BE THE LIGHT

10 2 1
                                    

Refreshing, begitulah mungkin hal yang tepat dilakukan ketika seseorang mulai penat dan jenuh dengan rutinitasnya. Hal itu juga yang dilakukan oleh para personil One Ok Rock saat mereka mendapatkan waktu luang di sela-sela kesibukan tour konsernya. Sesuai jadwal, konser kali ini diadakan di Indonesia. Ini memang bukan pertama kalinya. Tahun 2013 silam mereka telah melakukan konser di Indonesia dan berhasil memacu adrenalin penggemarnya.

Satu hari yang lalu mereka tiba di Indonesia. Saat ini Ryota dan Tomoya memilih untuk tiduran di kasur dengan malas. Toru masih sibuk dengan gitarnya. Sedangkan Taka memilih untuk melihat sosial medianya yang semakin bertambah follower dan komentar dari para penggemar maupun haters-nya. Mereka hanyut dalam kesibukan masing-masing.

"Aku lapar," ujar Tomoya tiba-tiba.

"Apakah kasur telah menyerap habis kalori yang baru saja masuk ke tubuhmu?" Taka bertanya mengolok. Sontak semua tertawa. Mereka baru saja makan siang. Bagaimana bisa Tomoya sudah mulai lapar lagi? Taka kemudian melemparkan roti yang ada di meja samping tempat tidurnya. Dia berharap itu bisa menangani rasa lapar Tomoya. Meskipun kemudian Tomoya tetap memesan makanan ke restoran hotel dan meminta pelayan membawakan ke kamar.

Taka dan Toru yang jenuh di kamar berpikir untuk jalan-jalan ke luar. Mereka secara bersamaan bangkit dari ranjang.

"Hahaha... apakah kita memikirkan hal yang sama?"

"Kupikir iya," jawab Toru. Mata Taka terbelalak seakan mengiyakannya.

Taka menyakukan ponsel ke saku celana. Dia langsung mengambil hoodie jumper dan menutupkan tudung ke kepalanya. Sedangkan Toru menggunakan kaos lengan panjang dan topi hitam. Mereka ingin ke luar kamar meskipun mereka sadar bahwa keluar di saat-saat seperti ini bukanlah keputusan yang tepat. Mata para penggemar tersebar di mana-mana. Jika salah langkah, bisa-bisa mereka akan menjadi sasaran penggemar fanatik yang siap menyergapnya secara tiba-tiba. Tapi rasa jenuh berhasil mengalahkan segala kekhawatiran itu.

♫ ♫ ♫

TORU

Toru terus melangkahkan kakinya. Dia sendiri bingung hendak ke mana. Yang diinginkannya hanya bersantai sejenak sebelum konser. Toru memutuskan turun ke lobi. Dia menuju ke sebuah café yang ada di sana. Café itu masih sepi sehingga Toru merasa tenang. Namun matanya kini tertuju pada beberapa orang yang memasuki hotel dengan pakaian formal. Di lingkungan hotel juga tampak ada penjagaan ketat dari aparat keamanan. Toru penasaran. Beruntung rasa penasaran itu segera terjawab oleh pelayan café yang sedang menawarinya menu.

"Apakah ada acara di hotel ini?"

"Yes, Sir. Ada orasi budaya dari UNESCO"

Setelah menghabiskan minumnya, Toru segera meninggalkan café. Dalam perjalanannya menuju ke kamar, dia bertemu dengan dua wanita yang menarik perhatiannya. Wanita-wanita yang selama ini dia jumpai selalu menunjukkan keseksiannya dengan pakaian yang cenderung menonjolkan lekuk tubuh atau memperlihatkan sebagai besar dari bagian tubuhnya. Akan tetapi di mata Toru, kedua wanita itu justru tarlihat 'seksi' dengan pakaian tertutup yang dikenakannya. Dan salah satu dari wanita itu berhasil memikat Toru. Dia wanita bertubuh mungil dengan tas selempang di bahu kanannya. Sedang tangannya membawa lembaran-lembaran kertas yang membuat mereka sibuk berbincang. Entah ada bujukan dari mana, Toru langsung saja mengeluarkan ponsel dan mengambil foto wanita itu. Mereka tidak menyadari perbuatan Toru. Sebuah situasi yang unik baginya. Biasanya Toru harus bersusah payah menghindari penggemar, tapi kali ini justru dia merasa diabaikan. Mungkin yang dirasakan Toru saat ini sama dengan yang dirasakan oleh para penggemarnya ketika tanpa sadar atau dengan sengaja Toru mengabaikannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHEREVER YOU AREWhere stories live. Discover now