"Kau sudah bangun?" tanya Chaeyoung yang merasa ada seseorang dibelakangnya, tak lain ialah Jung Jaehyun.
Jaehyun mengangguk sebagai jawaban, dan berjalan mendekat ke Chaeyoung yang sedang memasak Kimchi Bokkeumbap.
"Kau memasak juga untuk ku kan?" tanya Jaehyun dengan nyengiran nya.
Chaeyoung menolah sebentar melihat Jaehyun, lalu memfokuskan lagi dirinya memasak. "Tidak, ini buat hewan peliharaan ku."
"Woahh?! apa kau punya hewan peliharaan?"
"Nee."
"Siapa namanya? dan dimana dia? aku tidak melihatnya." Jaehyun mengedarkan pandangannya keseluruh sudut rumah Chaeyoung, tapi dia tidak melihat sedikit pun tanda - tanda ada hewan disini.
"Namanya Jung Jaehyun." ucap Chaeyoung dengan tawanya, membuat Jaehyun berdecak kesal.
Karna kesal telah di bohongi sahabatnya, Jaehyun mencubit pipi chubby Chaeyoung dengan gemas lalu berlari pergi kemeja makan agar tidak dipikuli oleh Chaeyoung.
"YAKKKKK ! JUNG SIALAN JAEHYUN" teriak Chaeyoung dari dapur, membuat Jaehyun tertawa keras karna telah berhasil membuat sahabatnya itu kesal, Entah lah Jaehyun sangat suka melihat wajah kesal Chaeyoung, menurut nya itu menggemaskan.
Setelah lima menit berlalu, Chaeyoung datang dari dapur membawa nampan yang berisi dua piring Kimchi Bokkeumbap yang tadi ia masak.
Mata Jaehyun tidak terfokus ke makanan yang dibuat Chaeyoung, tapi cara berjalan Chaeyoung yang seperti orang pincang.
"Chaeyoung-ah , kaki mu sakit? kenapa berjalan seperti orang pincang?" tanya Jaehyun dengan raut wajah khawatir.
"ah, eum ... tadi pagi lut-ut ku tidak seng-aja menabrak meja" Chaeyoung menjawab pertanyaan Jaehyun dengan terbata-bata disertai senyum canggungnya.
"Benarkah?" tanya Jaehyun lagi.
"Ten-ntu saja! Kajja habiskan sarapan nya!" Ucap Chaeyoung mengalihkan pembicaraan dan langsung di angguki Jaehyun.
⸝⸝﹫pregnancy , jaerose 。
Bagaikan disambar petir di siang bolong. Dua garis merah terpampang jelas di benda persegi panjang itu. Air matanya lolos begitu deras mengalir di pipi chubby nya. Chaeyoung. Baru saja menerima kenyataan bahwa ada nyawa didalam perutnya.
Otaknya memutarkan ulang kembali kejadian malam itu. Kejadian yang tak terduga membawa dampak besar kisah hidupnya. Chaeyoung tak tau harus melakukan apa. Dan dia tidak sebodoh itu untuk membunuh darah dagingnya sendiri.
Ia tersungkur jatuh kelantai kamar mandinya. Kakinya sudah tidak kuat menopang dirinya sendiri. "Maafkan aku ayah." ucap nya pelan.
Satu jam menghabiskan waktu dengan menangis. Chaeyoung bangkit dari duduk dan membasuh wajahnya. Benda persegi panjang itu belum tentu benar. Ia harus memastikan lebih jelas.
⸝⸝﹫pregnancy , jaerose 。
"Hyung! hyung!" Salah satu maknae dari grup NCT127 itu bersuara, ketika melihat hyung nya yang baru saja pulang dari minimarket.
"Ada apa?" Jaehyun meneloh kebelakang setelah menaruh kantung plastik yang tadi ia bawa.
"Kapan hyung akan menemui nuna Chaeyoung? aku ingin ikut! aku sangat merindukannya."
Haechan bertanya kepada Jaehyun, pasalnya maknae itu lah yang paling dekat dengan Chaeyoung setelah Jaehyun. Jadi wajar saja dia merindukan nuna cantiknya itu.
"Jika besok kau tidak ada jadwal, ayo pergi menemuinya."
Haechan bersorak senang, buru-buru ia mengecek benda persegi panjang itu yang sedari tadi ada di kantong celana panjang nya. Melihat apa dia ada jadwal atau tidak.
"Aku hanya ada satu jadwal hyung! bagaimana sore saja kita menemuinya?"
"Ide yang bagus" Jawab Jaehyun diiringi anggukan kepala darinya.
⸝⸝﹫pregnancy , jaerose。
Buru-buru Chaeyoung membuka pintu rumah nya, ia harus pergi secepatnya sebelum ada yang tau tentang kehamilan nya. Mimpi buruk nya tahun lalu tidak boleh terjadi. Bagaimana pun ia harus menyelamatkan Jaehyun dan juga anaknya.Chaeyoung memasuki kamarnya dan mengambil tas besar yang ada di atas lemarinya, memasukkan bajunya kedalam tas besar itu dengan asal. Setelah selesai, ia mengedarkan pandangannya. Merasa tidak ada yang tertinggal, Chaeyoung buru-buru keluar dari rumahnya dan menguncinya. Masuk kedalam taxi yang sudah tadi ia pesan.
Setelah kejadian kemarin, besoknya Chaeyoung langsung kerumah sakit untuk memastikan benda panjang itu benar atau tidak. Dan nyatanya sama, Chaeyoung memiliki malaikat kecil.
Chaeyoung sudah menentukan dimana ia harus bersembunyi. Ia akan pergi kedesa yang sangat terpencil. Chaeyoung tidak tau Jaehyun akan menyadarinya atau tidak.
Bisa saja lelaki itu mengira Chaeyoung sedang berlibur. Chaeyoung menatap kosong jalanan dari kaca mobil.
Otaknya bertanya-tanya, apa ini keputusan yang tepat? memisahkan ayah dari anaknya? perasaan nya campur aduk, tidak bisa di uraikan dengan kata-kata.
Hanya satu keinginannya, pergi sejauh mungkin seolah-olah semuanya baik baik saja.
𓂃 𓂃 𓂃 𓂃 𓂃 𓂃 𓂃 𓂃 𓂃 𓂃
tbc