Tetsuya berjalan menyusuri trotoar di tengah kota.
Mulai hari ini dia tidak bepergian dengan motor kesayangan, melainkan kendaraan umum bis dan taksi. Ini karena ayahnya menyita kunci motor Tetsuya, karena dia telah membuat motor yang dibelikan ditahan oleh polisi. Sekarang dia tidak diperbolehkan pergi dengan kendaraan pribadi. Bila perlu Tetsuya diantar oleh supir. Namun Tetsuya menolak karena jika dia diantar sopir, maka dia tidak akan bebas pergi kemanapun. Supir itu akan membuat laporan pada ayah Tetsuya kemana saja dia pergi. Bukan berarti Tetsuya akan pergi ke tempat terlarang, dia hanya ingin menjaga privasi.
Saat sedang berjalan menuju halte bus, Tetsuya melihat kerumunan orang yang menyebabkan lalu lintas terganggu. Karena penasaran Tetsuya mendekat.
"Apa yang terjadi tuan?" Tanya Tetsuya pada seorang pria, beharap dia bisa menjawab rasa penasaran.
Orang itu sedikit kaget saat mendengar suara Tetsuya. Kemudian setelah orang itu tenang, dia menjawab."Sepertinya ada kecelakaan."
Karena penasaran Tetsuya segera bergegas mendekati keramaian disana. Orang-orang mengerubungi polisi yang sedang mengamankan tempat kejadian. Banyak orang berbicara mengenai kejadian kecelakaan itu. Dan seperti yang terdengar, dua orang meninggal dalam kejadian itu.
Tetsuya bernafas lega saat dia sudah berada didepan kerumunan manusia. Berterimakasih karena hawa keberadaan tipisnya, dia dengan mudah terdorong ke depan tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga. Wajahnya menjadi pucat kala melihat manusia yang tergeletak dengan beberapa potongan tubuh yang terbelah, cairan merah kental berceceran dijalan membentuk garis yang panjang. Korban itu terlihat seperti seonggok daging yang terlempar dari tempat pemotongan hewan.
Pantas saja orang itu kaget melihat Tetsuya. Mungkin dia dikira hantu dari korban kecelakaan karena warna kulitnya yang nyaris pucat.
Perut Tetsuya bergejolak melihat kondisi korban kecelakaan, hingga satu tangan menutup matanya dan menyeret Tetsuya keluar dari sana.
Apakah ini hantu yang akan menyeretnya kedalam kegelapan dan membawanya ikut ke dalam neraka?
Tetsuya memberontak dalam cekalan, dia lega karena bisa menarik tangan itu terlepas dari menutup matanya. Tetsuyapun segera berbalik bersiap dengan segala macam kemarahan dan umpatan yang sudah berada diujung tenggorokan.
"Kau ..." Ucapannya terhenti saat melihat orang yang menariknya paksa dari kerumunan orang-orang itu
"Apa yang kau lakukan disana? Kau mengganggu pekerjaan polisi."
"Aku.. aku hanya.." Perut Tetsuya kembali bergejolak saat dia ingat kembali bagaimana kondisi mayat yang dia lihat sebelumnya, sungguh sangat mengerikan dengan badan yang sudah tidak utuh. Tetsuya akhirnya memuntahkan isi perutnya di bawah pohon yang ada di dekat trotoar. Padahal dia baru saja memakan kue vanilla edisi spesial di cafe langganannya.
Dia rasakan pijatan pelan ditengkuknya, dia melihat Akashi berdiri dibelakangnya sambil menyodorkan sebotol air mineral yang diterima dengan cepat. Setelah agak sedikit lebih baik dari sebelumnya, Tetsuya menegakkan tubuhnya.
Dia mengangkat bahunya pelan. Seorang polisi lain menghampiri Akashi melaporkan kejadian. Yang membuat Tetsuya bingung Akashi seperti sangat dihormati, membuatnya penasaran apa pangkat pria itu? Dia sangat tampan dengan wajah seriusnya, terlihat sangat berwibawa dalam waktu yang bersamaan.
Tetsuya menggeleng pelan mengusir pikiran aneh dikepalanya.
"Aku tau kalau aku tampan, tapi bisakah kau tidak memandangku seolah kau akan menerkamku?" Ucap Akashi sambil menatap Tetsuya geli yang membuat pemuda manis itu mendengus.
"Cepat pulang tempat ini tidak cocok untukmu."Lanjutnya sambil menyeret Tetsuya seperti anak kecil. Tersinggung. Tetsuya melepaskan genggaman tangan Akashi kasar.
"Aku bisa berjalan sendiri." Kemudian Tetsuya berjalan mendahuluinya, Akashi mensejajarkan langkah.
"Kau masih marah tentang kejadian di Restoran waktu itu?"
Langkah Tetsuya terhenti melihatnya, tentu saja dia marah. Karena setelah kejadian Akashi mengatakan dia sebagai istrinya. Aomine tak henti-hentinya menghubunginya. Membuatnya harus menulikan telinga saat nama mantan kekasihnya tertera dilayar ponsel. Pasti Aomine sudah mengira jika dia manusia nakal yang suka menggoda pria lain padahal sudah bersuami. Padahal bukan seperti itu kenyataannya.
"Tentu saja aku masih marah. Apa alasan yang membuat Anda mengatakan semua itu? Pernyataan anda tentang.. tentang.." Tetsuya menggigit bibir bawahnya dengan keras dia tak mau mengatakannya.
"Tentang kau menjadi istriku?" Jawabnya enteng.
Tetsuya menegakkan Kepalanya.
"ya! Itu! Pernyataan itu tidak menyelesaikan masalahku malah membuat masalah semakin rumit!"
Tetsuya mencoba menahan amarah agar tidak meneriakkan kata kasar padanya. Tetsuya sangat membenci pria tampan dihadapannya.
Apa? Siapa yang menyebutnya tampan?
Yang pasti bukan Tetsuya.
"Kita harus membicarakan hal ini untuk membersihkan masalah yang telah kau buat."
"Membicarakan hal ini, artinya kau mau bertemu lagi denganku?" Goda Akashi menampakkan senyum seksi. Ditambah kedipan di sebelah matanya, sudah pasti gadis-gadis dan pemuda uke akan langsung pingsan melihatnya. Sebenarnya Tetsuya juga sesak nafas. Tapi dia tidak mau mengakuinya.
"Siapa yang mau bertemu denganmu? Aku ingin anda menjelaskannya di sini."
Tetsuya melihat name tag Akashi. "Akashi-san."Kemudian kembali melotot menuntut penjelasan.
Akashi melangkah pelan meninggalkan Tetsuya yang menatapnya dengan bengis. Pria itu benar-benar menyebalkan.
Kemudian Akashi berbalik sambil mengangkat bahunya pelan, kemudian tersenyum tipis.
Tetsuya menghitung sampai tiga detik. Dia mengumpat dalam. Kenapa pria bernama Akashi itu begitu tampan dan mempesona?
"Cepat atau lambat kau akan menjadi istriku" Ucapnya sambil menyetop taksi.
Tetsuya menghembuskan napas lega. baguslah kalau dia sudah memiliki calon istri. Itu artinya dia akan terbebas dari gangguan Akashi.
Cepat atau lambat kau akan menjadi istriku...
Nafas Tetsuya terasa terhenti kala menyadarinya. Dia jadi istrinya? Apakah orang itu sudah gila?
"Apa? Kau bilang apa tadi?"Sebenarnya Tetsuya hanya memastikan. Semoga ini karena dia belum membersihkan telinga sehingga dia salah dengar.
Akashi mendekat pada Tetsuya pelan. Membuat jantungnya memompa darah lebih cepat dari biasanya, semakin dekat hingga Tetsuya bisa mencium parfum maskulin seorang pria darinya.
"Besok. Aku akan menemui orang tuamu". Bisik Akashi pelan membuat darah Tetsuya berdesir.
"Jangan gila. Kau bercanda kan?" Tetsuya sangat yakin dia bercanda.
Akashi sebaliknya, masih dengan kemisterusannya, menyeret Tetsuya cepat memasuki taksi. Sebelum itu dia mengetuk pintu kaca mobil.
"Jalan Kiseki nomer sebelas." Ucapan Akashi pada sopir taksi menyadarkan Tetsuya kembali. Membuatnya mengerjap pelan.
Tetsuya menoleh pada Akashi yang memberikan cium jauh padanya lalu melambaikan tangannya sambil tersenyum.
Okaa-san selamatkan anakmu ini.
YOU ARE READING
A Crime of Stealing A Heart.
FanficAwalnya Tetsuya mengira bahwa dia hanya akan kena tilang biasa. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia telah menjadi target utama. Akakuro Fanfiction. Tidak suka tema dan pairing tidak usah di buka. Mungkin akan OOC karena saya lagi bosan 😜