part 2

56 39 13
                                    

Hi, semuanya!!!! selamat membaca,semoga suka^_^

-Everything Will be okay. Not today,maybe tomorrow-

_____
Memiliki riwayat jantung lemah bukanlah hal yang menakutkan lagi bagi Ansel. Dari ia lahir hingga saat ini penyakitnya yang memang turun-temurun dari keluarganya membuat ia tak takut untuk melakukan hal apapun. Ia mengganggap penyakit nya hanya sebuah penyakit kecil yang tak perlu di khawatir kan.

Di rumahnya yang sepi itu,Ansel duduk di salah satu sofa ruang keluarga nya. Tadi penyakit Ansel kambuh,dan untunglah Ansel sigap untuk meminum obat resep dokter langganan keluarganya. Bib Oti yang sudah mengenal lama majikannya itu hanya bisa mengemas kan kesehatan majikannya yang tak pernah ter-urus dengan baik.

"Non beneran gak mau ke rumah sakit aja? akhir-akhir ini non kan sering banget kambuh,"

"Gak usah,Ansel bisa sendiri," jawabnya. Mungkin kebanyakan dari kalian sudah mengira betapa juteknya sifat Ansel itu. Benar sekali jika kalian mengira seperti itu. Karna dari dulu hingga sekarang Ansel tak pernah baik kepada siapapun dan tak pernah sekalipun ia mau bergantung pada orang lain.

"Tapi Non,kalau terjadi apa-apa gimana?"

"Gak bakal,Ansel jamin itu," Setelah mengatakan itu Ansel pergi keluar rumah,berniat untuk berjalan-jalan sebentar ia paling tidak betah dirumah sepanjang hari.

Seperti biasa,Ansel masih peduli pada dirinya sendiri. Ia selalu membawa persediaan obatnya kemanapun,meski itu hanya berjalan-jalan seperti yang ia lakukan ini.

Ansel melewati taman berumput hijau itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Ia diam memandang terus taman itu, perlahan senyumnya mengembang mengingat memori dulu yang seperti kembali ia ingat.

Jika kalian bertanya apakah ada penyesalan dalam hidup Ansel, jawaban ADA. Ansel bukan cewek jutek yang tak bisa merasakan sedih,menyesal,atau hal buruk lainnya. Justru,selama ia hidup sampai saat ini penyesalannya hanya satu dan tak pernah berubah entah sampai kapan.

"Huft,"

Seseorang entah dari mana asalnya datang tepat di hadapan Ansel sekarang. Ansel terkejut bukan main,bahkan ia reflek menampar orang itu hingga ia meringis kesaktian.

"Aw,Lo cewek bukan sih? Kuat banget nampar orang," kesal cowok itu,ia memegang pipinya yang di tampar tadi.

"Apa sih," balas Ansel,ia tak kenal orang itu tapi kenapa cowok dihadapan nya ini sok asik padanya?

"Eh,mau kemana?" cowok itu menahan topi Hoodie milik Ansel itu.

Ansel hampir saja terjatuh karna tarikan itu,untuk cowok itu menahannya kalau tidak ia bisa malu saat itu juga.

"Kita kenal?" tanya Ansel kesal,ia berusaha untuk melepaskan tangan cowok itu dari topi Hoodie nya tapi sayangnya kekuatan cowok lebih besar daripada dia.

"Owh,tentu saja. Kita udah ketemu sekali,"

"Trus?"

"Kita belum kenalan kan"

"Hah?"

"Gue Billy,Lo?"

"Hah?"

"Lo siapa?"

"Pansi,"

Ansel kesal,ia paling tidak suka di tanya-tanya,ribet menurutnya. Kemudian,Ansel pergi dari sana putus sudah kenangan yang tadi ia ingat hanya karna atau cowok yang bahkan gak Ansel kenal itu.

"Tungguin dong," pinta cowok itu berlari mengejar Ansel.

Ansel yang sudah lumayan jauh tak mendengar suara teriakan itu. Tetapi,ketika ada seseorang yang datang dari arah depannya,ia diam tak lagi berjalan. Seluruh badannya seketika kaku seperti sudah refleks begitu saja.

 ACCIDENTELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang