1 who are you?

151 11 0
                                    

Manusia takkan pernah merasa puas dengan sedikit kebahagiaan, mereka akan meminta lagi dan lagi. Sedangkan tanpa mereka sadari, untuk mendapatkan satu kebahagiaan, harus ada sesuatu yang kau korbankan.

.

.

"Donghae-ya! Palli irreona!! Ini sudah pagi, sayang!"

Derap langkah terdengar mendekat menuruni anak tangga satu persatu, sepasang kaki berbalut sepatu sewarna biru langit itu berlari menuju sebuah ruangan. Sebuah ruangan dengan aroma sedap yang sukses membuat cacing-cacing di perutnya bergeliat.

"aku sudah bangun, eomma!!" teriaknya bersemangat seraya merentangkan kedua tangannya lebar.

Bibirnya tersenyum amat cerah membuat siapa saja yang melihatnya ikut tersenyum bersama, begitupun seorang wanita berusia sekitar akhir dua puluhan. Ia tersenyum dan ikut merentangkan tangannya.

Tak lama kaki berbalut sepatu sewarna biru langit itu berjalan cepat dan merangkulkan kedua tangannya di leher wanita tersebut, di leher sang ibunda.
"ommo... uri Donghae pagi sekali sudah siap?"

Anak tersebut, Cho Donghae tersenyum dan menganggukkan kepalanya cepat.

"eoh," jawabnya bersemangat.

Wanita dengan surai hitamnya itu beranjak, "duduklah Hae-ya, eomma selesaikan dulu masaknya, hn?"

"chakkaman!" pinta Donghae menarik lengan sang ibunda, perlahan tangan kecil itu menyentuh perut ibunya yang nampak sedikit membuncit.

Ah... sepertinya akan ada anggota baru di keluarga ini.

Donghae, anak berusia enam tahun itu mengelus perut ibunya lembut.

"little Cho, nanti kalau Little Cho sudah keluar, ayo main dengan hyung!" Ia masih terus mengelus perut ibunya,

"eoh, tapi eomma. Kapan Little Cho keluar?" Tanya Donghae polos, ia mengerjap lucu menunggu jawaban sang ibunda.

"sebentar lagi Hae-ya," jawab seseorang mengambil alih pembicaraan, ia berjalan mendekat pada Donghae dan lalu menangkup pipi chubby putranya tersebut. Ya, putra sulungnya.

Anak berusia enam tahun itu memiringkan kepalanya tak mengerti, "sebentar lagi?"

Sang ayah mengangguk pasti memberi jawaban, "sebentar lagi, musim semi nanti uri Donghae pasti sudah bermain dengan Little Cho,"

Mendengar jawaban sang ayah, Donghae tersenyum puas. Iya, ayahnya bilang musim semi Little Cho pasti sudah keluar. Berarti sebentar lagi ia akan punya teman bermain baru.

.

.

Ketika sebuah kebahagian telah ada di depan mata dan kita hanya tinggal meraihnya, tidak...


Nyatanya tak semudah itu, bahkan ketika kebahagiaan itu telah ada dalam genggaman. Bukan tak mungkin ia akan pergi dan memutuskan untuk menghilang...

.

.

Suara dari sebuah tempat tidur beroda itu terasa memekakkan telinga, gesekan antara roda dan lantai menimbulkan suara decitan yang tanpa terasa memacu jantung siapun yang mendengarnya.

My SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang