Setelah bertemu Aomine, Akashi segera membawa Tetsuya pergi. Dengan langkah terseok-seok Tetsuya mengikutinya meski dalam hati menggerutu. Apakah pria ini tidak bisa pelan sedikit?
“pelan-pelan !”. Eluh Tetsuya yang ditanggapinya hanya dengan bahunya yang terangkat.
Pria itu berhenti didepan mobilnya membuat Tetsuya juga berhenti dan memandangnya. Dengan tatapan memerintah seperti biasa,ia menyuruh Tetsuya masuk kedalam mobilnya. Membuatnya melepaskan genggaman tangan dan berjalan mundur.
"Apa ini ?" Tanya Tetsuya dengan pandangan waspada.
"Kau tidak lihat ? Aku menyuruhmu masuk ke mobilku"
“Tidak. Aku kali ini tidak mau mengikutimu” Ucap Tetsuya sambil menggelengkan kepala. Dia takut Akashi akan menculiknya.
Akashi menghela nafas. Dengan paksa dia memasukkan Tetsuya pada mobilnya dan menutup mobil cepat.
“Aku sudah meminta ijin pada keluargamu, kalau mau tau. Ucapnya acuh sesaat setelah mobil melaju pelan.
Mata Tetsuya membulat mendengarnya. Jadi dia sudah merencanakan hal ini ?
"Kau ?! Bagaimana kau bisa kenal orang tuaku ?"
“Hei.. ayolah aku hanya meminta imbalan atas bantuan yang kuberikan padamu” Ucap Akashi tanpa menjawab pertanyaan Tetsuya.
Akhirnya dengan lemas Tetsuya duduk di jok penumpang. Tidak ada habisnya berdebat dengan Akashi. Sebenarnya dia juga memikirkannya. Benar juga apa yang akan terjadi jika Akashi tak ada disana? Apa mungkin Aomine akan melakukan hal buruk kepadanya ?
Tapi bersama Akashi apakah dia di jamin aman juga ? Dia tidak terlalu mengenal orang ini. Selama ini hubungan mereka hanya sebatas Akashi yang sering mengganggunya dan Tetsuya yang sibuk melarikan diri.
Tidak ada yang tahu apa yang Akashi pikirkan.
Bagaimana jika dia benar-benar akan menculiknya ?
Siapa orang yang akan menolongnya ?
Jika dia lapor polisi siapa yang akan percaya padanya ?
Mengingat Akashi sendiri adalah seorang polisi meskipun diragukan kebenarannya.
"Jangan Khawatir. Aku tidak akan melakukan hal buruk kepadamu " Ucap Akashi seolah bisa membaca pikiran Tetsuya dengan senyum yang menyebalkan. Sementara Tetsuya hanya mendelik. Ingin membalas tapi dia terlalu lelah.
...
Setelah lima belas menit perjalanan, mobil itu berhenti di parkiran sebuah caferesto. Akashi turun kemudian segera menuju ke sisi lain untuk membukakan pintu Tetsuya.
“Ayo turun" Tetsuya menelisik kesekitar.
“Tidak bisakah aku mengganti bajuku sebentar?”
Tanyanya pada Akashi yang sudah menunggu di samping mobil. Jika dia belum lupa Tetsuya saat ini masih memakai seragam sekolah. Dia takut orang-orang akan salah paham melihatnya. Akashi menaikkan sebelah alisnya. Tanpa mengatakan apapun dia segera menarik Tetsuya keluar dari mobil.
Tetsuya menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Akashi agar orang-orang tidak melihat wajahnya.
Akashi menarik tangan Tetsuya agar sejajar dengannya.“Tidak perlu malu Tetsuya, lagipula kau cantik kok ”
"Kau mau aku pukul ?" Jawab Tetsuya. Kesal karena dibilang cantik.
"Boleh, asal pakai bibirmu " Balas Akashi genit. Mata Tetsuya terbelalak, wajahnya memerah. Dia ingin mencakar wajah yang tidak ingin dia akui tampan itu atau menjambak sampai habis rambut merah Akashi agar dia tidak lagi punya pesona dan terlalu percaya diri untuk menggoda.
Mereka kini sudah duduk di salah satu kursi empuk direstaurant. Tetsuya mengedarkan pandang ke sekeliling, mengamati suasana restoran berikut para pengunjungnya yang terdiri dari berbagai jenis; mulai dari sepasang kekasih yang menghabiskan waktu bersama, pria-pria tua yang sibuk membicarakan urusan bisnis, serta wanita muda yang menyantap makanannya seorang diri. Kesamaan antara orang-orang yang mengisi meja di restoran tersebut adalah semuanya berkelas dan terlihat kaya.
"Dari dulu aku selalu penasaran, kau polisi asli atau palsu ?" Tanya Tetsuya dengan pandangan menginterogasi.
"Apa aku kurang terlihat meyakinkan ?"
"Sangat. Siapa tahu kau hanya polisi gadungan "
Akashi tertawa kecil. Mungkin karena mendengar kalimat polos yang keluar dari bibir Tetsuya.
"Kau itu lucu Tetsuya"
Pria itu hanya tertawa alih-alih menjawab pertanyaan. Tetsuya memandang Akashi dengan kesal.
Sial. Susah sekali membuat pria ini menjawab tentang latar belakangnya. Bahkan Tetsuya tak menyadari jika Akashi. sudah memesan makanan untuknya. Tetsuya masih ingin membuka suara tetapi urung karena makanan sudah datang.
Mereka makan dalam diam, sesekali Tetsuya melirik Akashi yang juga makan sambil menatapnya tetapi dia lebih memilih mengabaikan tatapan itu. Akashi menatapnya seolah dia adalah makanan lezat yang siap dia santap. Tetsuya sebisa mungkin menepis pikiran aneh yang menghampirinya.
Beberapa saat kemudian ponsel Tersuya berdering, sebenarnya dia tak mau mengangkatnya karena yang tertera disana adalah nama Aomine.
Dari mana dia tahu nomer ponselnya yang baru ? Sudah dua Minggu dia mengganti nomernya agar bisa lepas dari teror.
Tetsuya berdecak sebal karena ponselnya kembali berdering. Memijit pelipisnya pelan. Kenapa ini harus terjadi padanya ? Pada Akhirnya diputuskan untuk mengangkat panggilan dari Aomine.
“Hal-“ Belum sempat Tetsuya menjawab Aomine, Akashi telah merebut ponselnya.
“Berhenti mengganggu istriku”. Ucap Akashi tenang sambil menatap Tetsuya.
Hah?!
Pemilik rambut biru itu melongo ditempat, entah apa yang mereka bicarakan Tetsuya tak bisa mencernanya. Yang dia pikirkan hanyalah kalimat yang diucapkan Akashi barusam.
Dengan emosi Tetsuya mengambil ponsel yang disodorkan Akashi padanya dengan cepat.
Ada apa dengan pria ini? Apa dia tidak tau apa masalah yang akan dia hadapi nanti? Tetsuya berdiri dengan cepat, tetapi Akashi hanya memandang dengan tenang.
“apa anda sadar dengan apa yang anda katakan barusan?”
Hardiknya tapi Akashi hanya diam menatapnya.Tetsuya menggenggam ponselnya erat dan segera melangkah keluar dari café tanpa memperdulikan tatapan ingin tahu dari orang-orang.
Akashi hanya melihat sosok Tetsuya yang mulai menjauh. Dia tidak berusaha mengejar ataupun menghentikannya . Dia hanya menghela nafas panjang dan memperhatikan dengan ekspresi yang tak terbaca.
TBC
Tetsuya banyak tanya disini wkwkk.
YOU ARE READING
A Crime of Stealing A Heart.
FanfictionAwalnya Tetsuya mengira bahwa dia hanya akan kena tilang biasa. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia telah menjadi target utama. Akakuro Fanfiction. Tidak suka tema dan pairing tidak usah di buka. Mungkin akan OOC karena saya lagi bosan 😜