🧩satu 🧩

943 60 13
                                    

   Tolong tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya guys. Selamat membaca(~‾▿‾)~

    Alina Cyra Ghaitsa , seorang gadis yatim piatu bekerja menjadi tenaga pendidik di sebuah taman kanak-kanak , faktor pendidikan membuat ia tak bisa banyak memilih pekerjaan , ditambah ia memang senang dengan anak-anak.

     Saat ini Alina sedang mengawasi anak-anak kelasnya di area bermain. Senyuman tak pernah pudar dari wajah Alina saat melihat anak-anak muridnya bermain dengan riang dan gembira.

     Dilain sisi , tampak seorang pria bersama seorang wanita paruh baya berada di minimarket tak jauh dari taman kanak-kanak tersebut.

"Biii , Asa mau es krimmm , yang banyakkk" tutur Zayan atau yang kerap dipanggil Asa dengan semangatnya.

"Aduh den , inget kata mama aden aden gak boleh jajan banyak-banyak nanti sakit perut  , aden mau disuntik sama pak dokter?" ucap Bi Minah , wanita paruh baya yang sudah mengasuh tuan mudanya itu dari masih bayi.

"Huaaaaa Asa gak mau bii , Asa gak mau disuntik pak dokter" tolak Zayan dengan menangis tersedu-sedu. Orang-orang yang berada di minimarket yang melihat kejadian tersebut pun menatap Zayan dengan pandangan aneh. Bayangkan saja , pria dewasa menangis tersedu-sedu di sebuah minimarket hanya karena takut disuntik oleh dokter.

"Udah denn , jangan nangis , malu atuh aden diliatin orang , hayuk jajan aja" ucap Bi Minah setengah panik. Seolah tersihir dengan ucapan Bi Minah , Zayan pun berhenti menangis dan menatap sekelilingnya. Ia merasa takut dengan tatapan yang dilontarkan orang-orang.

"Hikss, Asa nggak mau , Biii. Asa mau di mobil aja sama Pak Karto. Bibi aja yang belanja." ucap Zayan dengan sisa tangisnya.

"Yaudah, aden bisa kan ke mobil sendiri?" tanya Bi Minah memastikan. Zayan pun menangguk sebagai jawaban. 

   Kemudian Zayan berlalu ke luar minimarket tersebut , namun tak sampai hingga ke parkiran, Zayan berbalik arah menuju ke taman kanak-kanak yang berada di bahu jalan tak jauh dari minimarket tersebut. Dengan melangkah riang Zayan pergi ke taman kanak-kanak tersebut.

     Dari kejauhan Alina melihat seorang pria mendekat ke arahnya dengan langkah yang riang bahkan sudah meloncat-loncat saking senangnya.

    "Tapi tunggu dulu , siapa pria itu?bukankah ini baru jam 9 , apakah ia ingin menjemput anaknya , tapi pulangkan jam 10?" tanya Alina di dalam hati.

     "Ah sudahlah , lagipula itu bukan urusanku , mungkin pria itu memang ada kepentingan yang mendesak sehingga harus menjemput anaknya" lanjut Alina di dalam hati.

     Sedangkan Zayan yang sudah sampai di taman kanak-kanak tersebut berbinar melihat banyaknya wahana permainan disana. Dengan langkah ragu Alina mendekati Zayan.

"Permisi , apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Alina kepada Zayan. Namun , tak ada tanda-tanda Zayan merespon pertanyaan yang dilontarkan Alina tersebut.

"Mas mau cari anaknya ya? Siapa namanya? Biar saya bantu carikan." tawar Alina.

"Anak? Asa nggak punya anak kak. Asa kesini mau main , boleh nggak kak Asa main sama temen-temen disini?" ucap Zayan. Alina yang mendengar hal tersebut pun sontak mengeluarkan wajah keheranan. Namun , Alina tetap mengiyakan permintaan Zayan tersebut. Dengan riang Zayan bermain di wahana bersama anak-anak kecil tersebut.  

     Silih waktu berganti , kini sudah jam 10 dan bel berbunyi sedari tadi , ini artinya para murid taman kanak-kanak itu harus kembali ke rumah. Zayan yang melihat teman-teman barunya telah dijemput oleh orang tua merengut kesal. Dengan jalan menghentak-hentakkan kaki dengan kuat Zayan menghampiri Alina.

"Hufttt" dengus Zayan setelah berhasil duduk di samping Alina.

"Hai, kamu kenapa?" tanya Alina.

"Ihhh , Asa kesel temen-temen Asa udah pada pulang. Asa kan baru sebentar mainnya" tutur Zayan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Temen-temennya kan cape , kan udah dari pagi disini. Temen-temennya juga harus makan sama tidur." jawab Alina sambil mengelus pucuk kepala Zayan. 

   Sebenarnya Alina sangat gemas dengan Zayan apalagi setelah melihat Zayan mengerucutkan bibirnya. Ingin sekali Alina mengecup bibir tebal itu.

"Astaga apa yang aku pikirkan" rutuk Alina di dalam hati.

"Eh, ngomong-ngomong , nama kamu siapa?" tanya Alina.

"Nama aku Zayan Harsa Avicenna, kamu bisa panggil aku Asa, oke!Kalau nama kamu siapa?" jawab Zayan dengan semangatnya.

"Nama aku Alina Cyra Ghaisa"ucap Alina. Setelah mendengar nama lengkap Alina , Zayan berfikir sejenak , ia menaruh jari di dagunya.

"Nama kamu kepanjangan , Asa susah menghafalnya" ucap Zayan dengan polos. Alina yang mendengar hal tersebut pun terkekeh kecil.

"Dasar tidak sadar diri , padahal namanya juga panjang" batin Alina tertawa geli

"Eummm, bagaimana kalau Asa panggil kamu Lily? Boleh?" tanya Zayan membuyarkan lamunan Alina.

"Tentu saja boleh" jawab Alina sembari tersenyum manis.

"Asa, aku boleh nanya ga?" sambung Alina.

"Boleh, Lily mau nanya apa?" sahut Zayan.

"Em itu bagaimana Asa-" pertanyaan Alina terpotong ketika terdengar sebuah teriakan.

"Ya ampun adennn , aden kemana aja , Bibi sama Pak Karto udah dua jam keliling-keliling nyari aden" ucap Bi Minah dengan berjalan tergopoh-gopoh ke arah Alina dan Zayan. Bisa terdengar dari suaranya Bi Minah memang khawatir dan keletihan mencari Zayan.



©machaowl
Sungailiat, May 7 2020

My Special PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang