"pagi, Manis." Sapa hangat seseorang dari pintu kamar. Kamar yang lebih tepatnya hanya sebuah bilik berisi ranjang khusus ditemani dengan tabung oksigen dan sebuah alat berbentuk persegi yang setiap saat hanya menghasilkan bunyi 'ttiiiit ttiitt tiitt' sesuai dengan detak jantung sang pengguna nya.
Seorang yang menyapa tadi kini melangkah maju menuju sosok yang tengah terbaring lemah diatas ranjang khusus itu.
Tanpa suara, hening dengan sebuah senyuman yang terus Ia tampilkan.
"Hay, gimana kabarmu?" kalimat keluar dari bibir sang empu yang terlihat sedikit bergetar.
"Sampai kapan mau membuatku jadi gila?" katanya lagi. Percuma, Ia tahu itu semua percuma, sosok yang terus membuatnya bertanya itu tengah asik dengan mimpinya, entah itu mengenai apa, tak ada yang dapat mengetahuinya.
"Hay, kamu lagi mimpi apasih? sampe gak mau bangun?" tanyanya lagi. Tapi tetap tak mendapat respon dari sosok yang tengah terbaring itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor (Hiatus)
Teen Fiction[Judul lama -Kaylana] -Petrichor, bau tanah yang muncul setelah hujan. __________ Sama halnya dengan judul, kisah ini layaknya hujan pertama yang turun membasahi tanah setelah melewati musim kemaraunya. Tentang kasih, ragu, rindu, pilu yang meluap...