3.

120 12 1
                                    

Keesokan hari..

Seorang gadis masih terlihat nyaman dengan mimpinya, apakah mimpinya sedang bagus? Sehingga suara sang bunda yang mengalahkan kerasnya suara alarm ayam gadis tersebut juga tidak bisa membuatnya terbangun.

"Devaaaa, bangun!! Kamu sekarang ada upacara loh!" ucap bunda Deva dengan teriak.

"Hmm" gadis itu tetap saja nyaman dengan mimpinya.

Lalu sang bunda jengkel liat anak gadis yang satu ini, suaranya sudah ia keluarkan semua namun masih tetap saja tidak berkutik. Sang bunda yang mempunyai sejuta ide untuk membangunkan anak gadisnya yang satu ini akhirnya keluar dari kamar Deva.

"Teng Teng Teng Tretengggg" Bunda kembali dengan membawa panci.

"Deva bangunnn!! Teng Teng Teng"

"Astaghfirullah bunda ayo gotong royong bawa sapu gayung" ucap Deva secara kaget.

Deva pun membuka matanya dan tidak ada gotong royong disini, yang dia lihat hanyalah bundanya yang sedang membaca panci.

"Hahahaha gotong royong dimana emangnya Dev?" tanya bundanya dengan tertawa.

"Ih bunda ngapain sih bawa panci ke kamar Deva? Emangnya bunda mau masak disini?" tanya Deva dengan kesal, wajahnya pun sekarang juga merah padam.

"Kamu sih dibangunin susah, liat tuh udah jam berapa! Wajahnya gausah merah gitu dong, emangnya tadi tidur sambil make up kok bangun-bangun jadi merah?" bundanya yang satu ini memang sangat suka jahil kepada anaknya, ya meskipun umurnya sudah kepala 4 tapi wajahnya masih awet muda.

"Gatau Deva marah sama bunda titik gapake koma"

"Ohh yaudah uang jajan pake uang kamu sendiri ya"

"Apaa bun? Deva ga dengerr" ucapnya sambil berjalan ke kamar mandi.

"Heh gaboleh gitu"

***

"He telur puyu" panggilku sambil berjalan ke meja makan.

"Apaan telor dadar?" jawabnya sinis.

"Etdah buset Deva jadi telor dadar banding jauh woe" ucapku tak terima.

"Pyrus jadi puyu juga banding jauh dar" jawabnya tak terima juga.

"Lo kemarin kemana ha? Enak aja gue ga dijemput" ujarku dengan nada kesal. Karena memang kemarin abangnya si puyu itu tidak menjemput Deva dengan alasan pacarnya minta dijemput.

Dasar bucin.

"Hehe gue kan ngebucin dulu" jawabnya sambil senyum-senyum.

"Gausah sok manis, lo sama gue masih manisan gue"

"Nanti lo jemput gue gausah alasan!"

Di sekolah..

"Lo tau Dav? gue selalu berdoa buat lo supaya cepet punya pacar bwahahaha" ujar abangnya dengan terbahak.

"Sombong lo sekarang, udah punya pacar jadinya ngeledek gue" jawabku dengan nada kesal.

"Udah sana masuk"

"Hm"

Akhirnya Deva berjalan memasuki gerbang, lalu ia melihat kearah mading. Kenapa didepan mading banyak siswa? Daripada Deva ngambil pusing ia langsung berjalan kearah mading, ternyata pembagian kelas selama kegiatan LOS.

"Alhamdulillah akhirnya gue sekelas sama para kecebong" batinnya.

"Devaaaa!!" panggil seseorang dari belakangnya.

Dear Mantan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang