1.

710 27 0
                                    

Selamat membaca
Maaf kalo banyak typo
____________________________________

Seorang gadis cantik berambut pirang berkacamata hitam menggeret kopernya keluar dari bandara dengan senyum merekah di wajahnya namun terlihat seperti dipaksakan.

Gadis itu berhenti sejenak merentangkan kedua tangannya lalu mengirup dalam dalam udara senja tanah kelahirannya yang sudah sekitar 5 tahun lalu ia tinggalkan.

"You can do it, Anna. Calm down all Will be fine" ucapnya menangkan dirinya terkait masalalu keluarganya yang hancur beberapa tahun lalu di negara ini.

Namun terlepas dari kepahitan itu, disini juga dia mendapat kasih sayang dan keharmonisan keluarganya terlebih dahulu.

Dia kembali menggeret kopernya dan mengayunkan tangannya mengehentikan sebuah taxi.

"Mau kemana nona?" Tanya supir taxi lalu dia memberitahukan alamat yang ada di ponselnya.

Dia membuka sedikit kaca jendela taxi yang ia tumpangi lalu melepaskan kacamata hitamnya dan mengamati berbagai perubahan yang ada didepan matanya tentang kota ini.

"Semuanya benar benar berubah" ungkapnya.

Dia. Gadis berusia 23 tahun  itu adalah Anna. Annasera Aeara Blenda. 

"Masih jauh gak pak?"

"Lumayan non, macet soalnya ini udah masuk jam pulang kerja"

Anna mendesah pelan, pasalnya handphonenya sudah lowbat dan ia menaruh power bank nya juga sudah habis.

Perjalanan Anna pun ditemani, oleh suara bising klakson kendaraan yang saling bersautan.

Anna tersenyum, ini adalah hal yang cuma ada di Indonesia. Di German tidak ada yang namanya macet.

Akhirnya setelah bertempur dengan kemacetan ibukota Anna sampai juga di alamat yang ia tuju.

"Sudah sampai nona" ucap supir taxi

"Terimakasih ya pak" Ucap Anna setelah memberikan beberapa lembar uang.

Anna berjalan mendekati gerbang  bercat putih itu. Dia berdiri di depannya lalu mengintip kedalam melalui celah gerbang dan rumah terlihat sangat sepi.

"Kok sepi banget, apa gue salah alamat ya" Anna bermonolog.

Anna memencet bel rumah beberapa kali, namun tetap tidak ada sahutan atau apapun yang menandakan di rumah itu ada penghuninya.

"Permisi, Hallo spadaa" Anna berteriak sambil melompat lompat mengintip ke balik gerbang itu.

Hari sudah gelap. Anna mulai panik takut kalau dia salah alamat, handphonenya juga sudah mati.

"Tapi kayanya bener deh ini rumahnya, bentuknya aja udah nunjukin banget kalo ini rumah pasti rancangan arsitek terkenal" gumam Anna melihat bagaimana bentuk rumah itu dan desainnya yang tidak biasa.

"Tapi kayanya bener deh ini rumahnya, bentuknya aja udah nunjukin banget kalo ini rumah pasti rancangan arsitek terkenal" gumam Anna melihat bagaimana bentuk rumah itu dan desainnya yang tidak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D'amorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang