Terpa Nestapa

kecewa

Tanpa kita sadari bahwasanya Rasa kecewa mampu dengan hebat mengubah diri kita. Diri yang sering kali dibuat kecewa.

Aku,
Kamu,

Kita semua pernah merasakannya.
Yang membedakan hanya besar kecil  kecewa yang kita rasakan. Ntah lah kecewa merubah segalanya, merubah setiap jiwa menjadi lebih perasa dan hati-hati, maksudku membuat aku atau kamu yang pernah merasakan itu menjadi lebih sensitif. Ingin-nya hanya di mengerti, merasa paling benar dalam menjalani hidup, merasa hanya kamu yang memiliki perasaan, hanya kamu yang perlu diperhatikan.

Seharusnya dengan adanya rasa kecewa kita lebih bisa dalam memapah diri kearah yang lebih baik bukan berhenti untuk merasa baik.

Walaupun sama hingga saat ini aku adalah aku, namun kali ini aku berbeda. Aku yang hanya ingin bahagia aku yang hanya ingin dimengerti, dipahami, diamini segala inginnya. Sebab karena kecewa, aku menjadi aku yang bukan aku. Berubahku bukan tak beralasan, berubah ku karena aku tidak mau merasakan kecewa yang sama, kecewa yang amat sangat kecewa, kecewa yang membuat hari hariku tak ada warna walaupun sebatas hanya satu warna pelangi, sebabnya aku tidak ingin semua terulang lagi.

Walupun aku mengerti! Bukan begini caranya, ini salah. Tapi tak bisa ku hindari sekalipun aku bisa memilih.

Ini hanya bagian dari prosesnya, pada waktu yang tepat aku akan kembali. Kembali mengerti, kembali memahami dan kembali mengamini.

Aku hanya lelah, atas segala rasa atas segala usaha atas segala kenyataan yang sama sekali aku tak ingin itu ada. Aku mungkin membenci diriku saat ini, membenci aku yang menjadi aku yang tidak seharusnya itu adalah aku. Kamu mengerti?

Hidupku, segalanya yang sedang terjadi dalam putaran alam raya ini aku membencinya, sebab satu rasa yang tak bisa kutemukan maknanya hingga saat ini. Rasa itu adalah "kecewa"