Chapter 1 : Round

3.8K 288 254
                                    

Welcome to my new story again🔥
Sebelum kalian baca, aku peringatkan untuk bijak dalam membaca
Karena cerita ini akan mengandung bulgos alias nc 🌚

Bagi yang di bawah umur sebaiknya menjauh ye
Kalau masih ngotot dosa
tanggung sendiri!!

Dan perlu ku tekan kan jika karakter mereka disini bukan karakter mereka di dunia nyata. Ini hanya murni dari pemikiranku.

So

Happy Reading^^













⚠️🌚

Warning!!!

Jika kalian mendapat tanda seperti di atas kalian bisa skip jika merasa kurang nyaman









Suara ketukan heels mengalun disetiap jalur yang dilewati, membiarkan siapapun yang menangkap nyaringnya menoleh pada pemilik heels merah yang berjalan dengan anggun menuju ruangan bertema kontemporer.

Semua mata selalu tertuju setiap kali wanita itu lewat. Pesona yang tidak bisa ditolak dan kehadiran yang begitu kuat membuat hampir semua pegawai pria mencuri pandang dan berandai untuk memiliki sang wanita. Tidak jarang wanita itu mendapat telepon dari berbagai perusahaan untuk merekrutnya meski sesungguhnya niat mereka lebih dulu terbaca. Bukan hal sulit untuk mengetahui niat terselubung dari direktur yang sudah beristri.

Wanita itu mengetuk setelah tiba di depan pintu hingga yang berada di dalam menyuruhnya masuk saat ketukan ketiga.

"Nam Daepyo-nim, ada pertemuan yang harus anda hadiri sejam lagi."

Orang yang sedari tadi bergelut dengan lembaran-lembaran meninggalkan tempatnya. Kedua sudut bibirnya terangkat kala mengetahui jika yang datang adalah wanita yang sangat dinanti.

"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu sejak dua jam yang lalu."

"Maafkan saya. Saya harus memeriksa kinerja dari tim perencana untuk produk yang akan diluncurkan bulan depan. Persiapannya harus sempurna dan tidak boleh ada kecatatan saat dirilis."

"Kau sudah bekerja keras, Eui-ya," ujarnya sambil mengelus surai milik wanita bernama Eui.

"Terima kasih Daepyo--"

"Sstt---oppa, harusnya kau memanggilku seperti itu, Eui-ya."

"Saya tidak bisa berbicara informal dengan anda selama jam kerja."

Direktur yang kerap disapa dengan Jimin menarik pinggul Eui dengan tiba-tiba hingga jarak yang awalanya satu meter kini berubah menjadi beberapa senti.

"Bahkan jika kekasihmu yang memintamu?"

Eui tersenyum simpul. Jari lentiknya menjamah setiap sudut wajah Jimin. "Kita harus memisahkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Bukankah kita harus bersikap profesional, Daepyo-nim?" Eui menekan kata terakhirnya dan mungkin sedikit nenggoda Jimin.

What Happen With J?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang