PROLOG

108 31 16
                                    

Hari Jum'at, 03.00 a.m

Perempuan itu bersila di depan laptopnya. Menatap kosong lembar word putih bersih yang ia telah buka 1 jam yang lalu. Memikirkan, harus mulai darimana kisah itu. Kisah yang tidak memiliki awal dan akhir. Bahkan tidak memiliki pengenalan dan perpisahan. Kisah yang hanya mengikuti arus waktu yang tidak  menunggu. Arus waktu yang egois, mengambil malaikat yang menjadi tokoh utama dalam kisahnya dari perempuan itu.

Perempuan malang

Perempuan yang tidak dapat menunggu lagi kehadiran fajar untuk menulis kisah itu.

Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi

Setelah perkataan dokter sore itu

"Kamu mengidap demensia dini nak, demensia adalah penyakit yang membuatmu perlahan lahan melupakan semua ingatanmu"

Dunia terasa runtuh seketika mendengar perkataan itu

Apakah Tuhan membencinya?

Setelah ia mengambil malaikatnya, dan sekarang mengambil kenangan dengan malaikat itu?

Tidak, perempuan malang itu tidak akan membiarkannya

Tuhan sudah mengambil malaikatnya

Tidak dengan kenangannya

Dan disinilah ia sekarang

Menyesap kopi pahit yang tidak kalah pahitnya dengan obat yang ia komsumsi. Lalu menarik nafas dan mulai menulis.

******
Hei, ini karya pertamaku. Saya akan sangat berterimakasih jika kalian para pembaca dapat menghargai karya saya dengan vote dan komen disetiap chapter. Tidak sulit untuk menghargai karya orang lain. Trims

Dah dah

MEMORIES : THREE YEARS AGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang