Part 1

78 44 30
                                    

-Percaya atau tidak kamu adalah orang yang selalu ku sebut namanya dalam doa-

Di malam hari yang penuh bintang kala itu, seorang gadis cantik bernama Ansel tengah duduk diam bersama 'pacar' nya. Tadi sore, ketika ia baru mau tidur laki-laki yang entah siapa namanya mengajak Ansel pergi ke luar dan mengaku bahwa ia adalah pacar nya.

Sudah biasa memang Ansel gampang melupakan nama orang,karna memang kapasitas otaknya sangat minim.

Semua orang yang mengenal Ansel juga tau bahwa cewek itu di nobatkan sebagai playgirl yang banyak cowoknya. Tapi anehnya,banyak cowok yang mau sama dia meski di Ansel memiliki latar belakang seperti itu.

Karna di rumah ia juga bosan,akhirnya ia menyetujui permintaan cowok di depannya itu yang sekarang tengah menatapnya sembari tersenyum.

"Ansel kok bisa cantik banget sih?" goda cowok itu yang kali ini Ansel ketahui bernama Yoga.

Ansel menaikan sebelah alisnya,membuat Yoga tersipu malu.
dasar aneh.

"Ansel,abis ini mau kemana lagi?aku siap anterin kok,"

"Pulang," jawab Ansel singkat,ia malas jika harus pergi-pergi lagi bersama ah entahlah Ansel kembali lupa siapa dia.

"Baru juga jam set10 kok mau pulang sih? atau mau pergi ke bar aja? Ansel suka kan?"

Dan kali ini Ansel melirik sinis cowok itu,enak sekali ia berbicara seperti itu. Kalau Ansel gak punya kesabaran mungkin cowok itu sudah habis ia jambak.

"Iya gue suka bar,tapi gue lebih suka gak bareng Lo kesana nya," ucap nya kemudian Ansel pergi meninggalkan minumannya yang belum tersentuh.

Dari kejauhan,Ansel dapat mendengat cowok gila itu meneriaki namanya terus-terusan membuat seisi Kafe saat itu memandang nya aneh.

Memang dia aneh kok.
____

Di hari Senin yang mendung,Ansel kembali beraktivitas seperti anak-anak lainnya. Ia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Jika kalian mau tahu seberapa jauh rumah ke tempat sekolahnya,mungkin kalian akan tercengang.

Sekolah Pelita Harapan. Disitulah Ansel menempuh pendidikan SMA nya sekarang. Kini dirinya sudah siap dengan tas ransel hitam di pundaknya. Tak lupa,ia selalu menguncir rambut karna ia paling tidak suka di gerai. Menurutnya itu sangat panas.

Di lantai bawah,sudah ada Airen - mamanya- yang sedang sibuk mengolesi roti dengan selai blueberry,Airen juga terlihat sedang menelfon seseorang dengan ponselnya di tahan antara kepala dan juga bahunya.

Jeff -papanya- yang memang tak pernah terlihat ketika pagi sudah membuat Ansel terbiasa dengan ketidakhadiran papanya itu. Ia bahkan sudah lupa bahwa ia memiliki orang tua yang lengkap.

Rasanya seperti dia memang anak tiri.

"Non,mau sarapan dulu?" tawar bi Oti,pembantu rumahnya.

Ansel hanya menggeleng pelan,kemudian melangkah pergi dari rumah sepi itu.

Sembari melangkah ke luar,rasa kesepian itu semakin mengikuti nya membuat Ansel tak pernah bahagia ketika pagi menjelang.

Karna jarak rumah ke sekolah yang terbilang cukup jauh Ansel memilih untuk naik bus. Mobil atau motor yang ada dirumahnya sama sekali belum terpakai,padahal itu adalah hadiah dari seseorang yang sangat Ansel harapkan datang kembali.

Jam menunjukkan pukul 6 lewat 21 menit. Seperti nya,Ansel akan telat hari ini. Tak masalah telat atau tidak,selama kalian punya uang semua itu akan beres di sekolahnya.

 ACCIDENTELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang