Part 2

14 3 0
                                    


"valeee, lo kemana ajaaa? Tadi di cariin tau sama pembinanya, ilang satu." Ujar Larissa, teman sebangu Valerie yang baru saja tadi pagi ia kenal. Persis sesaat setelah ia memasuki ruang kelas.

"hehehe, biasa ris, gue males dempet –dempetan gitu. Jadi gue kabur deh ke kantin" jawab Valerie cengenges-an.

"yahh elah, yaudah yuk ngumpul di aula, katanya ada seminar sama pembagian jadwal belajar" ajaknya sembari berjalan kearah pintu kelas.

"ohh yaudah, bentar gue ambil dompet dulu" sambil bergegas menuju kearah tasnya.

"lah lo ke kantin gabawa dompet? Terus engga jajan gitu?" Tanya larissa heran. "ya jajan lah! Ngutang tapi." Jawab Valerie yang langsung di sambut dengan toyoran di kepalanya.

"dasar beloon, baru hari pertama masuk sekolah, udah ngutang ckckck."


"ris, pembagian jadwal tadi mana? Bagi dong" pinta Valerie kepada teman sebangkunya itu. "lo gila? Ngapain aja si lo tadi pas pembagian?"

"hehe ... ngantuk ris, semaleman gue gabisa tidur."

"Val, I know its our first day, tapi se-excited itukah lo sampai gabisa tidur?" Tanya Larissa geram sembari menyodorkan buku catatan kecilnya untuk Valerie salin,

"besok olahraga ya?" tanyanya lagi. "iya Val, besok ada pelajaran olahraga. Menurut lo, gue mending pake sepatu apa ya?" balas Larissa yang diacuhkan olehnya


Hari pertama sekolah ini berjalan seperti pada umumnya, pengenalan sekolah, seminar, pengenalan guru-guru, pembagian jadwal pelajaran, hingga pemilihan ketua kelas. Semuanya sudah di laksanakan hari ini, sehingga besok keigatan belajar mengajar sudah bisa di laksanakan. Menyebalkan. Masa pengenalan lingkungan sekolah berlangsung sangat cepat. Tidak ada yang menarik sampai disini.


"lo di jemput di lobby ris?" Tanya Valerie bertepatan dengan bunyi bel pertanda jam pulang sekolah.

"engga, gue bawa mobil. Rumah lo dimana? Mau gue anterin?" jawab larissa sambil memasukan barang barang miliknya kedalam tas bahu hush puppies berukuran sedang, berwarna coklat muda.

"ohh engga, gausah, gue mau bayar hutang dulu, tapi barengin aja lo ke lobby kan?"

"heeh, hayuk".


"oh, jadi tadi bolos ke kantin buat pacaran val? Yaudah gue tinggal ya, byee!" ujar larissa ketika melihat seorang pria beranjak dari tempat duduknya di lobby, tersenyum. menuju kearah Valerie. Sambil melontarkan ciuman jarak jauhnya dan ia berlari menuju parkiran sekolah.

"eh tunggu dong, ish nyebelin banget" ujar Valerie berharap didengarkan oleh temannya itu.


"hai" sapa Valerie pada pria yang sudah berada tepat tiga langkah di depannya. "nih gue mau bayar hutang" sambil menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan dari dompetnya.

"gue ga nerima uang. kalo mau bayar hutang, traktir gue makan" pria itu menaruh tangannya di saku celana.

"yaampun, tengilnya. Gamau, gue aja ga kenal lo, we're just strangers. Nanti kalo gue di culik terus organ gue di jual gimana?" Tanya Valerie sambil terus menyodorkan uangnya.

"hahaha, kalo gitu ayo kenalan. Nama gue Raymond, and you can call me Ray" kata pria itu sambil tersenyum jahil.

"Kalo soal jual organ, mendingan gue nyulik gembel daripada lo, kan susah kalo keluarga lo berpengaruh, yang ada gue gampang ketangkep polisi" "Udah ayo cepet, mau bayar utang ga?" jawab Ray sambil memutar haluan menuju parkiran.


"eh, iyaa, yaudah bentar gue telpon supir gue dulu biar gajadi jemput." Katanya sambil menghubungi supir yang biasa mengantar jemputnya. 

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang