Beberapa hari bahkan sudah berlalu dan Luhan mampu menjalaninya dengan baik, bahkan semuanya benar-benar baik pada Luhan hingga terkadang Luhan merasa kurang nyaman mendapatkan perlakuan itu dari guru-guru bahkan para siswa. Terlebih lagi siswa yang ia bimbing.
Luhan terkadang akan diberikan bekal, diberikan makanan ringan, atau sekedar roti saat makan siang. Hal itu membuat Luhan sedikit tidak nyaman dan tentu semua itu sampai di telinga Sehun.
Sehun tipikal pencemburu walau tidak diperlihatkan secara terang-terangan pada Luhan. Respon Sehun hanya sekedar hingga terkadang Luhan menyerucutkan bibirnya dan pergi begitu saja.
"Mungkin itu niat baik mereka. Jangan dianggap serius, Lu" bahkan Sehun masih sibuk dengan pekerjaannya dan hanya sekilas menatap Luhan.
"Yah baiklah" hanya itu yang mampu Luhan katakan dan keluar dari ruang kerja Sehun.
Pulang ke rumahnya adalah satu-satunya jalan untuk melepas kegelisahannya. Di sana ada Baekhyun yang akan mau mendengarkan semua isi hatinya.
"Hyuuunngg~" merengek di sana san memeluk Baekhyun dengan erat. Baekhyun yang masih duduk di depan televisi itu hanya bisa mengerutkan dahinya dan mengusap rambut Luhan sayang.
"Ada apa hmm? Apa kalian bertengkar lagi?" Kini wajah sedih itu mendongak dan menatap Baekhyun dengan mata menyedihkannya.
"Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak" Baekhyun semakin bingung dibuatnya. Bahkan kini Baekhyun hanya memasang wajah bingungnya dan menunggu perkataan Luhan selanjutnya.
"Hyung, bagaimana menurutmu jika banyak orang yang perhatian padaku. Maksudku, aku di sekolah banyak yang memberi bekal, bahkan para siswa selalu memberiku roti ataupun susu, apa itu wajar menurutmu?" Mata rusa itu menatap penuh harap ke arah Baekhyun yang tampak berpikir. Di sana Luhan berharap jawaban Baekhyun bertolak belakang dengan Sehun dan berharap jawaban Baekhyun dapat mendukung pemikirannya.
"Tidak salah--" namun saat dua kata itu terucap, bibir manis itu seketika melengkung ke bawah dan mata itu sudah berkaca-kaca "tapi jika setiap hari seperti itu, mungkin ada maksud tersendiri dari pemberian itu" tetapi, saat melanjutkan perkataannya, bibir yang semula melengkung kini tersenyum dan mata itu kembali berbinar. "Lantas, mengapa kau begitu bahagia mendengar jawabanku?"
"Aku hanya ingin membuktikan bahwa Sehun salah. Tapi aku sedikit heran, mengapa Sehun tidak merasa cemburu pada rekan kerjaku dan para siswa itu?" Luhan terlihat berpikir dan Baekhyun hanya bisa tersenyum di sana.
"Lelaki memang seperti itu"
"Tapi aku juga laki-laki, hyung. Di mana perbedaannya?" Ingin Baekhyun menjawab jujur, namun Baekhyun tahu jika dirinya berkata jujur maka Luhan akan mengamuk kepadanya.
"Tidak...tidak ada bedanya, mungkin otak Sehun yang bermasalah" berakhir menyalahkan Sehun agar Luhan tidak marah dengan jawaban yang ia berikan.
"Begitukah?"
"Luhan" tiba-tiba suara Sehun terdengar dan membuat Luhan sedikit tersentak dan perlahan menatap Sehun yang sudah berjalan ke arahnya dengan wajah kesalnya "kita pulang" perkataan Sehun hanya membuat Luhan menaikkan alisnya. Bukan hanya Luhan, tapi juga Baekhyun yang ada di sana pun ikut bingung dengan perkataan Sehun.
"Pulang? Bagaimana bisa? Ini rumahku" menatap Sehun yanga hanya tetap memperlihatkan wajah datarnya dan berniat menarik Luhan.
"Tidak, kita pulang ke rumah sekarang" menarik Luhan yang hanya bisa mengikuti perkataan Sehun, ditambah lengannya pun sudah ditarik cukup kencang oleh Sehun membuatnya tidak mampu berbuat apa untuk melawan dan hanya sedikit memutar tubuhnya sambil melambai pada Baekhyun yang hanya menatap Luhan dengan senyum canggungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/149409456-288-k133232.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Punishment, Second Chance (HunHan)
FanfictionAku membenci hari itu. Tak pernah sekalipun aku beralih untuk menyukai hari yang dikatakan indah bagi orang lain. Saat aku selalu memohon dan meminta, Tuhan tak pernah memberikan jawaban untukku. Seolah Tuhan telah melupakanku. Namun, seorang datang...