3

1K 113 10
                                    

Buka puasa kali ini, Sooyoung mengajak anak anaknya dan Sunny makan di restoran langganannya. Ini pertama kalinya mereka bisa kumpul bareng dengan anggota lengkap semenjak 5 tahun terakhir. Kali ini juga lebih spesial karena Sooyoung menyuruh anak-anaknya untuk mengundang teman mereka.

Semuanya terlihat bahagia kecuali Sunny yang dalam hati ketakutan. Kok bisa? Sunny pasti tahu hal buruk akan terjadi pada restoran yang mereka datangi jika Sooyoung dan anak keduanya, Binnie, berada pada satu meja. Lihat saja, mantan suaminya itu sedang makan sop ayam porsi ke 6 nya dan Binnie juga tak kalah karena sudah menghabiskan 3 porsi daging panggang yang per porsi seberat 300 gram. Anak bapak sama aja.

"Iri deh sama Binnie, makannya banyak tapi masih kurus gitu tubuhnya." celetuk Eunbi yang duduk di samping Chaeyeon.

"Yaelah, babe. Gausah iri. Kamu tuh udah cantik, harus bersyukur dengan apa yang dimiliki." Chaeyeon bersabda dan seluruh laki laki disana kecuali Sooyoung bertepuk tangan.

"Chaeyeon ngomong gitu? Pasti ada maunya mbak itu." SinB mengangkat dagunya.

"Eunbi, jangan kemakan omongan buaya kayak Chaeyeon. Keenakan nanti tuh bocah." Seulgi menambahi yang kemudian dicubit Irene di pinggang.

"Kamu juga gitu ya..." Seulgi hanya tersenyum malu ke arah wanita yang lebih tua darinya itu.

"Dek, diajarin siapa lo bisa ngomong kayak gitu?" Binnie menatap adiknya takjub dengan mulut penuh makanan.

"Ih, dihabisin dulu itu yang di mulut." Jiho memukul pundak Binnie.

"Kalian cuma syirik." Respon Chaeyeon sebelum memasukkan daging ke dalam mulutnya.

"Ngomong-ngomong, Tante Sunny kenapa nggak makan?" Irene bertanya kepada mentornya.

"Nggak apa apa kok. Cuma kurang nafsu makan aja." Sunny memaksakan senyumannya.

"Kamu sakit, sayang?" Sooyoung langsung gercep memberikan perhatiannya.

"Udah kamu lanjut makan aja. Cuma pusing kok. Nanti juga sembuh sendiri." Sooyoung masih tidak percaya, namun menurut karena takut membuat yang lain tambah khawatir. Untungnya, si bungsu Choi membuka suaranya dan perhatian teralihkan.

"Kakak-kakak....semalem Chaeryoung mimpi aneh tau gak?" Chaeryoung meletakkan dagunya di atas tangannya.

"Mimpi apa lo? Jatuh miskin?" Yewon dengan santainya berkata selagi mengaduk es teh manisnya.

"Bukan elah. Gue semalem mimpi kita punya adek baru..."

"Chaer, Lo kesepian? Kalo kesepian ngomong. Lo kan punya 4 kakak yang bisa lo ajak main, kok masih mau nambah saudara lagi." SinB melihat Chaeryoung aneh.

"Guyonan lo nggak lucu tau nggak. Nanti kalo pembagian warisan, semakin dikit nanti bagian kita." Seulgi sebagai anak pertama bersuara. Ia hanya tidak ingin jatah warisannya berkurang lagi, meskipun harta emak bapaknya nggak akan habis dalam 1000 tahun.

"Udah ah kagak usah dibahas. Bikin canggung aja." Yewon berusaha menenangkan tensi yang terjadi diantara saudara-saudaranya. Tanpa mereka ketahui, mantan Nyonya Choi yang berusaha menenangkan dirinya ini, berkeringat dingin dan nervous. Sesekali melirik pria jangkung yang sepertinya tidak terlalu menggubris pembicaraan anak-anak.

'kalo mereka tau gimana ya.....'

















"Kamu itu lagi hamil ngapain sih repot repot ke rumah papi segala. Mending kamu istirahat di rumah aja."

Taeyeon menatap Seohyun yang sibuk menata makanan di atas meja dengan cemas. Lalu kemudian melirik menantunya yang sibuk cuci piring di dapur.

"Kwon, sebagai suami yang baik kok kamu membiarkan istri kamu bekerja sih? Saya dulu waktu Tiffany hamil Seohyun, nggak ada tuh Tiffany masak, nata meja, bersih bersih rumah, apalagi berkebun."

'mulai deh ni tua bangka..... ngomel terosss...tau gini mending gue ngajak Seohyun buka di rumah papi.' batin Yoona selagi berusaha menahan emosinya.

"Itu Seohyun sendiri kok yang pengen. Yoong tadi udah ngelarang, tapi aku pengen berkebun. Lumayanlah sebagai olahraga." Yoona menarikan tarian kemenangannya dalam hati. Mampus lu Tatang.

"Yaudah deh. Tapi kalo suami kamu ini macem macem bilang aja sama papi. Biar papi sunat sampe habis." Pria bermarga Kwon tersebut langsung reflek memegangi kemaluannya.

"Terus nanti paps dapet cucu darimana?" Yoona berbalik dan tersenyum jahil ke arah mertuanya.

"Kwon....."

"Paps-paps....udah mau jadi kakek masih aja nyari gara gara sama menantu sendiri. Gue ajak kabur anak lo tau rasa." Yoona bergumam, Taeyeon mendengarnya tapi Seohyun tidak.

"Apa Lo bilang?!" Taeyeon memelototi anak sahabatnya itu.

"Peace, paps. Peace."

"Semoga aja cucu gue nggak kayak lo....bisa hancur keturunan gue."

"Santuy paps. Bisa dipastikan Gen Kwon akan mendominasi cucu paps. Jadi pasti gedenya bakal ganteng kayak papanya." Yoona semakin menjadi dan menepuk pundak Taeyeon.

"Percuma ganteng tapi bangsat...."

"Papi! Ngomong apaan sih?!" Seohyun memukul bahu Taeyeon.

"Nggak kok, sayang. Papi bercanda." Yoona tertawa puas menjahili ayah mertuanya satu ini.





















"Yul, Hyo, karaoke kuy. Stress gue butuh refreshing."

"Napa Lo? Diusir lagi sama si Melon?"

"Bukan. Bini gue hamil lagi bangsat!"

DURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang