kamar.

Tepat di depan kamarnya adalah kamar Alarick, pintu kamar lelaki itu tertutup rapat. Gadis itu memandang sekelilingnya, kenapa ia bisa berada disini? Seingatnya kemarin ia berada di sebuah rumah tua yang katanya adalah milik leluhur keluarganya. Yang terakhir diingat Selena adalah ia meneteskan darah dari jari telunjuknya pada buku pemberian ayahnya kemudian menutup mata, dan ia tak ingat apa-apa lagi. Dan dimana buku itu sekarang? Tetapi pikiran Selena buyar ketika lagi-lagi mendengar sebuah adu mulut. Asalnya dari dapur, dengan perlahan ia menuruni tangga agar bisa mendengar lebih jelas lagi.

"Kekuatannya sudah terbagi, kau harus tahu itu!" Suara yang terdengar seperti milik Lucas itu begitu tegas.

"Aku tahu! Tetapi memang tidak ada cara lain?"

"Jangan bersikap pura-pura bodoh. Mereka harus menikah Martha! Hanya itu cara satu-satunya agar kekuatan itu bisa menjadi satu kembali."

"Menikah?! Mereka masih anak-anak Lucas," seru Martha, "Dan jangan memanggilku bodoh!" Ada nada tidak terima dari cara bicaranya.

"Jangan bicara keras-keras, mereka bisa mendengarnya!" Desis Lucas.

"Oh, maaf!" Sahut Martha ketus.

Selanjutnya Selena tidak bisa mendengar lagi percakapan mereka. Lucas dan Martha berbicara dengan cara berbisik agar tidak ada yang bisa mendengar mereka. Namun beberapa kali Selena bisa menangkap kata-kata saat Lucas mendesis tajam dan Martha yang mengumpat, seolah tidak terima Lucas mendesis padanya. Kata-kata itu berupa 'tahun depan sudah berumur dua puluh tahun', 'baru berumur tujuh belas', 'ingin segera menimang cucu', dan sisanya hanyalah kalimat-kalimat umpatan.

"Siapa sih yang hendak menikah?" Gumam Selena. Ia mengrenyit heran, tidak mungkin ia dan Alarick yang akan menikah. Sangat tidak mungkin, itu sama saja seperti menunggu Hazel mengecat rambutnya menggunakan satu warna saja. Lagipula dia kan baru berusia tujuh belas tahun. Tunggu, kalimat yang tadi ia dengar adalah 'baru berumur tujuh belas tahun'!

Hatinya sedikit mencelos, jangan-jangan orang tuanya sudah mengikatnya dengan ikatan perjodohan dengan keluarga Slever. Selena tertawa canggung kemudian menggelengkan kepalanya pelan, "Itu tidak mungkin, ya tidak mungkin." Ia meyakinkan dirinya sendiri jika sebenarnya ia tidak yakin yang di dengarnya adalah 'umur tujuh belas'. Bisa jadi yang diucapakan oleh Martha adalah 'umur dua puluh tujuh', keduanya memiliki kata yang mirip (dalam bahasa inggris).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Aharon (Veneficus Academy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang