Seandainya sebelum kita lahir kita dapat memilih bagai mana jalan hidup kita di dunia, Maka gadis itu akan memilih hidup susah dengan kasih sayang yang berlimpah dari pada harus hidup dengan kekayaan tanpa sebuah kasih sayang sama sekali.
Sejak kecil gadis itu ingin seperti kakak nya, Kakak laki laki yang selalu di sayang oleh keluarganya di sayang oleh ayah, nenek, dan semuanya.
Tapi bagai mana cara gadis itu mewujudkan nya? jika keluarganya saja tidak mengharapkan kehadiran dirinya di dunia, Ketika dia lahir bukan kebahagian yang ada melainkan duka, Duka yang membuat gadis itu di benci oleh semuannya.
Ditemani dengan Apel yang sudah ia gigit di tangan kanan dan handsad yang terpasang di telinganya, Ia mendengarkan lagu favoritnya dengan volume yang sengaja ia keraskan, Tak memperdulikan apa yang terjadi di ruang tengah yang sedang berdebat mengenai dirinya.
Gadis itu hanya menikmati setiap hembusan angin malam yang menerpa wajah cantiknya dari teras kamar yang ia sayangi.
Tanpa di sadari ia di kejutkan oleh tangan yang menarik handsad nya samapi terlepas
"Ish...apaan sih, Ganggu tau nggak" Ucap gadis itu berbalik menghadap seseorang yang menarik handsad nya tadi.
"Di panggil daritadi nggak nyahut sih lo" Balas cowo itu memasang dan mendengarkan lagu melalui handsad milik adik nya
Arkana Afrelion Hydra kakak laki laki yang sangat ia sayangi dan merupakan satu satunya orang yang menyayanginya di keluarga ini
Chazia menarik handsad nya kembali dari kakak nya yang dengan tanpa izin mengambil nya dari Chazia
"Udah mending sekarang to the point aja deh" ucap Chazia kesal "gua lagi sibuk dan nggak bisa di ganggu" lanjut Chazia memakan apel yang sudah ia gigit tadi
"Sok sibuk lo!" Balas Arka merangkul bahu adiknya dengan tangan kirinya
"Padahal nih ya, gua mau nyapein kabar bagus buat lo"
"Apa?"
"Emm...gak gua kasih tau deh"
"Yaudah nggak usah, gua juga nggak mau tau!!" ucap Chazia mengikuti kakak nya yang tadi berjalan masuk kembali ke kamar nya
Di sana Chazia melihat Arka sedang berbaring di ranjang tempatnya untuk tidur, Chazia hanya bisa menghela nafas pasrah karena kamamar yang semula rapi jadi berantakan kembali karena kelakuan Arka
"Serius nggak mau tau?" tanya Arka tersenyum jahil
"Nggak tuh, Males juga gua ngedengerin lo ngomong"
"Dih..nih orang" ucap Arka menatap adiknya tak percaya
"Udah, Lo jadi ngomong nggak!? Kalo nggak mending keluar, Gua mau tidur"
"Iya iya bawel" ucap Arka memperbaiki posisinya menjadi duduk
"Jadi gini, Lo kan pernah minta sama gua kalo lo pingin sekolah bareng sama gua" ucap Arka yang mendadak serius
"Iya, terus?"
"Nah tadi gua minta sama papa buat nyekolahin lo di sekolah gua" ucap arka menjelaskan pada adiknya "Dan ternyata papa ngizinin lo buat sekolah di sana, Yah.. walaupun tadi haraus debat besar besaran juga sih" lanjutnya sambil tersenyum tipis
"Serius?" balas Chazia tak percaya
"Dua rius malahan"
"Kalo gitu kapan gua bisa masuk sekolah?" tanya Chazia dengan semangat empat lima nya
"Kalo itu... Agak lama sih dek" ucap Arka dengan ekspresi sedih yang sengaja ia buat untuk menjahili adik nya
"Emangnya kapan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/223060787-288-k217023.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENDER
Fiksi Remaja"kalau lo ngga mau sakit hati, jangan mencintai orang yang ngga bakal jadi milik lo" ucap gilbret sambil terus berjalan di samping chazia "lo ngomong kayak gitu!? emang nya pacar lo bakal jadi milik lo selama nya?" balas chazia santai "inget, takdir...