Friend

17 2 0
                                    

Setelah berbincang-bincang dengan Zac,kami pun kembali ke kelas.

Sesaat kami tiba di kelas, Zac pun langsung duduk di bangku nya dan Amber langsung menghampiri ku.

"Roza!! Kamu merahasiakan sesuatu dari ku ya? " kata Amber sambil merangkul badan ku.

"Ra..rahasia? " tanya ku.

"Apa jangan-jangan dia tau rahasia alasan aku masuk kampus ini? "

"Kamu temenan ya sama Zacheri?? " tanya Amber.

"Oo..tentang itu ternyata"

"Baru aja kenal kok tadi" jawab ku.

"Wow, tadi aku lihat kamu ngobrol bareng sama dia di tepi danau, seingat ku dia belum pernah ngobrol sesantai gitu sama orang lain sejak hari pertama masuk kampus ini, apalagi tadi dia senyum loh, kamu apain dia nih? Santet?" Tanya Amber.

"Astaga,dia cuman numpang curhat kok, terus ya keterusan deh ngobrol nya" kata ku.

"Jadi ini arti nya kalian sudah resmi temenan?" Tanya Amber.

"Hmm...seperti nya" kata ku sambil mengangkat bahu ku.

"Baiklah, semua teman Roza adalah teman ku juga! " seru Amber.

"Dasar, kamu kan sudah punya banyak teman" kata ku.

"Dibilang teman sih...kayak nya...hmm..." kata Amber sambil ragu.

Amber sangatlah populer di kampus secara cepat sama seperti Zac, itu karena dia sangatlah cantik dan pintar.

Sehingga banyak anak kelas lain yang berusaha untuk menjadi teman nya.

Menurutku itu mereka hanya ada mau nya saja,tetapi aku tetap iri karena aku tidak punya teman selain Amber dan teman baru ku yaitu Zac.

Senior-senior pun banyak yang menyukai Amber dan banyak yang telah menyatakan perasaan nya kepada Amber.

Tetapi semua nya ditolak oleh Amber.
Mungkin Amber ingin fokus belajar atau ia hanya ingin berteman saja.

Segiat apapun aku belajar, aku tetap dibawah nya.

Seramah apapun diriku, aku tetap tidak memiliki teman.

Semua memilih Amber.

Tetapi Amber tetap memilih ku untuk menjadi teman yang selalu menemani nya.

Dia lebih memilih makan bersama ku di jam istirahat dibandingkan makan bersama anak-anak populer di kampus.

Rasa iri ku pun tertutupi dengan ketulusan nya.

Saat itu di dalam kamar asrama kami.
Kami berdua sedang latihan membaca mantera.
Karena tiap minggu ada tes batas kemampuan mahasiswa sampai mana.

"Niirina Rupa!" ucap Amber sambil mengayunkan tongkat nya ke gelas berisi air.

Mantera yang diucapkan nya berhasil.

Sedangkan diriku tidak berhasil membaca mantera apapun.

"Oh no, gimana nih, apa yang harus ku praktekkan besok di kelas? Gini aja gagal terus" kata ku dengan wajah sedih.

"Mungkin aku mengajarimu mantera-mantera yang sudah kita pelajarin" kata Amber.

"Kamu tahu kan itu semua sudah kucoba dan gagal, apalagi di kelas kan aku udah sering banget buat ledakan karena mantera ku gagal" jawab ku dengan tegas.

"Tidak ada salah nya mencoba beberapa kali, kawan" kata Amber sambil tersenyum.

Mendengar nya berbicara seperti itu membuatku tidak menyerah.

Tetapi beberapa kali mencoba,itu tetap gagal dengan hasil ledakan yang membuat wajah kami hitam.

"Baiklah, aku juga menyerah" kata Amber.
"Gimana kalau pakai mantera ini saja?" kata Amber sambil menunjuk isi buku.

"Tapi itu..." kata ku.

"Bukankah kamu jago dalam hal ini?" Tanya Amber.

"Iya sih, oke deh daripada gak bisa sama sekali untuk besok" jawab ku.

Bersambung...

My Once Upon a TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang