Berdiri sekuat raga yang terus menghakimi
Berpacu pada waktu tak kenal kata tunggu
Kaki tak mau henti
Sebelum waktu berkompromi dengan hatiNaas...
Nasib tak sebaik mimpi nak..
Rangkaianmu pun bisa patah, berkeping tanpa bisa berbenah
Saat semua tak lagi sama dan kamu mulai bertanya..Mengapa hujan turun lalu angin berdesir ? Ketika akal dan hati tak bisa berpadu dalam satu pikir
Mengapa petang lalu gelap menyergap ?
Ketika mata dan kepala tak berada dalam satu tatapMeliput kalut yang kian mencekam
Demi senang datang meredam
Kembali sendiri, padam..
Dalam Malam dalam Salam pada yang Maha memiliki.Blitar, 1 Mei 2020