Two🍁

65 12 0
                                    

🕊 Happy Reading 🕊

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan semua kegiatan sekolah telah berakhir, Alana merapikan semua peralatan belajarnya melihat sekilas kearah sahabatnya saat dirasa pria itu menyikutnya lalu kembali merapikan perlengkapannya

"Lo dijemput?"

"hmm"

"Udah nelfon?"

"hmm"

"Yang bener lo, jangan hmm hmm aja"

"Udah" Alana kembali menatap kearah sahabatnya itu, ia meyakinkannya

Bukannya apa-apa hanya saja Juna khawatir sahabatnya itu hanya tidak enak untuk merepotkannya dan memilih berbohong seperti yang sudah-sudah, mengatakan bahwa dirinya sudah menelpon padahal handphonenya sudah kehabisan daya dan berakhir harus jalan kaki, padahal Alana tau jarak rumahnya dan sekolah cukup jauh jika harus berjalan kaki, lagipula perempuan itu tidak sekuat itu

"Yaudah yok turun"

"Duluan aja"

"Yok bareng aja, sese--"

"Masih rame jun"

Oke Juna lupa, lagi

"Yaudah kalo gitu gue tungguin aja ya"

"Gausah"

"Gapapa, daripada lo send--"

"Udah bias--"

"Bisa gak sih kalo gue ngomong jangan dipotong mulu? pokoknya gue tungguin lo disini, sampe dijemput. titik!" Ujarnya kesal

"Terserah"

Keduanya menunggu dalam hening, tak ada yang mencoba buka suara. Alana sibuk dengan novelnya sedangkan Juna? entahlah yang pasti dia kesal terhadap gadis disebelahnya, keras kepala.

15menit berlalu, sekarang keadaan lantai ini sudah benar-benar kosong hanya bunyi jarum jam yang terdengar diantara sayup sayup angin sore. Ponsel Alana berbunyi, memecah keheningan diantara dua sejoli yang sejak tadi bungkam

"....."

"Iya Ana turun sekarang ya mang" Hanya itu jawaban yang keluar dari bibir Alana sebelum sambungan itu diputuskan, nadanya bicaranya lembut, sangat berbeda dari Alana yang biasanya

Alana memakai tasnya dipunggung, juga mengangkat novel yang sempat ia taruh diatas meja lalu beralih menatap seseorang disebelahnya yang sedari tadi juga memperhatikan pergerakannya

"Ayo turun"

Juna menarik lengkungan dibibirnya, lalu ikut berdiri menyusul Alana

"Ayo"

🕊🕊🕊🕊

Elano mengusak rambutnya dengan handuk, ia baru saja selesai mandi ketika ponselnya berdering menandakan panggilan masuk dari seseorang, ia mengambil ponselnya dinakas menekan tombol hijau lalu menyelipkannya ke telinga

"Kenapa bay?"

"Lo sibuk?"

"Kenapa emang? lo mau ngajak gue clubbing? astaga bay, tobat lu" omelnya

"Sinting, gue mau kasitau sesuatu yang penting nih"

"Yaudah ngomong aja cepetan"

"lu ke bandara gih!"

"Dih?ngapain?males banget"

"udah burun pergi"

"Gakmau, gue mag--"

"Dia udah pulang el"

Hanya itu yang bisa Elano dengar sebelum sambungan yang diputus secara sepihak dari Bayu, bibirnya masih kelu mencoba mencerna kembali seseorang yang dimaksud 'dia' sampai iris matanya bergerak menuju bingkai foto kecil disudut kamar, ia menemukan jawabannya. El mulai menggerakkan tungkainya, mengambil asal jaket di lemari lalu bergegas










ELEANA  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang