Halo pembaca...
Aku sangat berterimakasih pada siapa pun yang sudah memberikan vote pada ini, komentar-komentar lucu atau pun mereka yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. Tentu saja aku berutang budi pada kalian!Salam hangat, dan selamat membaca...
Selena menatap peti mati ibunya dengan tatapan kosong. Beberapa sekop tanah lagi peti itu sudah tidak terlihat. Dan kini peti itu sudah tertutup tanah dengan sempurna. Ayahnya sudah disemayamkan terlebih dahulu tepat disebelah makam ibunya.
Ia tak peduli dengan orang-orang yang datang di pemakaman kedua orang tuanya. Siapa pun yang datang, sebanyak apapun yang datang tidak akan membuat kedua orang tuanya hidup kembali.
Keluarga? Allan dan Ribkah adalah satu-satunya keluarga yang Selena miliki. Kakek, nenek,paman, bibi, saudara, kakak, adik, dia tidak punya satupun. Dan dia hidup sebatang kara sekarang.
Selena hanya mengangguk pelan ketika teman-teman sekolah, para guru, dan tetangganya menyalaminya satu persatu guna memberikan semangat. Kalimat apapun yang mereka katakan akan sama aja, tidak akan merubah apapun. Kedua orang tuanya tidak akan bangkit dari peti mati itu.
Ditengah-tengah para tamu yang datang ke pemakaman kedua orang tuanya, ada beberapa orang yang terlihat asing bagi Selena. Mereka seolah menutup diri dan tidak berbaur dengan yang lain. Tetapi mereka menangis seolah merasa amat kehilangan Allan dan Ribkah. Namun sekali lagi Selena tidak peduli. Dengan ada atau tidaknya orang-orang asing tersebut keadaan tidak akan berubah. Kedua orang tuanya tidak bisa hidup kembali dan memeluknya kemudian berkata bahwa ini semua hanyalah sebuah prank.
Setelah proses pemakaman usai, Selena kembali kerumahnya dengan menumpang mobil tetangganya, Nenek Ana. Nenek Ana lah yang pertama kali Selena beri tahu jika kedua orang tuanya telah meninggal pagi tadi.
Gadis itu memasuki rumahnya yang sangat berantakan. Ia masuk ke dalam kamarnya kemudian mengunci pintunya. Selena teringat akan buku yang Allan kasih semalam. Buku tebal bersampul cokelat tua. Ia mengambilnya kemudian duduk di atas ranjang empuknya.
"Buku apa yang ayah beri padaku?" Gumamnya pelan. Namun saat ia hendak membukanya, buku itu seolah menolak untuk dibuka. Lelah berusaha berkali-kali membuka buku tersebut, Selena akhirnya menyerah.
Ia lebih memilih tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ia begitu letih, terjaga dan menangis semalaman benar-benar menguras tenaganya. Gadis itu merubah posisi berbaring dan memejamkan matanya hingga mimpi merenggut kesadarannya.
Cahaya matahari sore berwarna jingga menerobos masuk melewati celah jendela yang terbuka membuat kamar milik Selena bernuansa hangat.
Perlahan matanya terbuka menatap keluar jendela. Entah karena ia baru bangun dari tidur siangnya yang selama hampir empat jam atau memang benar ada sekelebat bayangan diluar jendelanya.
Tubuhnya menegang, ia teringat akan kejadian semalam. Sangat menakutkan dan mengerikan. Namun yang lebih membuat seorang Selena Aharon merasa takut sekarang adalah ketika ia mendengar sebuah suara yang sedang bercakap-cakap dengan pelan dibalik pintu kamarnya.
Ceklek.
Pintu kamar Selena yang semula terkunci bisa dibuka dengan begitu mudahnya, bahkan meski kuncinya masih menggantung di lubang kunci. Selena segera berdiri, bersiap lari jika ternyata itu adalah seorang wanita tua yang sudah membunuh kedua orang tuanya.
"Hai, Selena Aharon! Kami pasti membuatmu takut dan terkejut." Seorang wanita berjalan kearahnya dengan senyum diwajahnya. Dibelakangnya ada seorang pria yang tampaknya seumuran dengan ayahnya. Mereka menggunakan pakaian seperti bangsawan Eropa kuno. Selena menebak mereka adalah pasangan suami isteri.
![](https://img.wattpad.com/cover/219547578-288-k47352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Aharon (Veneficus Academy)
Fantasía[HIATUS] Selena Aharon adalah seorang gadis yang berkehidupan normal, namun semua itu berubah setelah kematian kedua orang tuanya yang penuh dengan misteri. Dunianya berubah, semua tidak normal. Ia memiliki seorang pelindung yang sudah ditakdirkan u...