Aloha

172 29 8
                                    

Seungyoun lagi sibuk sama kerjaannya saat mendengar hpnya berbunyi tanda ada yang nelpon.

Dahinya mengernyit saat melihat display name Seungwoo disana.

"Kamu dimana?"

Hampir aja hpnya kelempar karna kaget denger suara Seungwoo yang ngegas banget nanyanya.

"Kak, halonya mana?"

"Kenapa ga kuliah?"

"Saya lagi ada kerjaan, kak."

"Sepenting apa kerjaan kamu sampe kuliah kamu bolos? Mahal-mahal bayar ukt malah kamu keluyuran."

"Kuliahnya teori sejam doang kok, kak. Kalo ada tes sama ujian saya pasti ga bolos."

"Ke kampus. Saya mau liat laporan kamu."

"Yah ga bawa laptop, kak."

"Pakai laptop saya."

"Ga bawa flashdisk, kak."

Alesan doang, padahal laptop sama flasdisk dibawa mulu tiap hari.

Ini juga laptop lagi ada di pangkuannya.

Belum juga seniornya itu jawab, hpnya keburu mati karna kehabisan baterai.

Seungyoun gak ambil pusing, dia langsung ngeraih charger hpnya di nakas dan nyambungin ke hpnya.

Dia lanjut ngerjain laporan di laptop.

Ada kali sekitar sejam dia masih fokus ke laporan sampe suara pintu kebuka ngagetin dia.

Seungwoo disana berdiri di ambang pintu, natap dia datar banget.

Seungyoun nyengir doang.

"Istirahat." Ucap Seungwoo kemudian menarik kursi untuk duduk di samping kasurnya.

"Tadi disuruh ke kampus, sekarang disuruh istirahat." Seungyoun mencibir.

"Itu sebelum saya tau kalo kamu masuk sini."

"Tau darimana saya disini?"

"Byungchan. Tadi ketemu waktu kelasnya bubar."

Seungyoun memutar matanya malas.

Emang ya si Byungchan ini giliran info penting aja susah banget dimintain giliran info kayak gini langsung dikasi tau.

Seungwoo buka kantong belanjanya yang ternyata isinya buah-buahan.

"Klise banget bawain beginian buat orang sakit."

"Biar luka-luka kamu cepetan sembuh."

Seungwoo ngambil jeruk dan mulai ngupas kulitnya.

"Lagian kenapa bisa sampe begini sih?"

"Saya jatoh trus kepala kebentur pinggiran meja doang kok."

Seungwoo langsung natap Seungyoun kesal.

'Doang' katanya.

"Sampe kepala dililit perban gini kamu bilang doang?"

Seungyoun senyum gemes.

Lucu lihat seniornya ini udah ngomong pake nada kesal tapi masih pertahanin muka datarnya.

"Kak, saya sakit loh ini, jangan dimarahin."

Seungwoo menghela napasnya pelan.

"Youn, saya boleh minta sesuatu ngga?"

"Hah? Apa kak?"

Bukannya menjawab, Seungwoo malah diam.

Seungyoun menyuap jeruk yang sudah dikupas Seungwoo ke mulutnya.

"Bisa ngga kamu putus sama Yuri?"

Seungyoun tersedak jeruknya yang barusan ia telan.

"Emangnya kenapa?" Tanyanya susah payah setelah meneguk segelas air putih untuk menetralkan rasa asam dan manis yang nyangkut di kerongkongannya.

Lagian, tau darimana Seungwoo kalau dia pacaran sama Yuri?

"Ini pertama kalinya saya liat kamu luka begini karna pacar kamu. Saya ga tau sebelum ini sesering apa kamu dibikin luka sama Yuri. Dan saya ga mau besok-besok liat kamu diginiin lagi sama dia."

Mata Seungyoun membola.

Sejauh mana Byungchan ngebocorin hal ini ke Seungwoo?

"....kenapa?" Cuma itu yang keluar dari bibir Seungyoun karna ia masih berusaha menelaah maksud Seungwoo.

"Saya ga suka."

Mata Seungyoun makin membulat kaget.

Untung aja dia udah ga makan jeruknya lagi, bisa-bisa terjadi insiden keselek jeruk part dua.

"Saya langsung meninju Yuri saat tau dia bikin kamu begini." Sambungnya.

Dan Seungyoun baru menyadari ada beberapa lebam kecil di pelipis Seungwoo yang tertutup rambut.

Mereka berantem?

Seungwoo— berantem sama Yuri... demi dia?

Tau ngga, bibir Seungyoun yang lukanya masih basah kerasa nyeri dikit karna ga bisa nahan senyum lebar, dan rasanya seneng banget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Candle Light +Seungzz+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang