The Unseen [On Hold]

The Unseen

PROLOG.

Ku tekan tombol remote televisi ku berkali-kali, mencari acara yang bisa menghiburku. Hari ini hari minggu dan aku hanya menonton televisi sendirian dan bermalas-malasan di rumah, sedangkan remaja-remaja seumuranku mungkin sedang menghabiskan waktunya di luar rumah dan bersenang-senang. Kehidupanku memang selalu seperti ini, membosankan. Begitu juga dengan kepribadianku. Banyak orang yang menganggapku membosankan hanya karena aku suka membaca novel-novel klasik dan menghabiskan waktu di rumah. Aku memang jarang pergi ke luar rumah, aku selalu menghabiskan akhir pekan di rumah. Tetapi lain halnya jika Claire memaksaku untuk menemaninya berbelanja. Sahabatku yang satu itu tidak bisa mendengar jawaban 'tidak'.

Tidak tahu apa yang merasuki ku saat ini, tetapi tiba-tiba saja aku ingin pergi keluar rumah. Aku pun segera beranjak dari sofa tempatku berbaring tadi menuju kamarku untuk mengambil cardigan dan dompetku. Setelah itu aku langsung menuju pintu rumahku dan keluar.

Cuaca hari ini  sama seperti cuaca hari-hari biasanya. Langit Kota Seattle memang sering sekali tertutup oleh gumpalan awan berwarna abu-abu. Matahari jarang memancarkan sinarnya di kota ini. Aku tidak tahu mengapa, mungkin matahari membenci kota tempat tinggalku.

Aku membiarkan kedua kakiku menuntunku ke arah tujuan. Walaupun sebenarnya aku tidak tahu kemana tujuanku. Aku hanya terus berjalan, berjalan, dan berjalan. Sesekali aku mengamati lingkungan sekitar, memastikan bahwa aku masih berada di lingkungan yang ku kenal.

Kedua kakiku memutuskan untuk berhenti, tepat di depan sebuah taman. Hampir tidak ada orang disana, kecuali aku tentu saja. Aku memutuskan untuk duduk di sebuah bangku yang ada di pinggir taman tersebut.

Siapa sangka hanya dengan pergi berjalan-jalan ke sebuah taman dapat membuat hari-hariku yang sebelumnya membosankan menjadi berubah 180 derajat?

Namaku Adeline Hannah Evans, dan inilah ceritaku.