Part 1

23 5 0
                                    

            Pagi ini di depan salah satu sekolah internasional bernama Bina Harapan, menjadi sangat ramai di karenakan aktivitas yang sebentar lagi akan di mulai. Kendaraan-kendaraan berhimpitan, baik yang terparkir maupun sekedar mengantar. Hari ini adalah awal tahun pembelajaran, sekolah Bina Harapan hanya menerima sekitar 50 siswa exclusive pertahunnya, yang tentu saja berisikan siswa yang pintar dan beruang. Valerie Nathania adalah salah satu siswa yang di terima lewat jalur orang tua. Yap orang tua Valerie adalah pendiri sekolah yang sekaligus pemilik yayasan ternama, gadis dengan rambut hitam panjang dan bergelombang yang di biarkan terurai tanpa accessories, sweater navy kebesaran, rok seragam rimple 3 centi diatas lutut, sepatu vans oldschool hitam, dan kaus kaki panjang, di tambah tas punggung untuk hari pertama kesekolah. Terlalu biasa untuk seorang anak pemilik sekolah. Tentu saja tidak ada yang menghiraukan dia sebelum para staff sekolah yang menyapanya.

"Semuanya berbaris yang rapih sesuai papan kelas" ucap tegas dari seorang laki laki yang terlihat berwibawa, diikuti pergerakan para siswa baru menuruti perintah itu. "Perkenalkan nama saya Adrian selaku ketua osis sekaligus penanggungjawab masa pengenalan lingkungan sekolah hari ini. Saya dan teman teman osis lainnya akan membantu kalian untuk mengenal sekolah ini lebih jauh, setelah ini kalian membentuk kelompok yang setiap kelompoknya akan di bimbing oleh dua teman saya untuk berkeliling sekolah".

Koridor sekolah terlihat sesak di penuhi kelompok-kelompok yang baru saja di bentuk untuk pengenalan lingkungan sekolah, serta kakak kelas yang penasaran dengan wajah para siswa baru, membuat Valerie yang malas mengikuti kegiatan tersebut, memilih untuk melarikan diri sendirian ke kantin. Ia sudah mengenal lingkungan sekolah ini, toh design sekolah ini di bantu oleh ide-idenya bersama dengan arsitek sewaan ayahnya.

"Mang ujanggg, es jeruk satu, nanti siang vale bayar, lupa bawa dompet hehe" teriak Valerie kepada penjual minuman sembari mengambil tempat duduk terdekat dan ternyaman disitu.

"nih non, maen ujang ujang aja! Nama saya Ahmad nengg, Ah-Mad. Lagian situ anak baru maen ngutang ngutang aja, yeee!" sembari menyodorkan segelas es jeruk dingin ke hadapan Valerie.

"hehe, yaudah Ujang aja biar ga ribet. Inget ya mangg, Va-le-rie." Celetuknya mengikuti nada mengeja yang dilakukan penjaga kantin itu sambil tersenyum lebar.

Memperhatikan sekitar adalah sebuah kebiasaan bagi Valerie, dua orang di ujung kanan sedang bercanda, satu siswi dengan nasi goreng yang belum tersentuh terlihat sibuk dengan ponselnya, tujuh kios dengan makanan berbeda yang dijajakannya. Dan satu pria menuju kearahnya.

"Emangnya gak panas ya ke kantin pake sweater?" ujar pria itu yang dengan sengaja mengambil kursi di depannya.

"emangnya gaada kursi lain ya sampe lo duduk disitu?" Balas Valerie kesal

"Adasih, cuman disini gravitasinya kenceng" . "Lagian lo, anak kelas satu bukannya seharusnya lagi pengenalan sekolah ya? Lo ngapain disini?" Tanya pria itu sambil menaruh sikunya diatas meja, memperlihatkan lengan gagahnya, yang separuh tertutup kemeja putih panjang yang di lipat asal asalan, menatap Valerie heran.

Pria itu tidak mengenakan almamater, artinya dia bukan anggota osis yang sedang menciduk persertanya tidak mengikuti kegiatan.

"suka suka gue" jawab Valerie cuek dan menyeruput es jeruk di hadapannya.

"MANGG UJAAANGG KELEWATANN ASEM BANGET NI JERUKKK" teriak Valerie spontan kepada penjual minuman di katin sekolah yang dengan sengaja menjahilinya.

"Yeuuuu udah ngutang banyak komplenn, Ahmadd neng Ahmaddd" balas mang ujang sambil menuangkan gula ke gelasnya sekalian membawakan segelas es jeruk kepada pria di depannya.

"hahaha, sejak kapan nama pak Ahmad berubah jadi ujang?"

"gatau tuh si Valerie, main ganti ganti aja nama orang." Sahut pak ahmad mengadu.

"gini ya mang ujang, inikan jeruknya udah dingin, terus kalo di taruhin gula pasir apa ga grenjel-grenjel di minumnya?kan gabisa larut" protes Valerie kesal.

"yaudah ini sekalian bayarin punya Valerie, nih lo minum aja punya gue." Jawab pria itu sambil mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan dari dompet di saku celananya.

"ehh gausahh, nanti gue aja yang bayar, lagian gue bawa uang kok, cuman ketinggalan di kelas." Jawab Valerie sambil menahan tubuh pria itu yang beranjak dari tempat duduknya.

"terlambat, mang Ujang udah pergi bawa uangnya. Kalo lo mau ganti, pulang sekolah gue tunggu di lobby." Sembari meninggalkan Valerie.

"gajelas banget sih. Namanya siapa aja gak tau. Dasar cowok gila!"

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang