The Unseen - Chapter 4

262 9 1
                                    

Look at the banner! What do you think? :D

*****

"Kau tunggu disini. Jangan pergi kemanapun sebelum aku kembali" aku memperingati Colton sebelum aku pergi ke lantai bawah untuk makan malam bersama ibuku.

"Ya, ya, baiklah" Colton menjawab peringatanku dengan nada tidak peduli. Ia menyandarkan tubuhnya, mencari posisi yang nyaman untuk duduk.

"Aku bersungguh-sungguh, Colton!"

"Baik, nyonya. Aku akan menjadi anak yang baik dan tidak akan kemanapun sebelum nyonya kembali" ucap Colton sambil memutar kedua matanya.

Aku mengabaikan perkataannya dan bergegas keluar kamarku. Aku menuruni tangga dan menuju ruang makan. Ku lihat ibuku sedang sibuk menata meja makan. Aku menghampirinya dan membantunya menyiapkan makan malam untuk kita berdua.

Seperti malam-malam biasanya, aku dan ibuku hanya makan malam berdua. Kenyataannya adalah, hanya kami berdua yang tinggal di rumah ini. Orang tuaku bercerai beberapa tahun yang lalu, dan aku tinggal bersama ibuku. Aku masih berhubungan dengan ayahku kadang-kadang, tetapi akhir-akhir ini ia sangat sibuk. Jangan salah, aku sangat menyayangi ayahku. Dulu, ia adalah seorang pria yang sangat sayang dan perhatian kepada keluarganya. Tetapi, pekerjaan membuat ayah berubah. Ia jauh lebih sering menghabiskan waktunya di kantor dan sering pulang larut malam. Mungkin itu alasannya ibuku menceraikan ayahku.

Setelah semua siap, aku duduk di sebrang ibuku. Makanan yang ada di atas meja membuat perutku berbunyi. Aku pun langsung menyantap makananku.

"Adeline, pergi ke mana kau tadi sore?" ibuku membuka percakapan. Suaranya yang halus dan lembut membuat aura keibuannya semakin terpancar.

"Aku pergi untuk berjalan-jalan di sekitar taman" jawabku sambil menyantap makanan yang ada di atas piringku dengan lahap. Jangan salahkan aku, aku remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Jelas saja aku lapar setiap saat.

"Tapi, tadi kan hujan. Apa kau tidak kehujanan?"

Aku mengalihkan pandanganku dari makanan ke arah wajah ibuku. Terlihat wajahnya menampakkan kalau ia khawatir. "Tenang saja, Mom. Saat hujan tadi, aku sedang menyesap cokelat panas di sebuah cafe yang ada di dekat sana" aku tersenyum ke arah ibuku dan melanjutkan makan malamku.

*****

"Kau tunggu di sini, mengerti?" aku mengingatkan Colton.

"Ya" Colton menjawab pertanyaanku dengan nada yang malas.

Karena ia menjawab dengan nada seperti itu, aku menambahkan, "Jangan mengintip! Jangan berpindah dari tempatmu!"

"Astaga Ade, apa sebelum kau bertemu denganku kau sudah secerewet ini?" aku merasa sedikit bersalah karena memang benar, aku sangat cerewet. Tetapi, sebelum aku bertemu Colton, aku tidak secerewet ini. Ia yang membuatku menjadi seperti ini.

Aku berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku untuk berganti pakaian, mencuci wajahku, dan menggosok gigiku. Aku menutup pintu dan memulai ritualku. Aku mengganti pakaianku dengan kaos hitam  polos yang agak terlalu besar untukku dan celana pendek. Biasanya aku hanya memakai tank top dan celana pendek, tetapi karena akan ada sesosok arwah yang sangat amat tampan yang akan menginap di kama- tunggu dulu. Apa tadi aku bilang sesosok arwah yang sangat amat tampan? Uh-oh, coret bagian itu.

Aku menggosok gigiku dan mencuci wajahku. Setelah selesai, aku keluar dari kamar mandi. Colton sudah tidak terduduk di sofa, ia berbaring sambil menonton televisi.

"Apa kau membutuhkan selimut?" aku tidak tahu apakah ia akan kedinginan atau tidak. Maksudku, aku tidak tahu apakah arwah bisa kedinginan atau tidak. Jelas saja aku tidak tahu, aku tidak pernah merasakan menjadi arwah.

"Tidak usah"

"Baiklah kalau begitu. Bisakah kau matikan televisinya karena aku mau tidur?"

"Ya"

"Colton?" aku memanggilnya.

"Ada apa lagi?" suara Colton terdengar begitu terganggu saat aku memanggil namanya.

"A-aku hanya ingin mengucapkan selamat malam"

"Selamat malam, Adeline" ia mengucapkannya dengan suara yang lembut, berbeda dengan yang sebelumnya.

Aku menaiki tempat tidurku yang sangat nyaman dan berbaring di atasnya. Aku menarik selimutku dan mencoba untuk tidur.

*****

Aku tidak bisa tidur. Entah pukul berapa sekarang, aku tidak bisa memejamkan mataku. Aku sudah mencoba menghitung ribuan domba, tetapi tetap saja aku tidak bisa terlelap. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengamati langit-langit kamarku.

"Adeline?" Aku kaget mendengar suara Colton memanggil namaku. Ternyata ia juga belum tidur. Apa ia juga tidak bisa tidur sama sepertiku?

"Ya?"

"Apa kau mempunyai pertanyaan untukku?"

Ada apa dengan Colton? Mengapa tiba-tiba ia menanyakan itu kepadaku? Tentu saja aku mempunyai pertanyaan untuknya. Banyak sekali pertanyaan untukknya yang berputar-putar di kepalaku seperti: Apakah ia bernafas? Apakah ia dapat menghilang? Apakah ia dapat terbang? Apa yang ia makan sehingga ia dapat terlihat begitu tampan dan rupawan? Ah, aku tahu pertanyaan yang tepat.

"Tentu saja. Apa aku boleh bertanya kepadamu?"

"Hanya satu pertanyaan"

"Baiklah. Mengapa kau bisa...menjadi arwah seperti sekarang?"

Ia terdiam. Apa aku bertanya pertanyaan yang salah? Ia masih terdiam dan aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan.

"Kau tidak harus menjawab pertanya-"

Ia memotong pembicaraanku dan berkata, "Aku adalah korban dalam sebuah kecelakaan yang cukup parah beberapa minggu yang lalu. Saat itu aku yang mengendarai mobil. Kami dalam perjalanan pulang ke rumah. Saat aku ingin berbelok ke arah kiri, dari sana terdapat mobil yang melaju sangat kencang. Mobil itu menabrak mobilku, mobilku sempat berputar-putar hingga akhirnya terbalik. Dan...dia meninggal di tempat itu juga"

Suara Colton sangat kecil dan sedikit bergetar saat ia mengucapkan kalimat terakhirnya, hampir seperti sebuah bisikan. Mungkin aku tidak akan mendengarnya jika aku tidak memperhatikan setiap ucapannya dengan seksama. "S-siapa dia?"

"Dia...perempuan yang sangat berarti dalam hidupku"

*****

NANANANANANANAAAAAA, HERE'S CHAPTER 4!

Maaf ya aku baru upload, soalnya minggu kemarin lagi UAS hehe. Maafffff:)

Oh iya, LOOK AT THE BANNER! Bagus gaaa? ;)

Comment/Vote/Fan! Much love<3

The Unseen [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang