Gelap beranjak terang…
Siang beranjak malam…
Seseorang terlahir dan suatu hari nanti ia harus rela untuk pergi meninggalkan raganya…
Meninggalkan kenangannya…
Begitulah siklus kehidupan, bergulir dan tak seorangpun dapat mencegahnya…
Namun bicara tak semudah kenyataannya, semuanya justru terasa jauh lebih sulit dari yang dibayangkan…
Akankah… aku siap menghadapinya?
.
.
Rerumputan kering tampak goyah ketika diterpa angin, keadaannya yang sudah hampir mati membuatnya lemah dan tak dapat mempertahankan diri.
Begitupun dedaunan di pohon-pohon itu, mereka kini menguning dan menyerah untuk bertahan. Jatuh, menyentuh tanah dan mati disana.
“musim yang menyedihkan, kenapa dia bisa suka musim seperti ini?” monolog seseorang seraya menggelengkan kepalanya tak mengerti. Kakinya yang menapak diatas tanah ia mainkan mengikuti arah hembusan angin. Menggoyangkannya lembut sembari sesekali menutup matanya merasakan setiap sentuhan udara di kulit putihnya.
Ia lirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu tapi seseorang yang ditunggunya belum juga menampakan batang hidungnya. Kemana dia?
Terdengar helaan nafas darinya, akhirnya ia beranjak dari sana. Mungkin sekaleng kopi panas bisa menghangatkan sedikit tubuhnya. Ia pergi menjauh mencari mesin minuman terdekat di sekitar taman sungai Han itu.
Beberapa menit berlalu, ponselnya bergetar ketika ia hendak kembali ketempatnya semula dengan dua buah kaleng minuman di tangannya. Susah payah ia genggam dua kaleng minuman yang ia bawa di tangan kirinya, sedangkan tangan yang lainnya menerima panggilan yang ternyata dari seseorang yang sejak tadi ia tunggu.
“Little Cho!” serunya sumringah, ia geser tanda hijau dilayar ponselnya dan menyapa seseorang di sebrang sana dengan penuh semangat. “Little Cho, kau dimana?” tanyanya antusias.
Terdengar gerutuan sebagai balasan pertanyaan yang pria itu lontarkan, “hyung sendiri dimana sekarang?” Tanya orang itu balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun
FanfictionMatahari... Ia seperti matahari. Kulit putihnya yang pucat, rambut tebalnya yang ikal, bola matanya yang sewarna caramel, mulutnya yang mengembung karena mengulum permen lolipop, dan juga tangannya yang berpegang erat pada celana kain hitam milik ap...