Ayam Mariami

30 3 0
                                    

Tujuan manusia di ciptakan adalah hanya untuk menyembah Allah dan itu sudah di sebutkan dalam kitab suci Al-quran yang terdapat pada surah Adz-Dzariyat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tujuan manusia di ciptakan adalah hanya untuk menyembah Allah dan itu sudah di sebutkan dalam kitab suci Al-quran yang terdapat pada surah Adz-Dzariyat. Namun sayangnya aku sering lupa ketika urusan dunia sedang menumpuk di pelupuk mataku. Di kantor, kalau muazin sudah mengumandangkan adzan aku terbiasa menunda bahwa bilang akan salat putaran ke dua, yang padahal salat berjamaah itu sudah ku pahami banyak pahalanya.

Tak luput juga dengan membuka kitabullah. Kadang sebab banyaknya tumpukan dokumen yang harus ku selesaikan aku sering lupa pada kitab Al-quran yang sering ku tata di atas meja kerjaku. Sebenarnya tujuan aku meletakannya di sana agar aku bisa sempat membacanya. Tapi oh tapi, aku tetap melupakannya sampai pernah aku lupa membawanya kembali ke rumah.

Benar. Aku sangat jauh dari kata solehah. Jika urusan ponsel yang terletak di atas meja dengan bersamaan itu pekerjaan bertumpuk-tumpuk, herannya aku tidak pernah melupakannya ketika aku beranjak dari meja kerja. Nah, jadi salahnya bukan di kata lupanya tapi di keseriusannya. Aku rupanya belum serius mendalami agama yang penuh kedamaian ini.

Perihal jodoh aku sering kepikiran. Tapi kok perihal mati jarang?.

Ramadan kali ini insya Allah keseriusan itu bisa ku berlakukan dan aku harap itu bisa terus berlanjut sampai titik umurku berakhir. Karena nanti takut lupa aku sudah menyediakan daftar di kertas kuning kecil yang biasa kalau di sekolah kami sebut pos-it sedangkan di kalangan masyarakat kantoran adalah stick notes. Pengingatku ini sebenarnya terkesan horor. Ya tujuannya biar semangatku beribadah jadi full.

Lihat dan ingat ini wahai manusia berakal!!:

-Salatlah sebelum di salati.
-mengajilah sebelum pengajian pertanda duka berkumandang di rumahmu.
-bersedekahlah sebelum sekujur tubuhmu tertimbun tanah.
-jangan buat rezeki bosan menunggu akibat tidur setelah subuh.
-makan jangan sampai kekenyangan karena kenyang bisa menimbulkan obesitas dan nantinya kain kafan nggak muat!.

Bagaimana?. Horor bukan?. Semoga saja si malas yang bersarang di tubuhku ini lari terbirit-birit sampai tak kembali lagi. Sejujurnya aku bosan hidupku begini-begini terus. Tapi sulit juga mengubah kebiasaan. Hehehe....apalagi tidur.

Oke. Bagian ke lima atau yang paling akhir bisa di tebak adalah program berdiet. Karena kebiasaanku kasihan pada makanan yang di sisa-sisa padahal saat itu sudah amat kenyang, maka mulai hari ini aku tidak akan iba lagi pada makanan sisa. Lebih baik mereka ku sodori ke ayam-ayam peliharaan mama. Toh mereka juga makhluk hidup. Peliharaan lagi.

Sedikit ku ceritakan kisah tentang  ayam yang menjadi tentanggaku semasa hidupku ini. Ya! perihal pemeliharaan hewan yang bernama ayam itu sebenarnya berawal ketika aku lahir. Tidak dengan kakak-kakakku. Mama pernah bilang bahwa mereka pernah mencoba memelihara ayam ketika kakak-kakakku masih kecil-kecil dan itu sering terjadi kegagalan. Karena kasihan melihat anak dan menantu setiap harinya berduka, nenek akhirnya menyuruh agar orang tuaku memberi nama seseorang untuk ayam-ayam itu. Karena dengan nama tersebut, mereka kadang akan hidup sejahtera dan hanya ada satu nama legen yang bisa di pakai untuk itu.

Orang tuaku pun akhirnya mencoba menamai 'ayam Fatimah'. Tidak sampai sebulan ayam-ayam itu berakhir maut. Tidak sampai di sana mereka mencoba menamai 'ayam Fadilah' dan lagi-lagi gagal. Semua mati kedinginan dan tertimbun becek. Kembali lagi mereka bangkit, mereka namai 'ayam Farha'. Kali ini bukan mati, tapi di culik. Satu ekorpun tak di sisa oleh si pencuri. Lanjut lagi, mereka namai 'ayam Faridah' Dan sekali lagi gagal total. Bukan di culik atau mati kedinginan. Tapi di cekik ka Faridah sebab ayam-ayam itu melahap makanannya yang di tinggalnya sebentar.

Hingga...

Ketika aku lahir, mereka menamai ayam-ayam itu dengan namaku, ayam Mariami. Suatu keajaiban ternyata nama legen itu adalah namaku. Mariami Oktavyani. Nama pembawa berkah.

Sejujurnya aku bingung kenapa bisa seperti itu. Aku yang paling jijik dengan kotoran dan baunya, kok bisa di hidupi ayam?. Aneh memang.

Lihatlah bahkan untuk makan sahur saja mama dan papaku masih minta izin mengambil seekor. Hahaha...lucu memang. Mereka yang beri makan, aku yang di mintai izin. Berasa di butuhkan.

Baik mari kembali ke topik awal. Setelah kertas-kertas kuning persegi itu melekat di dinding kamar pribadiku, aku mundur selangkah. Berdiri sambil memegang dagu dan memperhatikan setiap inci huruf dan letak di satu bagian itu.

"Fighting!!!" Pekiku menyemangati diri sendiri. Aku harap ini bisa ku berlakukan. Termasuk list ke empat yang merupakan membiasakan diri agar tidak tidur setelah subuh.

Tiba-tiba saja sesuatu menubruk pikiranku, "Tunggu dulu, kok, ada yang mengganjal ya? Tapi apa?" aku mengorek-ngorek seluruh isi kepala, mencari penyebab kenapa perasaanku seperti melupakan sesuatu. Sampai ketika sebuah suara toa menyambar, di sanalah aku baru ingat bahwa mama sedang menungguku untuk pergi belanja kebutuhan ramadan.

"Ami!!! Berapa tahun lagi Mama nungguin kamu ganti baju?!!!. Cepatan!! Nanti pasarnya keburu tutup!!!"

 Cepatan!! Nanti pasarnya keburu tutup!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana? Gimana?. Asik gak?.

SELAMAT PUASA DAN JANGAN LUPA TETAP DI RUMAH AJA, YA ITUPUN KALAU MAU BUMI SEMBUH

---------

"Ingat!, kita di ciptakan tak lain adalah untuk beribadah pada Allah"

MariamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang