9. KISAH SAHABAT NABI: ABDULLAH BIN UMMI MAKTUM, PAHLAWAN TUNA NETRA

138 16 3
                                    

Dalam sejarah Islam, ia dikenal memiliki ilmu dan adab istimewa yang dikaruniakan Allah kepadanya, menggantikan kebutaan matanya sebagai cahaya dalam pandangan dan pancaran di hati. Sehingga ia dapat melihat dengan mata hati, apa-apa yang tidak dapat dilihat oleh mata kepala orang lain. Hatinya dapat mengetahui apa yang tersembunyi.Bila Rasulullah SAW pergi ke berbagai medan perang, dia selalu ditunjuk menjadi wakil beliau di Madinah, mengimami shalat jamaah di mihrab beliau, dan berdiam di sebelah kiri mimbar dengan khusyuk.

Pada awal sejarah Islam, Abdullah bin Ummi Maktum memperoleh hidayah untuk bergabung bersama orang-orang yang telah memeluk Islam. Ketika itu ia masih muda belia, sehingga hatinya merasakan betul manisnya keimanan. Menginjak dewasa, dia merasakan bahwa ajaran Islam telah menjadikan hatinya bersih, sehingga walaupun matanya tak mampu melihat, namun itu merupakan nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepadanya.

Ibnu Ummi Maktum mempunyai naluri yang sangat peka untuk mengetahui waktu. Setiap menjelang fajar, dengan perasaan jiwa yang segar ia keluar dari rumahnya, dengan bertopang tongkat atau bersandar pada lengan salah seorang kaum Muslimin untuk mengumandangkan azan di masjid Rasul.

Dia selalu bergantian azan dengan Bilal bin Rabah. Jika salah satu dari mereka berdua azan, maka yang lainnya bertindak mengumandangkan iqamat. Namun Bilal mengumandangkan azan semalam untuk membangunkan kaum Muslimin, sedangkan Ibnu Ummi Maktum mengumandangkannya waktu Subuh.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

عَبَسَ وَتَوَلّٰۤى ۙ 
1. "Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,"

اَنْ جَآءَهُ الْاَ عْمٰى ۗ 
2. "karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)."

وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰۤى ۙ 
3. "Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),"

اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰى ۗ 
4. "atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?"

اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰى ۙ 
5. "Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),"

فَاَ نْتَ لَهٗ تَصَدّٰى ۗ 
6. "maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,"

وَمَا عَلَيْكَ اَ لَّا يَزَّكّٰۤى ۗ 
7. "padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman)."

وَاَ مَّا مَنْ جَآءَكَ يَسْعٰى ۙ 
8. "Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),"

وَهُوَ يَخْشٰى ۙ 
9. "sedang dia takut (kepada Allah),"

فَاَ نْتَ عَنْهُ تَلَهّٰى ۚ 
10. "engkau (Muhammad) malah mengabaikannya."

(QS. 'Abasa 80: Ayat 1-10)

Sewaktu ayat ini turun, Rasulullah kemudian memanggil Ibnu Ummi Maktum dan memberinya suatu kehormatan dengan menunjuknya sebagai wakil beliau di Madinah pada saat beliau menghadapi peperangan untuk yang pertama kalinya.

Suatu ketika Abdullah bin Ummi Maktum menyampaikan keinginannya untuk dapat ikut berjihad kepada para sahabat. Tentu saja para sahabat merasa sangat senang karena keutamaan yang dimiliki Ibnu Ummi Maktum. Walau matanya buta, telah lama ia mengharapkan dapat ikut berperang bersama Rasulullah dan pasukan Muslimin.
sedih dan pilu tatkala ayat turun wahyu kepada Rasulullah yang berbunyi, "Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang)."

Ia pun berkata, "Ya Allah, Kau memberiku ujian begini, bagaimana aku dapat berbuat...?" Kemudian turunlah ayat lainnya, "Selain yang mempunyai udzur..."

Kemuliaan seperti apakah gerangan yang lebih tinggi dari penghormatan ini, di mana wahyu diturunkan dua kali lantaran persoalan Ibnu Ummi Maktum; yang pertama merupakan teguran terhadap Rasulullah SAW, dan yang kedua ketentuan berperang bagi orang yang mampu dan berhalangan, termasuk di antaranya adalah Abdullah bin Ummi Maktum.

Walau demikian, Ibnu Ummi Maktum tetap mempunyai hasrat yang kuat untuk berjihad fi sabilillah bersama barisan kaum Muslimin. Dia telah mengutarakan hasratnya berulangkali. Dia berkata kepada para sahabat Rasulullah, "Serahkanlah panji kepadaku, karena sesungguhnya aku adalah seorang buta sehingga tidak akan dapat melarikan diri. Tempatkanlah aku di antara kedua pasukan!"

Sang sahabat yang mulia dan agung ini tidak berakhir hayatnya sebelum Allah mengabulkan hasrat hatinya tersebut. Pada saat Perang Qadisiyah, ia turut berperang sebagai pembawa panji pasukan berwarna hitam. Dialah seorang buta pertama yang turut berperang dalam sejarah peperangan Islam.




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selamat Hardiknas. Semoga pendidikan di indonesia semakin JOSSS.

Selamat juga untuk kakak kakak SMA/SMK yang hari ini sudah lulusss, Walaupun Daring yups.

Engak lupa juga Semoga virus segera dihempas di Indonesiaaaaa dan duniaa.

Sumber:
https://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/05/25/llqwuw-kisah-sahabat-nabi-abdullah-bin-ummi-maktum-pahlawan-tuna-netra
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

9 Ramadhan 1441 H
2 Mei 2020 M

Cerpen Islam (Komplit)😂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang