"Cieee, yang bakal punya adek baru cieee...."
"Ahaide, aing kayaknya kudu berguru sama Om Soo. Cebongnya kuat kuat euy."
Binnie memelototi dua kembar anak Om Bomi yang sekarang lagi nungguin Chaeyeon di depan rumahnya.
"Bacot anjing kalian berdua. Mending siap siap tarawih Sono."
"Santuy, mas. Bulan puasa nggak boleh marah." Chaewon berusaha menenangkan, kakak sahabatnya itu. Namun tangannya didorong kasar.
"Galak bener ih, masnya. Btw, tumben Mas Binnie nggak bareng Mbak Jiho? Gelud ya?" Binnie tidak menjawab pertanyaan Yena dan memilih memakai sarungnya.
"Oh....oke deh. Privasi-eh btw itu Bang SinB. Bang SinB woi!!" Yena memanggil SinB yang baru saja menyalakan mesin motornya. Yang dipanggil menoleh dan mengendarai motornya untuk mendekat.
"Upin Ipin ngapain manggil manggil gue? oh ya Mas Bin, adek lo mana? Mau gue ajak bareng nih."
"Adek gue yang mana nih? Adek gue ada 3, yang sombong, yang bangsat, yang polos. Tinggal dipilih."
"Adek lo yang mencintai SinB dong. Alias yang sombong." Ketiganya dibuat jijik dengan perkataan SinB.
"Bang SinB bisa gitu juga ternyata."
"Yaiyalah keturunan Kwon gitu loh."
Dan tepat ketika SinB menyombongkan diri, orang yang dinantinya keluar dari rumah bersama adiknya. Terlihat cantik dengan busana muslimnya. Membuat bungsu keluarga Kwon ini semakin kesemsem saja.
"Yang satu cantiknya membabi buta, yang satu beningnya gak karuan. Mas Bin, tuker nasib yok. Enak bener adik ceweknya cantik cantik, sementara gue harus terjebak satu saudara dengan 2 godzila." Chaewon mengerucutkan bibirnya, matanya tidak pernah lepas dari dua perempuan anak Om Soo.
"Ogah! Nanti lo keenakan trus mau nambah." Binnie memukul kepala Chaewon dan duduk di jok belakang motor SinB, mengejutkan pemiliknya.
"Eh, eh. Maksudnya apa ini Mas...gue mau nebengin Yewon woi."
"Yaelah Yewon udah wudhu! Lagian lo berdua belum sah wei, main pegang pegang adik gue." Gini nih kalo Binnie udah protektif sama adik adik ceweknya.
"Yew, ayo lah....." SinB memelas kepada Yewon yang daritadi hanya menatap mereka datar.
"Ogah. Kemarin gue diboncengin bukannya ke masjid malah nyasar ke cafe depan komplek. Yang jadi imam tarawih waktu itu Om Eunji lagi, jadinya gue disuruh bersihin masjid habis subuh gegara gak ikut tadarus. Sesat lo Kwon. Yok, Chaer." Si kembar dan Binnie tertawa puas melihat SinB ditolak mentah mentah.
"Sesat sih lo. Udah tau adek gue kalo diajak yang aneh aneh nggak mau."
"Jancoeg lo mas." SinB misuh keras dan hanya bisa menatap kepergian Yewon dari belakang. Karena perkataan SinB yang terlalu keras, Irene dan Eunbi yang juga siap siap ke masjid tertegun mendengar suara merdunya ketika misuh.
"Siapa itu yang misuh?! Mulutnya bagus sendiri emang?"
"Kabor njir, duo Mak lampir datang." Yena dan Chaewon langsung berlari menuju masjid.
"Mbih, cepetan njing. Bisa digeprek duo Tante Tante nanti kita." Binnie memukul bahu SinB untuk menyuruhnya bergegas.
"Kwon SinB, Choi Yoobin!!! Mau kemana lo pada?!" SinB langsung ngegas menuju masjid mendengar teriakan anak ketiga Om Tatang.
"Ada apaan sih kamu teriak teriak gitu?" Chaeyeon bertanya kepada pacarnya yang terlihat emosi. Ia baru saja selesai wudhu dan sekarang mau berangkat ke masjid bareng akangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN
ФанфикPara duda keren zaman now yang siap menemani ngabuburit para tante-tante dan daun muda.